Membangun Kelompok Lumbung Pangan, Jalan Alternatif Stabilisasi Harga Beras

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Marlan Ifantri Lase

MUDANews.com – Pangan merupakan kebutuhan paling pokok bagi seluruh manusia di dunia, termasuk Indonesia. Masyarakat Indonesia tidak akan bisa beraktivitas sebelum kebutuhan pangannya terpenuhi. Salah satu komoditi pangan yang paling penting bagi masyarakat Indonesia adalah beras.Setiap masyarakat Indonesia rata-rata  mengkonsumsi beras setiap tahunnya diatas 124kg sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam Negeri pemerintah Indonesia setiap tahunnya mengimpor beras dari luar.

Secara nasional kebutuhan beras masyarakat Indonesia terpenuhi. Namun, dibeberapa daerah terkategorikan rawan pangan, hal ini di sebabkan oleh dua faktor yaitu permasalahan pada jalur distribusi dan ketidakmampuan masyarakat menjangkau harga beras di pasaran. Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian pada tahun 2009- 2016 harga beras mengalami peningkatan 58,65% dari Rp. 6.737/Kg di tahun 2009 menjadi Rp. 10.687/Kg pada tahun 2016. Tingginya  harga beras  sangat berdampak terhadap ekonomi masyarakat sebab ketidakstabilan harga bahan makanan dan makanan jadi merupakan salah satu penyebab utama terjadinya inflasi.

Peningkatan harga beras dipasaran dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor peningkatan harga beras adalah permasalahan keterlibatan agen-agen atau tengkulak yang banyak. Keterlibatan mereka tidak hanya merugikan petani karena membeli beras dengan harga murah tetapi berdampak buruk bagi konsumen karena harga penjualan yang tinggi. Mengatasi keterlibatan para tengkulak dalam permainan harga beras dan rantai distribusi yang panjang dapat dilakukan melalui pembentukan kelompok lumbung pangan menjadi solusi alternatif yang bisa dilakukan pemerintah.

Kelompok lumbung pangan merupakan kelompok yang akan menampung semua beras hasil produksi anggota dalam hal ini petani untuk dijual secara bertahap kepada anggota dan masyarakat sekitar.Hasil yang didapatkan menjadi simpanan kelompok dan nantinya akan dibagika secara bersama. Proses penjualan bertahap yang dilakukan oleh kelompok lumbung pangan akan mampu menghindari petani dari kekurangan beras setelah satu atau dua bulan pasca panen. Saat ini tidak sedikit petani mengalami kekurangan ketersediaan beras pasca panen akibat menjual seluruh hasil produksinya kepada tengkulak. Dapat dikatakan kelompok lumbung pangan adalah sebuah koperasi pangan petani.

Untuk membentuk kelompok lumbung pangan, pemerintah hanya memiliki dua tugas penting. Pertama, membangun Sumber Daya Manusia petani untuk mengelola kelompok lumbung pangan tersebut. Kelompok lumbung pangan tidak akan berjalan maksimal apa bila dikelola oleh orang lain diluar anggota. Kedua, memberikan modal pembentukan kelompok lumbung pangan. Modal besar sangat dibutuhkan untuk membentuk  dan menjalankan kelompok lumbung pangan dan petani jelas tidak mampu menghadirkan modal besar.

Melalui kelompok lumbung pangan atau koperasi pangan petani ini, keterlibatan para tengkulak dapat diatasi. Dengan demikian harga beras dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat, terutama masyarakat yang ekonominya rendah. Akan tetapi, semua hal tersebut tidak akan bisa berjalan tanpa peranan pemerintah. Pemerintah sejatinya bukanlah bagian terpisah dari masyarakat tetapi pemerintah dibentuk untuk mengatur dan menjamin kepentingan mereka, sehingga kehidupan mereka terjamin sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Jean-Jacquas Rousseau dalam proses lahirnya sebuah negara.

Penulis adalah Alumnus FISIP USU, dan Aktivis Pangan Lokal

- Advertisement -

Berita Terkini