Anak Pasien Keluhkan Oknum Dokter di Langkat Soal Rapid Antigen

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Langkat – Anak pasien Zainuddin AMA bernama Ustadz Ibrahim Fansyuri SPdI mengeluhkan pelayanan oknum dokter di RSU PB Wampu Langkat Sumatera Utara berinisial dr LRG, Senin (6/12/2021).

Ibrahim bersama ibunya membawa ayah Zainuddin berobat ke RSU PB Langkat.
Karena ayahnya ada riwayat penyakit sesak atau asma sejak 2016. Kami disambut dengan senyuman dan kursi roda di depan RSU tersebut.

“Setelah ayah saya dibaringkan lalu diberi oksigen, perlahan pernapasan ayah saya membaik. Lalu kami disarankan oleh dokter supaya menginap. Tapi, dengan catatan harus test ravid antigen,” kata Ibrahim yang juga Ketua Gerbang Malay Kabupaten Langkat itu.

Ia dipanggil ayahnya, kemudian ibu dokter tersebut menyampaikan prihal harus test ravid antigen. “Saya jawab, kami siap menginap. Tapi sebelum-sebelumnya, bahkan ketika Covid sangat hangat-hangatnya, kami juga sudah pernah menginap di RSU tersebut dan tidak ada syarat yang disebut Bu dokter tersebut,” ungkap Tokoh Masyarakat Langkat itu.

Ibrahim memohon agar ayahnya menginap tanpa Test Antigen. “Lalu ibu dokter tersebut, bilang ini SOP nya. Akhirnya, kami tidak menginap di rumah RSU tersebut. Karena tidak mau tes-tes itu, tapi mereka punya rekam catatan penyakit ayah saya, mulai dari RSU B Binjai sampai dibukanya RSU PB Langkat,” kata Ustadz Kondang Kabupaten Langkat itu.

Tapi, sambung Ibrahim, yang membuatnya merasa kecewa, kata oknum ibu dokter harus tanda tangani surat pernyataan tidak bersedia menginap. “Lalu ditandatangani ayah saya,
yang lebih parahnya lagi, ayah saya tidak diberi obat apapun seperti biasanya dengan alasan tidak mau nginap,” kata Ibrahim.

Catatan untuk oknum dokter, ayahnya pansiunan golongan 4 B, tiap bulan itu dipotong, bukan gratisan-gratisan. Tapi dengan lapang dada ayahnya menyatakan ya sudahlah Ibrahim, ayok kita pulang.

“Tapi emak mau ayah saya dibawa ke Tandam ke Klinik Asia Medical. Alhamdulillah, diperiksa di suntik diberi obat lalu pulang. Dan Alhamdulillah, ayah saya sehat Wal Afiat dan baik-baik saja. Salam dari saya untuk oknum dokter, mudah-mudahan apa yang dialami oleh ayah saya tidak terjadi kepada ayah Bu dokter. Salam Akal Sehat,” pungkasnya.

Sementara, salah seorang petugas RSU PB Langkat mengatakan walapun Covid-19 sudah berkurang, jika pasien ingin dirawat inap memang SOP nya harus Rapid Antigen.

“SOP dari Rumah Sakit memang seperti itu, mau dirawat inap, daripada kecolongan,” sebutnya saat ditemui mudanews.com di RSU PB Langkat. Ia memberikan nomor telepon dan menyarankan untuk menghubungi Koordinator Perawat RSU PB Langkat, Ibu Putri.

Atas sarannya itu, mudanews.com menghubungi Putri, Ia mengatakan semua pasien yang masuk RSU PB Langkat harus waspada dengan dilakukan Screening.

“Kalau negatif yang kita rawat Inap seperti biasa, kita kan harus waspada ke semuanya, memang sudah pernah sakit dan sesaknya sudah lama, tapi tidak ada yang menutup kemungkinan tertular Covid gitu. Namanya kita waspada, waspada untuk siapa? waspada untuk tenaga kesehatan, pasien lainnya, keluarganya, untuk semua yang ada di sekelilingnya,” kata Putri ketika dihubungi mudanews.com.

Terkait tidak rawat inap dan tidak dikasi obat dengan oknum dokter atau perawatnya. Ia menjelaskan kalau pasien menolak rawat inap, bearti dia tidak mau diobati, kita tidak berani memberikan obat.

“Seandainya nanti dirumah ada apa-apa dengan obat yang kita kasi, siapa yang mau menanggung jawabin seperti itu, tapi kalau seandainya pasiennya tidak diajurkan rawat jalan, bisa rawat jalan. Itu kan bisa diobati rawat jalan, berarti dokternya bertanggung jawab penuh atas semua pasien. Kalau seperti itu, sudah diajurkan rawat inap, rupanya pasien tidak mau, kita tidak bisa mengasi obat,” jelas Putri.

Jika memang sekarang hendak ulang lagi rawat inap, saran Koordinator Perawat RSU PB Langkat itu, bawa saja lagi ke Unit Gawat Darurat (UGD), tidak apa-apa.

Zainuddin sudah terdaftar di RSU PB Langkat. “Itukan sudah terdaftar sakitnya kemarin, ini sesak lagi rupanya dianjurkan rawat inap, supaya tuntas pengobatannya supaya tidak sesak, pasien tidak mau, alasannya dengan karena di sweb antigen. Kalau memang tidak positif, kan gak kita bilang juga negatif. Tidak ada istilahnya Rumah Sakit itu mengcovid-covid kan orang itu gak ada. Kalau negatif, kita bilang negatif,” tegasnya.

(red)

- Advertisement -

Berita Terkini