Tokoh NU Jika Diminta Negara Siap Mendampingi Capres Menuju 2024, Siapa Figurnya?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, OPINI – Bismillah penulis ucapkan manakala memulai menulis. Dan kali ini penulis benar-benar berdoa kepada Allah agar diberi kemudahan dalam menuangkan kata demi kata. Tulisan ini akan terbaca oleh kiai-kiai NU, para Jam’iyyah Nahdliyyin di manapun berada serta seluruh lapisan masyarakat lainnya.

Kali ini penulis ingin mengajak para pembaca mengetahui siapa saja tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang layak disandingkan untuk maju sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres).

Mengapa tokoh NU yang pantas disandingkan dengan Capres 2024. Alasan pertama NU adalah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Warga NU yang terwadahi oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan ketua Umum KH. Yahya Cholil Staquf pada tahun 2022 sebanyak 150 juta jiwa.

“Hasil survey tahun 2022 menyatakam bahwa 59,2 persen dari seluruh jumlah penduduk muslim Indonesia mengaku NU. Kalau umat Islam diperkirakan 250 sampai 260 juta, 59,2 persen itu berapa, bisa sampai 150 juta, ini luar biasa,” Kata Gus Yahya dalam pidatonya di Rakernas IX Lembaga Dakwah NU, di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Selasa 25/10/2022.

Alasan kedua tokoh-tokoh NU sangat dikenal dan diikuti fatwanya oleh warga nahdliyin yang terwadahi dalam kepengurusan NU dari tingkat Pusat (Jakarta), Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Ranting (desa) sampai Anak Ranting (dukuh). Mereka semua berkidmat pada poro ulama dan kiai serta ibu nyai.

Banyaknya Badan Otonom (Banom) NU menjadi salah satu kekuatan Indonesia dalam rangka menjaga kesatuan dan keutuhan berbangsa dan bernegara. Selain ikut menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), NU juga melestarikan budaya Indonesia yang dikembangkan menjadi budaya dakwah. Dengan budaya kultural inilah NU bisa diterima masyarakat beda agama, suku dan budaya, dan tentunya membawa berkah bagi bangsa Indonesia. Warga NU berdampingan dengan warga lain non NU untuk hidup guyub rukun, saling membantu dalam susah dan berbagi dalam suka cita.

Saat ini beberapa partai politik yang sudah melirik tokoh-tokoh NU, yang nantinya akan dijadikan pasangan politiknya sebagai calon wakil presiden.

Tokoh tersebut ada Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin, SH, SU, M.I.P yang dikenal sebagai nama Mahfud MD seorang nahdliyin tulen dari Madura, juga akademisi, dan hakim. Juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia. Banyak wacana yang menyandingkan pak Mahfud sebagai cawapres dari partai tertentu. Ketua PBNU Gus Yahya pernah menyampaikan pak Mahfud adalah seorang kader Nahdlatul Ulama. Bersama Gus Yahya, pak Mahfud berdiskusi banyak hal terkait pemilu 2024, yaitu politik yang membangun keadilan, penegakan hukum, serta memilih pemimpin yang jujur dan adil.

Tokoh NU yang lain Dra. Hj. Khofifah Indar Parawangsa, M.Si seorang politisi Indonesia yang saat ini menjabat Gubernur Jawa Timur. Selain itu ibu Khofifah menjabat Ketua Umum PP Muslimat NU.

Nama Yenny Wahid juga digadang-gadang sebagai salah satu nama kuat calon wakil presiden dalam pemilu 2024. Yenny bukanlah orang baru dalam kancah politik Indonesia. Dirinya sudah cukup lama malang melintang dalam perpolitikan Indonesia, setidaknya sejak era Reformasi. Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Sinta Nuriyah.

Perempuan bernama asli Zannuba Ariffah Chafsoh lahir di Jombang, 29 Oktober 1974 berpotensi menjadi calon wakil presiden, cuma lihat saja nanti partai mana yang menggandengnya.

Calon terkuat dari analisa penulis adalah Prof. Dr. KH Said Agil Sirodj yang saat ini menjabat sebagai Mustasyar (Penasehat) PBNU masa khidmat 2022-2026. Pernah menjadi ketua PBNU masa khitmad 2010 – 2022. Pernah juga menjabat Rektor Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon.

Kiai Said adalah sosok yang sangat religius dan tegas dalam menolak kelompok Wahabi Salafi, takfiri, HTI, PKS, FPI, ISIS dan chileleadersnya berkembang di Indonesia. Dibeberapa kesempatan beliau menyebut Wahabi Salafi adalah pintu masuk terorisme di Indonesia.

Menurut Kiai Said HTI dan FPI walau sudah dibubarkan oleh pemerintah, tetapi masih menjadi kutu-kutu ekstrim yang harus diberangus di Indonesia.

Kiai Said dekat dengan siapapun, dekat dengan Ketua PBNU Gus Yahya, dekat dengan tokoh-tokoh nasionalis. Kiai Said memiliki darah biru NU, beliau sosok kuat dalam basis tradisi NU. Kiai Said juga memiliki jejaring yang luar biasa sampai ke tingkat Internasional.

Kiai Said juga dekat dengan calon wakil presiden yang dideklarasikan Nasdem dan PKB Dr. Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si (Cak Imin).
Bahkan Kiai Said dekat dengan pemuka-pemuka agama di Indonesia. Siapapun dirangkul, karena Kiai Said sosok Kiai sepuh yang lebih mengedepankan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi.

Yang penulis sukai dari Kiai Said adalah beliau sangat religius, cerdas, mampu menjaga kerukunan dan mau merangkul siapa saja, demi terciptanya persatuan Indonesia.

Terdengar santer kalau Kiai Said akan dipinang oleh Ganjar Pranowo dijadikan calon wakil presiden. Kecerdasan Kiai Said tidak diragukan lagi. Alumni Ponpes Hidayatul Mubtadi’en Lirboyo Kediri ini akan mampu menjawab tantangan masa depan NKRI bersama Pak Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden ke-8 RI.

Kalau negara memanggil Kiai Said menjadi cawapres, penulis yakin beliau akan siap mendampingi capres 2024. Pasangan Nasionalis Religius, seperti yang dicontohkan oleh Bapak Jokowi dan KH. Ma’ruf Amin.

Penulis: Nurul Azizah (Penulis Buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI)

- Advertisement -

Berita Terkini