Apakah Langkat masih Relevan Menyandang Gelar Sebagai Kabupaten yang Religius?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, OPINI – Gelar “Kabupaten yang religius” yang disandang oleh Langkat tampaknya semakin dipertanyakan mengingat munculnya sub-antitesa yang berlawanan seperti diskotik dan narkoba. Meskipun Langkat memiliki sejarah panjang dalam melestarikan nilai-nilai agama dan budaya, keberadaan elemen-elemen yang bertentangan dengan konsep religiusitas dapat merusak citra yang telah dibangun dengan susah payah.

Fenomena diskotik dan narkoba yang merebak di Kabupaten Langkat menunjukkan adanya pergeseran nilai dan norma dalam masyarakat. Diskotik, dengan atmosfernya yang cenderung hedonistik, tidak selaras dengan semangat kesalehan dan ketakwaan. Begitu pula narkoba, yang merusak fisik, mental, dan spiritual individu, bertentangan dengan prinsip-prinsip religius yang mengajarkan kepedulian terhadap kesejahteraan diri dan sesama.

Namun, penting untuk diingat bahwa keberadaan sub-antitesa ini tidak sepenuhnya mencerminkan keseluruhan identitas Langkat. Masih ada banyak individu dan komunitas yang gigih mempertahankan nilai-nilai keagamaan, berusaha menjaga kebersihan moral, dan mengedepankan rasa saling peduli. Upaya pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah diskotik dan narkoba perlu lebih ditingkatkan, baik melalui kampanye edukasi, penerapan hukum yang tegas, maupun upaya rehabilitasi bagi para korban narkoba.

Agar gelar “Kabupaten yang religius” tetap relevan, Langkat harus melakukan refleksi mendalam terhadap arah yang diambilnya. Upaya bersama untuk meminimalisir pengaruh negatif sub-antitesa tersebut harus diiringi dengan langkah-langkah konkret dalam menguatkan nilai-nilai keagamaan dan kultural. Dengan cara ini, Langkat masih memiliki peluang untuk menjaga identitas religiusnya dan membangun masa depan yang lebih harmonis dan bermakna.

Penulis : Novian Pratama (Ketua Umum HMI Cab Langkat)

- Advertisement -

Berita Terkini