Bangga Menjadi Nahdliyyin

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Hari ini, tepat tanggal 31 Januari 2020, NU (Nahdlatul Ulama) sudah berusia 94 tahun. Angka tersebut bukanlah sekedar angka 94 yang bermakna pengabdian hampir menuju 1 abad NU kepada Indonesia, tanah kelahiran ulama dan nahdliyyin. NU memiliki makna yang berbeda-beda di setiap hati nahdliyyin di seluruh Indonesia.

Bagi saya yang telah dibesarkan NU selama 20 tahun lalu mengawali massa perkenalan dibangku perkuliahan ikut serta menjadi kader PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).

Diriku mulai mengenal NU dan ucapan terima kasih kepada senior ku dan sahabat seperjuangan Gusril yang merekrut ku saat itu dan saling mengenal senior sepuh yakni Abangnda Raja Perlindungan, bang Miduk, bang Syaiful Hasibuan, bang Jabidi Ritonga, bang Syafrizal El Batubara yang menjadikan diri sebagai generasi muda nahdliyyin dan ini berlanjut ke jenjang lebih baik bergabung di kepemudaan GP Ansor Provinsi Sumatera Utara dibawah kepemimpinan Abangnda H Fadli Yasir hingga saat ini kami melanjutkan Perjuangan di Banom ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama).

Hal ini sangat bermakna sebagai jati diri kita harus semangat untuk berjuang dan mengabdi di rumah nahdliyyin yang senantiasa mengayomi dan menenteramkan hati dan Ditengah-tengah merebaknya isu gesekan antara golongan keras Islam dan golongan agama Islam lainnya yang saling mengkafirkan satu sama lain, NU menjadi rumah yang menenangkan.

Disaat golongan-golongan keras tersebut begitu mudah menyalahkan yang berbeda dengannya, NU dengan prinsip tasamuh dan tawasuth nya selalu menjadi air yang menyejukkan. Disaat golongan-golongan lain terlalu mudah marah dan tersinggung atas perbedaan, NU selalu sabar dan memaafkan perbedaan.

Saya Dhevan Efendi Rao dkk di ISNU Kabupaten Langkat saat ini selalu senang mendengarkan ulama NU berbicara di depan publik baik di tingkat pusat hingga di daerah kabupaten dengan Pembawaannya yang santai namun berwibawa membuat pendengarnya menikmati setiap ucapannya.

Ketika saya sedang berada di daerah Jawa Timur (karena memang di JawaTimur banyak nahdliyyin) dan mendengar seseorang berbicara, saya bisa merasakan kalau dia juga nahdliyyin tanpa harus diberitahu.

Hal sederhana itu membuat saya tersenyum dalam hati. Mengapa? Karena saya tidak perlu mikir dua kali atau bahkan suudzon tentang apa yang diucapkan. Bukannya saya selalu suudzon sama orang, tapi kalau yang diucapkan itu cenderung menuju ke pemikiran-pemikiran keras, saya otomatis mikir dulu bahkan menolak ucapannya. Itu berarti kemoderatan NU telah mengakar di otak saya.

Saya mengagumi KH Abdurahman Wahid, KH Hasyim Muzadi, KH Said Aqil Siradj, karena suatu ketika pernah mendengar beliau berbicara. Pidato beliau yang sangat berisi dengan cara penyampaiannya yang enak membuat saya bangga memiliki ulama yang fatwanya selalu menjadi patokan.

Fatwa-fatwa yang merupakan ijtihad ulama yang menekankan kontekstualisasi terhadap sumber referensi utama, Al-Quran dan Hadits, membuat nyaman warga nahdliyyin dalam menjalankan tugasnya sebagai Hamba Allah, baik fatwa dalam lingkup fiqh, hal-hal ubudiyah, uluhiyah dan lainnya. Hal sederhana tersebut hanyalah secuil dari makna istimewa NU bagi saya.

Dilihat dari sejarahnya, NU merupakan salah satu pendiri bangsa ini. Ulama NU turut berjuang melawan kolonialisme dan akhirnya berhasil meraih kemerdekaan. Kini, 94 tahun NU tetap berjuang, mengabdi dan mengawal bangsa ini bersama kelompok lainnya saudara sesama.

20 tahun dididik oleh para senior sepuh di Nahdliyyin yakni Abangnda Fadli Yasir, Bang Zainul Irfan Harahap, Bang Hatta Siregar, Bang Nisful Khoiri, Bang Marasamin, Bang Aswan Jaya, Bang Misran Sihaloho, Bang Khairuddin Hutasuhut, Bang Emir El Zuhdi Batubara yang menjadi abangan selalu mengajarkan kebaikan dalam kehidupan dengan ucapan terima kasih telah memberikan ilmu kepada saya untuk belajar berorganisasi yang baik secara mengakar membuat saya mencintai tradisi-tradisi NU diantaranya memimpin, bersholawatan.

