Di Tengah Pandemi, Kepsek SMPN 2 Rantau Utara Cekik Wali Murid, “Atribut Di Patok 175 Ribu”

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Labuhanbatu – Kinerja dan kebijakan Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 2 Rantauutara Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara (Sumut), Sugiharto  dituding berbanding terbalik dengan kebijakan Pemerintah yang sedang mengupayakan berbagai kebijakan untuk menyelamatkan perekonomian dan kesehatan masyarakat, di masa penanggulangan pandemi Covid-19, Sabtu (17/07/2021).

Dimana saat ini perekonomian sedang mengalami tekanan yang berat, baik dari sisi penerimaan negara maupun pengeluaran. Sisi permintaan masyarakat juga mengalami shock, karena konsumsi dan investasi sangat menurun, penerimaan APBN pun berkurang sementara pengeluarannya terus bertambah untuk penanganan wabah, penambahan jaminan sosial untuk masyarakat yang kehilangan penghasilan dan support dunia usaha.

Kebijakan, Sugiharto selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 dalam rangka penerimaan murid baru secara online. Sejak Senin tanggal 28 Juni s/d 3 Juli 2021 kemarin dinilai sangat mencekik leher sedikitnya 224 calon wali murid.

Pasalnya, di tengah pemerintah sedang mengkhawatirkan Pandemi Covid-19, pihak sekolah melalui Koperasi Sekolah disebut-sebut mengambil kesempatan dalam menjajakan bisnis Atribut Sekolah yang mematok harga yang tidak masuk akal.

Hal, itu terungkap sesaat salah seorang wali murid mengeluhkan mahalnya harga atribut yang diberikan pihak sekolah kepada wartawan, wali murid yang berdomisil di seputaran  Jalan WR Supratman itu mengaku harus mengeluarkan kocek seharga Rp.175.000 untuk sepasang Baju olah raga dan dua pasang Simbol Sekolah.

“Udah mahal, bajunya juga tidak memiliki kwalitas yang bagus,” cetusnya.

Menurutnya, pembelian baju olah raga kepada seluruh calon murid SMP Negeri 2 Rantauutara dinilai hanya akal-akalan pihak Kepala Sekolah dan Koperasi untuk mengambil keuntungan di saat masyarakat sedang mengalami kesulitan ekonomi lantantara Pandemi Covid-19 yang tak kunjung menghilang.

“Aneh, sudah hampir setahun anak-anak sekolah tidak belajar tatap muka dan terus diperpanjang sampai waktu yang belum ditentukan, lantas pakaian itu dibeli mau buat apa,” keluhnya.

Kepada wartawan, R. Siregar Wali Murid yang kesehariannya sebagai penarik becak itu berharap agar Pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu agar meninjau kinerja dan kebijakan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Rantauutara tersebut.

Sementara, Sugiharto saat dikonfirmasi wartawan tidak membantah terkait adanya penjualan atribut sekolah tersebut. “Ya, kita hanya menyetujui, dikelolah pihak koperasi sekolah,” imbuhnya. (Dian)

- Advertisement -

Berita Terkini