Tidak Ikut Turun Aksi 121, BEM Nusantara Sumut Mengaku Masih Mengkaji Ulang Isu

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
Laporan: Dhabit Barkah Siregar

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Isu yang tersebar melalui beberapa media sosial (Medsos) soal adanya aksi 121 Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Indonesia (BEM SI) ternyata bukan isapan jempol. Di Medan, mahasiswa dari berbagai aliansi turun ke jalan, Kamis (12/1).

Namun berbeda dengan langkah yang diambil Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEM Nus). Hari ini, pihaknya tidak berpartisipasi dalam aksi bela rakyat tersebut.

Melalui Ketua Senator Mahasiswa (Sema Unimed) sekaligus Koordinator Wilayah Sumatera Utara Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (Korwil Sumut BEM Nus), Chandra Fahmi Pratama Zega mengatakan, pihaknya tidak turut dalam aksi itu dikarenakan masih membahas beberapa isu yang akan menjadi poin tuntutan.

Salah satunya tentang kebijakan pemerintah yang memperbolehkan Warga Negara Asing (WNA) memiliki hak atas properti (tanah) di Indonesia. Juga, dibolehkannya ormas asing bergerak dan berdiri di bumi pertiwi.

Selain itu, mengenai penyesuaian tarif PNBP, yang diatur dalam PP Nomor 60 Tahun 2016 tentang jenis dan tarif atas penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia.

“Kami nggak turun. Kemarin isu 121 dari BEM SI katanya bakal turun hari ini. Tapi kami enggak, karena kami dari BEM Nus Sumut masih membahas beberapa poin yang akan menjadi tuntutan untuk aksi dalam waktu dekat,” terang Chandra di Aceh Corner, Jalan Selamat Ketaren, Kecamatan Medan Tembung, Kamis (12/1).

Kemudian, mahasiswa semester 9 di Unimed itu menjelaskan, jika beberapa tuntutan aksi 121 yang diwacanakan BEM SI tidak terlalu berkaitan dengan masalah di Sumut, khususnya Medan. Sebab, BEM SI menyatakan menggelar aksi menuntut kenaikan harga Bahan Bakar Khusus (BBK), serta harga cabai. Tetapi, setelah pihaknya melakukan cek harga di pasar-pasar di Medan, harga cabai relatif normal. Akan tetapi, kenaikan BBK tidak terlalu berdampak terhadap masyarakat, karena BBK non-subsidi tersebut lebih dimanfaatkan masyarakat kalangan menengah ke atas.

“Soal kenaikan BBM dan cabai. Tapi, setelah kami lakukan kroscek di lapangan, tidak betul harga cabai itu naik. Maka di Sumatera Utara ini harga cabai masih normal. Makannya isu yang diangkat oleh BEM SI tidak substantif bagi kami, sehingga kami harus membahas lagi point-point yang menjadi tuntutan nantinya,” ungkapnya.[am]

- Advertisement -

Berita Terkini