Bina Keluarga Balita (BKB)

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Bina Keluarga Balita (BKB) adalah layanan penyuluhan bagi orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak melalui kegiatan stimulasi fisik, mental, intelegtual, emosional, spiritual, sosial dan moral untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas (BKKBN, 2018). Namun pada kenyataanya, pelaksana program BKB tidak memahami, menyadari, menangkap dan tidak melihat betapa pentingnya program BKB tersebut.

Hal ini menyebabkan BKB mengalami penurunan kinerja dan belum berjalan optimal, sehingga tujuan BKB tidak sampai kepada keluarga balita dan masih banyak keluarga balita tidak memahami tentang BKB, serta kurangnya pemahaman ibu balita tentang BKB ini menyebabkan ibu balita tidak mengikuti BKB (Kemenkes RI, 2018).

Menurut Undang-undang perlindungan anak (pasal 1 ayat 4 UU No 5 Tahun 2002) orang tua adalah ayah atau ibu kandung atau ayah atau ibu tiri, atau ayah dan ibu angkat. Orang tua memiliki tugas mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya, untuk mencapai tahapan tertentu untuk mengantarkan anaknya siap dalam kehidupan bermasyarakat kedepannya.

Laporan progress update data BKB di 34 provinsi tahun 2021 dengan kelompok BKB secara nasional sebanyak 70263 kelompok yang ada, sedangkan yang melakukan update data tercatat 24 kelompok yaitu provinsi Jawa. Sedangkan menurut data di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatra Barat pada tahun 2021, jumlah kelompok BKB yang terdaftar di BKKBN Provinsi Sumatra Barat pada tahun 2021 sebanyak 1623 kelompok BKB dan tidak melakukan update laporan progress data BKB Nasional, karena saat itu masih dalam keadaan suasana covid, sehingga program BKB tidak jalan (BKKBN SUMBAR, 2021). Sedangkan tahun 2022 kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) ini sudah dijalankan tetapi belum maksimal.

Dampak yang muncul dari ibu balita yang tidak aktif mengikuti kegiatan BKB, maka ibu tidak akan mendapatkan informasi tentang pentingnya ASI, MP ASI, gizi seimbang, prinsip pengasuhan yang benar, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, stimulasi anak dan keluarga balita tidak akan mendapat bantuan untuk melakukan rujukan apabila ada keterlambatan perkembangan pada anak sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak akan terganggu (Waluyo, 2019).

Meningkatkan kuantitas dan kualitas program BKB, maka perlu dilakukan berbagai kegiatan inovatif seperti keterpaduan pelaksanaan program, menyelenggarakan pelatihan dan orientasi bagi kader, membuat laporan pelaksanaan pelatihan dan orientasi, melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pelatihan dan orientasi (Burhanuddin, 2019). Penyuluhan dapat diartikan sebuah proses untuk memberikan penerangan kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang belum diketahui dengan jelas. Penerangan yang dilakukan harus terus-menerus dilakukan, sehingga segala hal yang diterangkan sangat bisa dipahami, dihayati, dan dipraktikkan oleh masyarakat (Istigfarin, 2021).

Oleh: Shantrya Dhelly Susanty S.ST, M.Kes
​Silfa Yurita

- Advertisement -

Berita Terkini