Melahirkan Pemimpin dari Sosok Ayah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Aceh – Ruhul Islam anak bangsa adalah sebuah madrasah dibangun oleh sesosok ayah yang menjadi panutan dan kebanggaan baik secara nasional maupun internasional, siapa lain kalau bukan Prof. Dr. H. Syamsudin Mahmud, M.Si. beliau merupakan sosok gubernur yang mumpuni di depan masyarakat Aceh, akan tetapi beliau merupakan sosok ayah, ibu atau segalanya bagi santri, atau alumni dayah yang telah dibangunnya.

Dayah yang telah dibangunnya itu telah mampu menghasilkan sebanyak 23 alumni yang mampu menguasai disegala lini yang ada dalam kehidupan masyarakat, hal ini diperakibatkan oleh sistem yang telah dibangun oleh ayahanda Syamsuddin mampu dipelajari dan diamalkan oleh santri Riab sendiri.

Bahkan, mereka sudah keluar atau tamat dari Riab mereka mampu mempunyai tugas yaitu membuat komunikasi antar-generasi dengan mengajukan konsep yaitu olahraga yang dikenal Faris Cup, hubungan masyarakat yang dikenal dengan sebutan Peusijuek, dan Agama dengan sebutan Berbuka Bersama.

Hari ini pada tanggal 27-Maret 2022 Riab berhasil melakukan Peusijuek yang dipandu oleh angkatan Infininte 20 serta disponsori oleh Yayasan Riab, dan Faris, mereka semua akan memandu angkatan 23 yang baru saja diwisudakan pada tanggal 26 Maret 2022.

Melahirkan Pemimpin dari Sosok Ayah
Foto bersama

Acara ini dipandu seorang duta wisata yang bernama Zuwidah Dewi, lalu acara ini berkati oleh seorang ahli agama yang bernama Rizky Sunni, dan untuk menahkodai lancar acaranya ini maka tantangan untuk menjadi seorang ketua panitia diserahkan kepada sosok Razi Al-Khawarizmi.

“Kami selaku kepanitiaan meminta maaf apabila acara yang kami buat memiliki banyak kesalahan, dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak baik dari Yayasan, Faris, angkatan 23, serta kepanitiaan yang telah mendukung kami sehingga acara ini sukses berkat semuanya, dan kami mengharapkan kepada adek-adek agar silaturahmi jangan hanya dijadikan sebagai salah satu acara ceremonial sehari saja, akan tetapi marilah kita perkuat silaturahmi kita ini baik bersifat ceremonial maupun non ceremonial,” ujar ketua panitia.

Ketua Faris mengatakan setiap yang telah keluar dari sebuah instansi akan disebut sebagai alumni, dan Riab sendiri telah mempunyai sebuah wadah alumni yaitu Forum Alumni Ruhul Islam Anak Bangsa disingkat FARIS. Faris merupakan wadah silaturahmi antar lintas generasi, bahkan Faris ini merupakan anak daripada yayasan Riab juga, hal ini dikarenakan pendirian Faris ini hanya berbeda beberapa tahun setelah pendiri Riab sendiri.

“Untuk sementara Faris ini dipegang oleh seorang dosen UIN yang bernama Rahmad Munazir Lc. MA, namun untuk kedepannya Faris akan dipegang oleh Juris muda yang bernama Faiyyadh Musaddaq, M.H,” ujarnya.

Direktur Madrasah Aliyah Riab Kusnadi, M.A mengharapkan anak-anak murid kami agar mampu meneruskan tongkat estafet yang diamanahkan oleh angkatan-angkatan sebelumnya dan dia meminta agar nama baik Riab ini dijaga serta diharuskan untuk bisa mengharumkan nama Riab.

Ibunda Hj. Khairiah Elida, S.E menuturkan kami dari pihak keluarga Syam mengucapkan terima kasih kepada junior-junior, adik-adik kami yang telah mampu mendalami ilmu di sekolah dan mampu menjadi sosok yang memberikan pengaruh terhadap lingkungan masyarakatnya.

“Kami meminta doa dari semua pihak agar mendoakan ayahanda Syam selalu dilimpahkan cahaya di dalam kuburannya dan ayahanda pasti akan bahagia melihat ini,” ujarnya.

Melahirkan Pemimpin dari Sosok Ayah
Foto di atas merupakan sesi Peusijuk yang dilakukan oleh Yayasan, Direktur, dan Faris yang akan mempeusijuek angakatan 23 yang diwakili ketua angkatannya baik dari pihak cewek maupun cowok.

Setelah itu dilanjutkan pembacaan doa serta penutupan oleh duet protokoler acara yaitu ahli agama dan duta wisata.

Setelah berakhir acara ceremonial maka selanjutnya kiat akan memasuki acara non ceremonial yang berupa makan siang bersama, lalu dilanjutkan dengan sharing shassion yang dipandu oleh sosok ahli bahasa Inggris yaitu Azkia Ashifa.

“Saya mengharapkan agar adik-adik mampu berjuang ditengah kehidupan yang berbeda sebelumnya, disini kalian harus bisa memantapkan niat kalian, dan juga harus mampu mempertahankan semangat kalian agar kalian bisa menjadi seperti kami,” ujar Faiyad Musaddaq.

Sedangkan Shidqi Muntadhar Lc berharap agar kalian tidak melupakan tempat dimana kalian berasal. “Dan juga saya mengharapkan agar kalian mampu membersamai kehidupan kalian di tengah-tengah masyarakat,” ujar Shidqi Muntadhar.

Redaktur : A. Rahim
Reporter : Radja Fadlul Arabi

- Advertisement -

Berita Terkini