Mustahil Umat Nabi Tidak Terpecah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

 

Oleh: Ilham Abdul Jabar

Ketika saya mengisi kajian diskusi berbagai golongan dalam islam, sejarah dan pemikirannya. Di sela sela tersebut, ada yang memberikan pertanyaan, “kenapa umat muslim selalu bertengkar antara satu dengan yang lainnya, padahal sama sama agamanya Islam. Kita yang bertengkar, orang yahudi yang tepuk tangan.”

Saya hanya jawab, justru mustahil umat muslim tidak bertengkar,–bertengkar dalam pemikiran dan gagasan nya– karena sejarahnya memang seperti itu, bahkan Rasulullah menyampaikan bahwa Islam akan terbagi menjadi 73 golongan, hingga banyak di antara mereka saling mengkafirkan satu dengan yang lainnya, Rasulullah pun melanjutkan, semuanya nanti ada dalam neraka, kecuali satu golongan. Inilah yang diberinama ‘Al Firqotu An-najiyatu’

Kebetulan akhir akhir ini, saya sedang asyik membaca kitab karya Imam Abd Al-Qahir bin Thahir Al-Baghdadi yang bernama Al Farqu Bainal Firoq. Ia menjelaskan beberapa peristiwa perselisihan dalam islam hingga menjadi sebuah golongan golongan dalam islam.

Di Bab ke 2 dalam kitab tersebut, tepatnya di halaman 12, ia memberi judul bab tersebut dengan ‘faktor perselisihan umat Islam sampai menjadi 73 golongan.’

Bahkan saya menyimpulkan bahwa umat muslim itu bukan hanya terpecah menjadi 73 golongan, bahkan lebih dari itu (Baca Halaman 19) di sini disampaikan 20 golongan dari paham Syi’ah, 20 Golongan dari paham Khowarij, 20 golongan dari faham Qodariyah, 20 golongan dari paham Murji’ah, 3 golongan dari paham Najariyah, Golongan Bakriyah, Dhororiyah, Jahmiyah dan Karomiyah.

Setelah itu, barulah ia menyebut satu firqoh untuk para tabi’in dan atbi’ut tabi’in, mereka fokus mengembangkan dan menyebarkan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah. Juga mereka tidak terpengaruhi oleh paham yang ada. inilah yang diberi nama ‘Al Firqotu An-Najiyatu’ (Golongan Yang Selamat).

Golongan ini dinamai dengan Ahlussunah wal jama’ah, dengan dipelopori oleh Imam Al Asy’ari dan Imam Al Maturidi. Salah satu ciri khasnya, tidak ekstrim dalam pemikiran, perbuatan dan keyakinannya.

Wallahu a’lam..

Penulis Adalah Guru Kelas Mahasiswa Pesantren Al-Hikmah Mugarsari dan Kader GP Ansor Kota Tasikmalaya

- Advertisement -

Berita Terkini