Dugaan Suntik Vaksin Kosong di Medan, Begini Kronologinya Menurut Dokter G

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Terkait dugaan suntik vaksinasi kosong ke Siswa SD di Medan. Dokter G menjelaskan kronologisnya, pada tanggal 15 Januari 2022, Ia membaca Whatsapp Grup Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) yang dishare oleh Ketua PDUI Cabang Sumatera Utara (Sumut) dr. Rudi Sambas, isinya membutuhkan tenaga dokter Vaksinator untuk memberikan pelayanan Vaksin di Medan Labuhan yang diselenggarakan oleh Polres Medan Labuhan bekerjasama dengan Pihak Sekolah SD Wahidin dan RSU Delima Martubung.

“Atas informasi tersebut, saya dan beberapa teman sejawat saya menyatakan berkeinginan untuk mensukseskan memberikan pelayanan Vaksin bagi Anak–anak sebagai bagian dari Program Pemerintah mengatasi pandemi Covid-19 dan mencapai target capaian target Vaksinasi di Kota Medan,” kata dokter G dalam keterangan tertulisnya yang diterima mudanews.com, Senin (24/1/2022).

Selain dokter G merupakan dokter yang memiliki sertifikat vaskinator, ada beberapa sejawatnya yang juga ikut serta, beberapa diantaranya dr. S. Tim dokter vaksinator kami bergabung dengan tim Vaksinator dokter dan perawat dari RSU Delima Martubung, dll.

“Saya dan tim vaksinator dibagi tempat penugasan dan saya mendapatkan penugasan di SD Wahidin Medan Labuhan bersama beberapa tim vaksinator lain. Pelayanan dijadwalkan diadakan hari Senin tanggal 16 Januari 2022,” jelasnya.

Kemudian, Senin, 16 Januari 2022 sekira pukul 09.00 WIB, dokter G tiba di lokasi pelayanan vaksin di SD Wahidin. Di Lokasi G mendapatkan informasi bahwa ada sekira 460 anak yang akan divaksin. Di lokasi G melakukan koordinasi, karena pelayanan vaksin ini tidak satu kali G ikuti dan lakukan namun berulang kali.

“Sebelum pelayanan saya melakukan briefing dengan tim vaksinator agar kegiatan berlangsung lancar dan tertib, dalam tim saya dibantu oleh Perawat W dari RS Delima. Meja suntik kami atur sedemikian rupa, agar anak–anak tidak gugup dan takut dengan pelayanan vaksinasi massal,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, pelayanan vaksin dimulai sejak jam 09.00 – 17.00 WIB. Ada 3 meja yang kami siapkan. Di meja pertama, untuk registrasi dan pemeriksaan suhu dan tekanan darah, meja kedua, diisi Perawat/Nakes, untuk memasukkan dosis vaksin ke dalam spuit sesuai dosis dan meja 3, diisi Dokter, untuk menyuntikkan vaksin ke lengan peserta.

Suntikan Vaksin Kosong ke Siswa SD di Medan
Kapolsek Labuhan Kompol Mustafa Nasution, dokter G, orang tua siswa saat mediasi (Foto: istimewa)

“Terkait kasus video saya yang viral, dimana saya dituding menyuntikkan vaksin kosong dari beberapa video yang beredar adalah tidak benar dan menyesatkan,” kata dokter G.

Ia mengklarifikasi bahwa Vaksinasi yang digunakan bersumber dari Polres Medan Labuhan Merek Sinovac. Spuit (jarum suntik) yang disediakan adalah Spuit 0,5 cc. Merek One Jeck 0,5 ml ukuran 14 G, pembuatan juli 2021 (2021 – 07) dan expired Juni 2026 (2026 – 06) Produksi : PT Oneject Indonesia . No Reg : Kemenkes RI AKD 20902400067.

Selama pelayanan, jelasnya, karena sangat ramai, anak–anak didampingi oleh orang tua dan wali masing–masing, sehingga saya tidak mengetahui dan tidak sadar selama pelayanan ada pihak yang mengambil gambar atau merekam. Hal ini tidak saya permasalahkan karena sifatnya untuk dokumentasi, kenangan–kenangan.

