Usaha Pinyaram di Kelok Titian Panjang, Dahulu, Kini dan Tantangan Mendatang

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, OPINI – Identitas sangat penting disematkan kepada objek/benda sebagai pengenal yang dapat menimbulkan ketertarikan dan keingintahuan si penerima pesan. Dengan demikian menjadikan nilai tambah yang mesti diperbincangkan baik di forum resmi ataupun di lapau lapau yang selalu penuh kritikan pedas dan saran objektif untuk membangun deskripsi yang lebih detail demi kemajuan.

Era digital saat ini, sangat mudah mencari informasi apa pun melalui mesin pencari (search engine) di internet. Tinggal ketik dan klik, langsung ditemukan apa yang hendak dicari. Seperti misalnya, ketik Kelok Pinyaram akan tampil pencarian putusnya jembatan Kelok Pinyaram yang terletak di Korong Titian Panjang Palabihan Nagari Kayu Tanam Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam. Dalam daftar pencarian itu juga tampil banyak usaha Pinyaram.

Usaha Pinyaram di sekitar Kelok Pinyaram itu telah ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan mampu menciptakan lowongan pekerjaan bagi masyarakat setempat atau masyarakat pendatang sebagai mata pencahariannya.

Menurut informasi yang didapat dari salah satu pelaku usaha Pinyaram, Tina, beberapa pekerjanya juga ada yang berasal dari sekitar daerah Tandikek Kecamatan VII Koto Patamuan yang pernah mengalami dampak hebat dari kejadian gempa dasyat tanggal 30 September 2009. Bahkan, sebagian pekerja telah berbaur dan menikah dengan penduduk setempat sehingga mempererat silahturahmi dan kekerabatan.

Secara alami manusia ingin mencari peluang yang lebih baik, sebagian pekerja sudah berpisah dari induak samang untuk merintis usaha Pinyaram dengan kepandaian dan keahlian yang telah didapat. Ada yang mendirikan usaha di sekitar Kelok Pinyaram atau sedikit jauh. Ternyata, rejeki sudah ditentukan kadar dan takarannya masing masing oleh Maha Pencipta Allah Swt sehingga Tina tidak kuatir pelanggannya lari kepada mantan pekerjanya.

Saat ini, pertumbuhan usaha Pinyaram tumbuh kembang di Kelok Jembatan Titian Panjang Palabihan dan sekitar, yang memudahkan konsumen memilih penganan yang diinginkan. Namun demikian, dalam perkembangannya perlu peningkatan kualitas produk dengan memiliki standar bagi pengusaha Pinyaram untuk meningkatkan daya saing Industri Pinyaram guna menghadapi tantangan market di masa mendatang.

Berikut perjalanan usaha Pinyaram dahulu, kini dan tantangan mendatang.

1. Dikenal dengan Kelok Pinyaram

Pada Tahun 2005, lokasi ini pernah ditetapkan Bupati (Alm.) Muslim Kasim, sebagai Kelok Pinyaram, Korong Titian Panjang Kenagarian Kayu Tanam Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam. Nama Kelok Pinyaram dilekatkan menandakan bahwa di tikungan jembatan tersebut terdapat aktifitas produksi olahan pangan Pinyaram, yang awalnya masih diusahakan oleh beberapa pelaku usaha, di antaranya adalah Pinyaram Tina dan Pinyaram Habil.

Kelok Pinyaram mempunyai keistimewaan yaitu posisinya yang berada tepat di tepi jalan nasional lintas Padang – Bukittinggi yang ramai dilalui kendaraan pribadi atau angkutan umum seperti bus/travel. Posisi ini membuat Kelok Pinyaram menjadi etalase yang menarik pengunjung untuk menikmati penganan ini. Berjejer beberapa bus, mobil pribadi maupun angkutan travel pengunjung baik dari dalam Sumatra Barat maupun dari luar Sumbar memburu Pinyaram sebagai oleh-oleh (buah tangan) yang dapat dibagikan ke keluarga maupun tetangga.

