Ribut-Ribut Soal Ornamen Melayu, Kadis Pariwisata Langkat: Ayo Kita Diskusi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Langkat – Beberapa hari terakhir, ribut-ribut di media sosial,  mempertanyakan ornamen melayu disejumlah kantor di Lingkungan Pemkab Langkat bahkan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Langkat.

Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata dan Kebudayaan Langkat Hj Nur Elly Heriani Rambe menyampaikan bahwa di kantornya sudah memiliki ciri khas melayu.

“Kalau kalian masuk ke ruangan saya, mungkin ciri khas melayu sudah ada saya buat disitu, saya pakai balai melayu. Intinya kalau kalian ke ruangan ibu, sudah ada ciri khas melayu,” kata Hj Nur Elly saat dihubungi mudanews.com melalui telepon seluler mengaku berada di Desa Telagah Sei Bingai Langkat Sumatera Utara, Selasa (28/9/2021).

Elly menegaskan sangat cinta dengan budaya melayu. “Itulah sakin cintanya saya dengan melayu,” ujarnya.

Ia sudah membaca beberapa berita tentang ornamen melayu di Dinas Pariwisata Langkat. “Sebenarnya setelah aku baca pemberitaan itu bahwasannya dinas pariwisata. Cobalah aku tanya dulu, kalau lah memang itu tidak ada, apakah Dinas Pariwisata saja yang tidak ada ornamen melayunya, logika kita lah?” keluhnya.

Oleh sebab itu, Elly mengajak seluruh elemen masyarakat dan tokoh melayu untuk berdiskusi dan memberikan solusi. “Kalaulah memang ada yang kurang jumpai saja, jangan langsung di ekspos, seharusnya begitu, bagaimana kita buat, begitu maunya. Tapi intinya saya, kalau memang ada sesuatu hal yang dicocok, ayo dong kita diskusi, bagaimana kita buat,” sambungnya lagi.

Terkait dengan makam-makam ulama Langkat dan tokoh melayu terdahulu, Elly menyebutkan Dinas Pariwisata Langkat sudah mendata seluruh makam dan tidak bisa menetapkan langsung sebagai cagar budaya, karena itu memiliki mekanisme secara sistematis. “Tidak bisa kita menetapkan suatu makam itu menjadi cagar budaya, tidak semau kita, ada aturan dan jenjangnya,” jelasnya.

Setelah mendata makam, sambung Elly, lalu membuat kajian, itu semua ada timnya dan baru ditentukan, sebagai cagar budaya atau tidak. “Apakah ini layak dijadikan cagar budaya apa tidak, begitu dia alurnya. Bukan langsung kita tetapkan, ini sebagai cagar budaya. Gak bisa,” imbuhnya.

Elly juga sudah memerintahkan Kabidnya untuk mendata masjid melayu seperti Masjid Azizi Tanjung Pura dan masjid Ar Rahman kelurahan Bingai kecamatan Wampu yang merupakan masjid tertua di kabupaten Langkat.

“Itu pokoknya kami lagi mendata, tahun ini kami pendataan. Saya sudah juga menyuruh Kabid, siapkan data-data kita, yang mana sudah kita data, sudah saya tindak lanjuti,” pungkasnya.

Sebelumnya, Pengurus Besar Majlis Belia Negeri (PB MBN) Langkat menilai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Langkat mengabaikan Visi Misi Bupati Langkat, Terbit Rencana PA. Hal ini terkait diduga sengaja dilenyapkannya Ornamen Melayu di Bumi Langkat bertuah dibeberapa kantor dinas bahkan di kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sendiri serta situs-situs sejarah Melayu Langkat yang diduga sengaja diterlantarkan tanpa adanya upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Langkat bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

“Sudah berapa tahun Kadis Pariwisata dan Kebudayaan menjabat dimasa kepemimpinan Bapak Terbit Rencana PA, tapi sampai saat ini kita nilai belum ada upaya bekerja secara serius dan fokus berdasarkan tupoksinya. Terkait tentang persoalan ornamen Melayu, persoalan kemarin,” ujar Agusma Hidayat selaku Wali Utama PB MBN Langkat pada Kamis (23/09/2021).

“Ditambah lagi, banyaknya situs-situs sejarah Melayu di Langkat ini yang terlantar dan diabaikan, tidak ada upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sendiri untuk menyelamatkannya dengan menetapkan situs sejarah tersebut sebagai benda cagar budaya tingkat kabupaten,” ungkapnya melanjutkan.

Sementara Ketua Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Langkat Dhevan Efendi Rao SH SPd yang sering disapa dengan Buya Dhev meminta kepada Bupati Langkat segera melakukan gerak cepat untuk mengundang para tokoh masyarakat melayu, tokoh budaya, pemuda dan para ulama berdiskusi perihal ornamen Melayu yang kini telah menjadi isu miring dihal khalayak ramai.

Sebab, kata Buta Dhev, jika itu dibiyarkan nantinya bisa menyudutkan perasaan kaum melayu yang menimbulkan keributan dikarenakan tidak adanya lagi sebuah ciri khas Melayu. Karena ada beberapa kantor di lingkungan Pemkab Langkat yang diduga sudah menghilangnya ornamen Melayu.

“ISNU Langkat menyarankan sebaiknya bupati segera bersikap atas hal ini. Dan menempatkan budaya melayu pada tempatnya dengan melestarikan cagar budaya melayu adanya banyak situs sejarah kebudayaan Islam Kebudayaan Melayu di Kabupaten Langkat ini,” tegasnya, Selasa (28/9/2021).

(red)

- Advertisement -

Berita Terkini