MUDANEWS.COM – Makassar – Budidaya Porang dinilai gagal dan tidak cocok dengan tanah di Sulawesi Selatan, selain harganya anjlok dipasaran yang cocok adalah pisang. Sehingga lembaga keuangan akan beralih pada budidaya pisang digalakkan Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin.
Hal itu diungkapkan Kepala OJK Regional VI Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sumapa), Darwisman mengatakan, bahwa setelah budi daya porang digaungkan Sekretaris DPW Nasdem Sulawesi Selatan sekaligus Anggota DPRD Sulawesi Selatan Saharuddin Alrif dan dinilai gagal akibat harganya anjlok dipasaran, Lembaga keuangan beralih pada budidaya pisang yang dicanangkan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar dimana prospeknya sangat menjanjikan untuk kualitas ekpor.
“Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, Asuransi dan seluruh lembaga jasa keuangan dilibatkan dalam membentuk ekosistem bisnis pengembangan budidaya untuk memitigasi resiko setelah sebelumnya program penanaman porang dan bibit tanaman jarak gagal di daerah ini’, papar Darwisman.
Ia menjelaskan, selain harganya anjlok budidaya porang dan bibit tanaman jarak dinilai gagal sebab lahan di Sulsel tidak cocok bagi kedua tanaman ini. Berbeda halnya jika ditanam di Pulau Jawa.
Sebaliknya ucap Darwisman, lahan untuk budidaya pisang sangat cocok dalam hal ini pisang cavendish. Sehingga lembaga keuangan dan seluruh stakeholder mendukung program ini melalui literasi, edukasi dan pendampingan maupun pembiayaan.
“Ekosistem bisnis budidaya pisang ini dibangun agar dapat mengurangi resiko kerugian dan kekhawatiran bagi petani atau pelaku usaha agar hasil panen dapat dibeli serta memberikan kepastian pada calon pemasok pisang dari sisi ketersediaan pasokan,” jelasnya.
Sedangkan untuk mengembangkan budidaya pisang, telah dibentuk tim percepatan akses keuangan daerah yang dapat mendorong akses keuangan untuk masyarakat di Sulsel, guna menyukseskan program budidaya pisang 1 miliar pohon pada lahan 500 ribu haktare, paparnya.
Strategi OJK dalam perannya mengembangkan ekosistem bisnis budidaya pisang, yaitu Pembiayaan Pertanian, Pengelolaan Resiko, Pembiayaan Agribisnis, Pendukung Inovasi Teknologi, Pembiayaan berkelanjutan, Pembiayaan Rantai Pasokan, Konsultasi Keuangan, dan Pengembangan Pasar Keuangan.(is)
