Budi Arie Dukung Andre Rosiade Calon Gubernur Sumbar, Agung: Mending Projo Jadi EO Saja

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, OPINI – Ketum Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi mengatakan Projo Sumatera Barat (Sumbar) telah melakukan komunikasi intens dengan Andre Rosiade. Budi yakin Projo Sumbar akan mendukung Andre Rosiade maju sebagai Gubernur Sumbar.

“Komunikasi dengan Projo Sumbar sudah cukup Intens jadi saya yakin Projo Sumbar dukung Andre,” ujar Budi Arie dalam diskusi Adu Perspektif, Rabu (16/11/2022).

Budi Arie menilai pihaknya mudah berkomunikasi dengan berbagai partai. Terlebih menurutnya para relawan tidak ada yang maju sebagai caleg, sehingga tidak akan mengganggu internal partai. Ia memastikan tugas Projo adalah untuk pemenangan Pilpres dan Pilkada. Demikian seperti dikutip dari detik.news (17/11).

Hal ini membuat heran pengamat Agung Wibawanto yang menyoroti posisi Budi Arie, “Budi Arie itu siapa? Dilihat dulu bicara sebagai apa? Jika sebagai wakil menteri, maka tidak pas bahkan tidak etis. Fokus lah ke soal pemberdayaan desa hingga 2024. Ingat, jabatan wakil menteri itu gak mudah didapat, jadi kerjakan dengan sungguh-sungguh,” sindir Agung.

Agung melanjutkan, “Jika bicara kapasitasnya sebagai relawan, ya monggo. Tapi jangan gunakan organ Projo, apa urusannya Pro Jokowi kok ngurusin bahkan menjadi tim sukses Andre sebagai Cagub Sumbar? Projo itu tugasnya mendukung dan kawal program/kebijakan Jokowi hingga usai masa jabatan 2024,” tegasnya.

Terkait dengan tugas yang disebutkan Budi Arie untuk memenangkan pilpres dan pilkada, dibantah Agung sebagai mengada-ada, “Sekali lagi, siapa Budi Arie, siapa Projo? Budi Arie hanya relawan yang kebetulan sebagai Ketum Projo. Nah, Projo sendiri adalah organ relawan yang dibentuk atas prakarsa pendukung Jokowi, yang sifatnya adhoc. Jadi tidak ada penugasan seperti itu dari Jokowi. Hoax,” tutur Agung.

Menurut Agung, organ relawan seperti Projo jangan dijadikan wadah mencari makan, dia sifatnya volunteer tanpa pamrih, “Jika Jokowi sudah selesai, maka otomatis bubar tuh lembaga karena hanya sementara. Jangan pula dijadikan organ mencari makan, ngemis jabatan, ngemis proyek, ngemis kerjaan, lalu merasa sudah sebagai pejabat penting,” kritik Agung lagi.

Agung pun memberi saran agar Projo mengganti nama supaya tetap eksis berpartisipasi politik, “Sebaiknya Projo ganti nama, karena Projo sudah bermakna Pro Jokowi. Jika Projo tetap menggunakan nama itu kemudian mendukung pilpres dan pilkada, maka pendukung Jokowi dan Jokowi sendiri berhak menggugat,” tambahnya.

“Kan lebih nyaman agar Budi Arie dkk mencari proyek atau kerjaan yang benar saja. Bikin semacam EO dengan nama apa terserah, asal jangan terkait Jokowi. Nah, boleh dah tuh menerima siapa pun yang berani bayar ke mereka untuk mengerahkan dukungan. Ya, terbuka saja sudah, jadi broker politik. Galang pendukung dan cari suara, kan itu kerjaannya untuk memastikan menang. Atau semacam lembaga konsultan politik juga boleh bikin survey-survey,” jelas Agung.

Agung kembali mengingatkan bagaimana riwayat Budi Arie bersama Projo nya, “Awalnya kan sempat mengancam mau bubar karena kecewa Prabowo menjadi menhan. Lalu tidak jadi bubar setelah Budi Arie dapat job Wamen. Terakhir dia sibuk bikin musra Projo yang menghasilkan nama Prabowo kandidat capres usulan Projo. Kini dukung Andre Rosiade sebagai cagub Sumbar, kan udah gak bener,” ucap Agung.

Agung menjelaskan pula, “Jika memang penugasan dari Jokowi, ya jelas Jokowi akan minta Projo usung calon yang berasal dari PDIP, karena Jokowi adalah kader PDIP, bukan gadang-gadang Gerindra. Jika memang penugasan Jokowi, maka tidak mungkin Jokowi hanya tertawa saat dilaporkan nama Prabowo sebagai hasil Musra Projo.Jika memang Budi Arie hanya ngarang-ngarang, maka ini memalukan Jokowi sendiri,” pungkas Agung. (Red)

- Advertisement -

Berita Terkini