Hingga saat ini, pertumbuhan pelaku usaha Pinyaram sudah banyak sampai menjalar ke nagari tetangga seperti Nagari Kapalo Hilalang. Sehingga membentuk pusat kegiatan industri yang terbentuk dengan sendirinya (Sentra Alami). Beda dengan Sentra by Design, yang dibentuk dengan mengumpulkan pelaku usaha yang terpencar dari beberapa lokasi (kecamatan/nagari) untuk melakukan kegiatan produksi bersama sama dengan produk yang sama di tempat yang telah dibangun.

Sentra alami ini merupakan cikal bakal Sentra Industri Olahan Pangan Pinyaram yang akan disiapkan oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian (DPMPTP) Kabupaten Padang Pariaman bersama Pemerintah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam serta Wali Nagari Kayu Tanam dan Wali Nagari Kapalo Hilalang. Kelok Pinyaram telah menjadi icon daerah yang telah dikenal luas oleh masyarakat Sumbar sebagai Sentra Industri Olahan Pangan Pinyaram Padang Pariaman.

2. Pinyaram dalam Kepungan Produk Kekinian

Tidak bisa dipungkiri, produk kekinian seperti Cilok, Cireng, Sosis dan lain sebagainya telah menjadi saingan Pinyaram dan merubah selera pasar, dari makanan tradisional ke makanan kekinian kaum milenial. Tantangan ini menjadi pemacu pelaku usaha untuk tetap bisa eksis dalam kepungan produk kekinian untuk meningkatkan daya saing industri olahan pangan Pinyaram  berupa kualitas Pinyaram dengan menerapkan Car Pengolahan Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), kepemilikan sertifikat halal produk pelaku usaha memberikan jaminan kepada konsumen untuk mengkonsumsi produk pinyaram, Izin Edar Makanan Olahan baik berupa Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) yang dikeluarkan Pimpinan Daerah dan/atau Makanan Dalam (MD) yang di keluarkan BPPPOM.

Permasalahan lainnya, minyak yang terkandung dalam produk Pinyaram menjadi obstacle (rintangan) yang mesti ditanggulangi. Kelebihan kandungan minyak menyebabkan produk menjadi tidak baik untuk dikemas karena akan mengotori kemasan, sedangkan kekurangan minyak akan menyebabkan produk menjadi keras dan tidak enak untuk dimakan. Penggunaan teknologi tepat guna pengolahan Pinyaram dapat menuntaskan permasalahan yang selama ini dialami oleh pelaku usaha Pinyaram.

Selain itu, pengembangan dan update cita rasa dengan menyesuaikan produk kekinian  serta pemilihan kemasan produk yang menarik memberikan value (nilai tambah) produk sehingga menambah daya tarik produk. Seperti kemasan produk kekinian yang memiliki kemasan yang bagus memberikan kedayatarikan konsumen walaupun isinya sedikit.

Namun demikian, tak kalah pentingnya adalah peningkatan kompetensi pekerja baik berupa pengolahan pangan olahan yang baik (CPPOB), maupun peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen serta pemahaman pemasaran (e-commerce) yang mengalami perkembangan yang bombastis di era digital saat ini. Produk pinyaram ini juga dapat diikutisertakan dalam kompetensi produk makanan unggulan lokal yang difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dengan program One Product One Village (OVOP)

3. Pesona Exit Toll dan Wisata

Terdapat pertanyaan dan kekhawatiran salah satu tokoh masyarakat terkait keberadaan Exit Toll yang tidak jauh dari Kelok Pinyaram. Hal itu mengemuka pada saat Rapat Sosialisasi Sentra Olahan Pangan Pinyaram pada tanggal 18 April 2023 lalu di aula pertemuan Kantor Camat 2 x 11 Kayu Tanam. Disampaikan oleh mereka bahwa keberadaan jalan tol akan membuat sepinya pengunjung, dikarenakan arus lalu lintas mobil/bus akan berkurang melintasi jalan Nasional Padang – Bukittinggi yang menyebabkan berkurangnya penjualan Pinyaram dan produk lainnya bahkan melemahkan perekonomian masyarakat di Kayu Tanam.

