Bimtek Kasek SD dan SMP, Ini Kata Kadisdik Langkat

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Langkat – Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Kadis P dan P) Kabupaten Langkat Dr H Saiful Abdi SH SE MPd buka suara soal Kepala sekolah (Kasek) SD dan SMP se-Kabupaten Langkat mengaku dipaksa mengikuti bimbingan teknis (Bimtek).

Saiful membantah 854 Kepala SD dan SMP se-Kabupaten Langkat ikut Bimtek, namun hanya dua ratusan orang. Ada juga Kasek yang tidak ikut Bimtek.

“Tadi saya tanya baru dua ratusan orang yang ikut, Kasek di Langkat pun jumlahnya sekitar 600 an orang, laporan mereka tadi ke saya banyak yang tidak ikut,” kata Saiful ketika dimintai konfirmasi mudanews.com melalui pesan Whatsapp, Senin (20/6/2022) malam.

Bimtek Kepala Sekolah SD dan SMP se kabupaten Langkat dengan Biaya Rp 1,4 Juta per kepala sekolah.

Tak hanya Bimtek, terkait uang ‘arisan’ dan harus membeli spanduk dari dinas. Saiful mengaku tidak mengetahui adanya pengutipan itu.

“Uang arisan, saya tidak tau, tadi saya tanya seluruh K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah-red), semua bilang fitnah itu pak, kata mereka,” jelas mantan Plt Kadispora Langkat itu.

Saat ditanya apakah Bimtek itu dipaksa Kepala SD dan SMP harus ikut serta adakah pihak ketiga yang melakukan Bimtek itu atau dari Dinas Pendidikan Langkat yang mengadakan dan bagaimana tanggapan terkait Kepala Sekolah yang mengeluh mengikuti Bimtek dan kegiatan yang membebani ini?

Saiful tidak menjelaskan dan menjawab pertanyaan itu.

Diberitakan sebelumnya, Kepala sekolah (Kasek) SD dan SMP se-Kabupaten Langkat mengeluh. Mereka mengaku dipaksa mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) di Haritage Resort Bukit Lawang mulai 6 Juni – 13 Juni 2022. Biayanya pun relatif besar. Mereka harus merogoh kocek Rp1,4 juta untuk mengikuti kegiatan itu.

Menurut narasumber, mereka diharuskan mengikuti Bimtek tersebut dengan dana pribadi. Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dinas P dan P) Kabupaten Langkat terkesanpun acuh. Para kasek tak boleh menggunakan dana bantuan oprasional sekolah (BOS). Dilema, mereka harus memutar otak untuk mengikuti ‘selera’ dinas.

“Dana BOS kan gak boleh digunakan untuk hal seperti itu. Orang dinas menyampaikan, kami harus pintar–pintar mencari dana untuk ikut bimtek itu. Gak mungkin juga kan kami pake uang pribadi. Soalnya, nilainya cukup besar menurut kami,” terang sumber sembari meminta identitasnya dirahasiakan, Senin (20/6/2002) siang.

Kepala sekolah (Kasek) SD dan SMP se-Kabupaten Langkat mengeluh. Mereka mengaku dipaksa mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) di Haritage Resort Bukit Lawang mulai 6 Juni – 13 Juni 2022. Biayanya pun relatif besar. Mereka harus merogoh kocek Rp1,4 juta untuk mengikuti kegiatan itu.

Menurut narasumber, mereka diharuskan mengikuti Bimtek tersebut dengan dana pribadi. Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dinas P dan P) Kabupaten Langkat terkesanpun acuh. Para kasek tak boleh menggunakan dana bantuan oprasional sekolah (BOS). Dilema, mereka harus memutar otak untuk mengikuti ‘selera’ dinas.

“Dana BOS kan gak boleh digunakan untuk hal seperti itu. Orang dinas menyampaikan, kami harus pintar – pintar mencari dana untuk ikut Bimtek itu. Gak mungkin juga kan kami pake uang pribadi. Saolnya, nilainya cukup besar menurut kami,” terang sumber sembari meminta identitasnya dirahasiakan, Senin (20/6/2002) siang. (Arda)

 

- Advertisement -

Berita Terkini