Berada diantara nahdliyyin yang cinta sholawat begitu berkesan dalam hati, terasa tenteram. Saat ini, suatu hal yang begitu membanggakan mengetahui terciptanya sebuah wadah bagi mereka pecinta sholawat dengan tali silaturahmi yang erat satu sama lain. Pemuda-pemudi Nahdliyyin luar biasa yang begitu aktif membangun bangsa melalui organisasi seperti IPNU, IPPNU, PMII, GP Ansor, Fatayat NU, ISNU, membuat saya bangga memiliki teman seperjuangan yang sangat potensial menjadi pemimpin bangsa dimasa depan.

Tidak hanya pandai dalam berorganisasi, namun juga hebat dalam mengkaji kitab. Pemikiran-pemikiran mereka yang objektif, tapi asyik ini mewarnai perjalanan saya dalam usaha perwujudan impian untuk mampu menjadi generasi muda NU yang kompetitif dan membawa nama harum NU ke kancah internasional.

Beberapa waktu yang lalu di tahun 2019 NU kehilangan satu nyawanya, Mbah KH Maimun Zubir, kesedihan mendalam kehilangan ulama ahli fiqih sosial dirasakan oleh seluruh warga nahdliyyin. Semoga segera akan muncul fuqaha penerus beliau. Mungkin beberapa dari kita? Siapa tahu. Aamiin.

Untuk itu, Kami Segenap unsur Dewan Penasehat Dewan Ahli, Pengurus Harian & Keluarga Besar PC ISNU Kabupaten Langkat Mengucapkan Selamat Harlah NU ke 94 Tahun, semoga tetap istiqomah mengawal umat ditengah hiruk pikuk kekacauan yang diderita bangsa ini. Tetaplah pada khittahmu, tetaplah menyejukkan kemarahan, menuju Islam yang ramah, bukan Islam yang marah.

Kami, nahdliyyin, akan setia menjadi pertahanan mu dan memberikan kontribusi pemikiran positif sebagai cendikia ahli akademik di banom ISNU tentunya bergerak dan berjuang dalam syiar Islam.

Buya Dhevan Rao juga menyampaikan bahwa Kepengurusan Cabang NU Kabupaten Langkat yang sudah terbentuk dan begitu kuat akan kebersamaan dalam keseharian bernahdliyin jangan terpecahkan oleh segelintir orang yang ingin menghancurkan kekompakan barisan NU Langkat saat ini, ISNU Kabupaten Langkat menyarankan kepada Ayahnda Sudirman SE MSi sebagai Rois Syuriah dan H M Kholid SAg MA sebagai Tahfidziyah PC NU Kabupaten Langkat.

Agar merangkul semua elemen masyarakat terkhususnya paham dan golongan pengajian untuk bersilaturahmi sesama Mushlimin dan menjaga tradisi ketimuran dengan menghormati menghargai perbedaan serta menguatkan konsep persamaan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Pancasila dan UUD Negara 1945 sebagai dasar dan pedoman mencintai NKRI, stop kekerasan terhadap sesama manusia jangan ada keributan berita hoax ujaran kebencian terhadap pemimpin negeri yang menimbulkan rasa tidak nyaman serta merusak sistem pemerintahan ini.

Kami Banom-Banom-NU terkhusus ISNU, dilangkat merindukan sosok yang dijagokan dalam syiar Islam berda’wah menerapkan silaturahmi wathoniyah perkuat jaringan yang mengakar dari bawah yang memiliki jiwa dan pemikiran Keaswajaan.

Dan kami selaku anak yang baik tentunya mengharapkan adanya sentuhan lembut nasehat yang bijak santun dan bersahaja serta kedekatan yang kuat kepada kami Banom-Banom-NU dan kepada Ayahnda PC NU Kabupaten Langkat dapat menyatukan persepsi visi misi tujuan strategi arah pandangan dan kekuatan di rumah nahdliyyin di kabupaten Langkat.

Mari kita berdoa untuk negeri tercinta ini dan terkhusus pemimpin negeri dan pemimpin daerah senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan diberikan keberkahan keselamatan kesehatan dan rezeki yang berlimpah ruah berkah barrakallah Amin Ya Rabbal Alamin. Salam Takzim Dan Salam Pergerakan dari PC ISNU Kabupaten Langkat Wallaahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thorrieq Wassalam.

Ketua PC ISNU Kabupaten Langkat, Dhevan Efendi Rao SH SPd dan Sekretaris Bahtiar SPdI

- Advertisement -

Berita Terkini