Direncanakan bahwa lokasi Tarok Kenagarian Kapalo Hilalang merupakan salah satu pintu keluar tol (exit toll) di Kabupaten Padang Pariaman. Saat ini proses ganti rugi/untung lahan tanah ataupun bangunan rumah yang terdampak masih tahap sosialisi kepada masyarakat setempat.

Kekhawatiran itu sangatlah wajar dan mendasar, terpintas dalam fikiran bersama efek negatif dari pembangunan insfratruktur yang akan meluluhlantakan sendi sendi perekonomian masyarakat setempat bahkan menyebabkan pengangguran massal terhadap pekerja yang bergerak di sektor Industri Pinyaram.

Namun demikian, kekhawatiran atau tantangan itu dapat menjadi dampak positif yang dapat memberikan warna baru dari keberadaan Pinyaman tersebut. Pembentukan icon Sentra Pinyaram memudahkan informasi yang akan didapatkan oleh pengunjung. Permintaan dan kesepakatan dengan otoritas jalan tol nantinya terkait pemberian rambu lalu lintas penanda di sekitar lokasi Sentra Pinyaram, semisal dengan tulisan 1 Km Pintu keluar Sentra Pinyaram (Tarok) atau juga di balik Tarok (Sentra Pinyaram) dapat mengenalkan identitas Sentra Pinyaram kepada khalayak ramai setiap melalui daerah tersebut. Serta memberikan tanda pengenal masuk Sentra Pinyaram di sisi Nagari Kayu Tanam dan Nagari Kapalo Hilalang di ruas jalan negara  Padang – Bukittingi sebagai identitas resmi daerah ini.

Selain itu, mengingat Provinsi Sumatra Barat sebagai daerah destinasi wisata yang mempesona dengan menawarkan keindahan alam nan rancak, terkhusus Padang Pariaman yang memiliki wisata alam seperti, pantai, pengunungan, bukit yang masih perawan dan wisata religious yang mampu mengisahkan syiar agama Islam di Minangkabau. Rasanya dampak negatif dari jalan tol yang dikemukakan di atas bisa saja sedikit di-eleminir.

Secara geografis, Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam merupakan daerah perbukitan yang memiliki keindahan alam eksotis menjadi tujuan wisata yang menawarkan berbagai tempat wisata baik berupa wisata air (Pemandian Lubuk Bonta, Tirta Alami), Pemandian Rumah Putiah dan juga wisata alam (Puncak Anai) serta resto yang menawarkan kuliner dan spot foto bagi kaum milenial di sekitar kawasan Sentra IKM Cokelat.

Selain itu terdapat Indonesisch Nederlansche School  (INS) Kayu Tanam yang didirikan oleh Engku Muhammad Syafei pada tanggal 31 Oktober 1926 saat zaman kolonial Belanda, dan berubah nama Indonesia Nippon School (INS) Kayu Tanam pada saat pendudukan Jepang Indonesia yang menjadi peradaban pendidikan yang terkenal saat itu yang mesti digali dan dikembangkan untuk dijadikan objek wisata edukasi kepada generasi muda yang doyan gadget.

Setali tiga uang, melewati Sumatra Barat khususnya Padang Pariaman dengan melalui jalan tol itu adalah kerugian, kecuali bagi orang orang pebisnis yang memerlukan waktu yang cepat untuk mengelar tikar dagangannya, karena prinsip pebisnis waktu adalah uang. Atau orang yang benar-benar butuh cepat untuk mengunjungi keluarga yang sakit atau keperluan segera di luar kota. Biasanya jalan tol banyak dilintasi oleh truk pembawa sembilan bahan pokok (sembako) antar kota antar provinsi.

Kelok Pinyaram memiliki sejarah yang mungkin saja belum tercatat dan dikomentasikan saat penetapan lokasinya, tetapi mempunyai kenangan dan harapan tumbuh kembangnya ekonomi masyarakat dengan mengelola potensi dan mengubah tantangan menjadi peluang bagi masyarakat setempat dan Kabupaten Padang Pariaman umumnya menuju Padang Pariaman Berjaya.

Penulis: Budi Sahputra, S.T., M.T. (Penyuluh Perindag Ahli Muda DPMPTP Padang Pariaman)

- Advertisement -

Berita Terkini