Dalam pembagian tugas, katanya, untuk mempercepat pelayanan pemberian vaksin pada anak, maka dalam tim kami sepakati tugas masing – masing. Tim vaksinator dokter melakukan penyuntikkan vaksin dan perawat yang membantu untuk mengambil memasukkan vaksin dalam spuit 0,5 cc yang sudah disediakan.

“Selama pelayanan penyuntikan vaksin sesuai yang terlihat dalam video yang beredar, saya mengambil spuit 0,5 cc yang berada disisi kanan belakang saya dan saya yakini bahwa spuit itu sudah diisi/terisi vaksin (vaksin dimasukkan oleh Perawat W) yang posisi berada dibelakang saya,” lanjutnya.

Prosedur yang dilakukan oleh Perawat W adalah mengambil spuit 0,5 cc Merk One Jeck dalam Kotak Spuit yang masih baru dan bersegel, menyobek kertas segel Spuit 0,5 cc, mengeluarkan Spuit 0,5 cc dari dalam kemasan, membuka Segel Aluminium Vaksin, menusuk Karet Vial Vaksin, menarik Dosis Vaksin sebanyak 0,5 cc ke dalam Spuit, memasukkan kembali Spuit yang sudah berisi Vaksin ke dalam kertas pembungkus spuit, meletakkan vaksin yang sudah berisi ke dalam Box Spuit.

Sedangkan Prosedur yang dilakukan oleh G selaku dokter adalah memanggil Peserta Vaksin untuk duduk dengan mengangkat lengan baju hingga setinggi bahu (terkadang saya membantu peserta untuk menaikkan baju keatas setinggi bahu), melakukan Disinfeksi membersihkan dengan alkohol swab di lokasi yang akan disuntikkan vaksin.

Selain itu, sambungnya, mengambil spuit 0,5 cc di dalam box spuit yang saya yakini sudah di isi vaksin sesuai dosis oleh Perawat W, melakukan suntikkan vaksin secara intramuskular di daerah lengan kiri atas menggunakan spuit yang saya ambil (saya yakini sudah berisi vaksin yang berada dibelakang kursi saya) dan menyuntikkan hingga terdengar bunyi ”klek” (bunyi ini menandakanbahwa spuit telah mendorong vaksin masuk kedalam tubuh dan patah sehingga tidak bisa digunakan kembali).

“Terhadap tudingan saya menyuntikkan vaksin kosong adalah tudingan yang menyesatkan dan saya bertanggungjawab dan menyakini dengan sungguh – sungguh sesuai sumpah profesi saya bahwa saya yakini suntikan yang saya berikan adalah berisi vaksin yang telah diisi oleh sejawat saya,” tegas G.

Terkait viralnya video viral itu, kata G, sudah ada pertemuan Mediasi dengan Pihak Keluarga, Sekolah dan Kapolres pada keesokan harinya Selasa, 17 Januari 2022 sekira pukul 17.00 WIB di ruang rapat sekolah yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, Guru – guru, Pihak Keluarga, vaksinator, sejawat.

Dalam pertemuan mediasi tersebut yang dipimpin oleh Kapolsek Labuhan Kompol Mustafa Nasution, telah diberikan penjelasan dan pemahaman bahwa apa yang Dokter G suntikkan benar adalah suntikan yang telah berisi vaksin yang telah diisi oleh Perawat W ke dalam spuit.

“Namun apabila pihak keluarga masih belum yakin, dapat diberikan suntikan ulang kembali. Namun pihak keluarga menolak untuk disuntikkan kembali karena sesuai pengakuan dan keyakinan dari penjelasan dokter dan perawat bahwa sudah benar dan diyakini suntikkan tersebut telah berisi vaksin dan telah disuntikkan jadi tidak diperlukan lagi suntikan ulang. Dan keluarga menerima penjelasan dan klarifikasi tersebut,” pungkas Dokter G. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini