Pentingnya Urusan Substansi Diperhatikan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Problem yang dapat menghacurkan sistem politik apapun, ideologi apapun, bahkan agama apapun, tidak datang dari jauh atau dari serangan luar. Melainkan karena sistem politik, demokrasi atau agama itu berhenti hanya pada aspek prosedural tanpa menyertakan aspek substansi berupa nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Allah SWT berfirman;

يَوْمَ يَقُوْلُ الْمُنٰفِقُوْنَ وَالْمُنٰفِقٰتُ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوا انْظُرُوْنَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُّوْرِكُمْۚ قِيْلَ ارْجِعُوْا وَرَاۤءَكُمْ فَالْتَمِسُوْا نُوْرًاۗ فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُوْرٍ لَّهٗ بَابٌۗ بَاطِنُهٗ فِيْهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهٗ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُۗ

yauma yaqūlul-munāfiqūna wal-munāfiqātu lillażīna āmanunẓurūnā naqtabis min nūrikum, qīlarji‘ū warā’akum faltamisū nūrā, fa ḍuriba bainahum bisūril lahū bāb, bāṭinuhū fīhir-raḥmatu wa ẓāhiruhū min qibalihil-‘ażāb

Pada hari orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, “Tunggulah kami! Kami ingin mengambil cahayamu.” (Kepada mereka) dikatakan, “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).” Lalu di antara mereka dipasang dinding (pemisah) yang berpintu. Di sebelah dalam ada rahmat dan di luarnya hanya ada azab.

Q.S Al-Hadid [57] : 13

Gelar munafik itu diraih karena omongan tidak sesuai dengan keyakinan yang ada di dalam hati. Janji yang tidak ditepati membuat orang disebut munafik, karena ucapannya tidak sesuai perbuatannya. Perbuatannya itu memberitahu apa yang ada dalam hati seseorang saat mengucapkan sebuah janji. Ketika diserahi amanah, ia khianat. Khianat itu bentuk perwujudan dari apa yang sesungguhnya ada dalam hati seseorang yang berkhianat.

Jika di suatu masyarakat sistem nilai dalam masyarakat itu tidak bekerja, hal itu karena warga masyarakat itu berpuas diri sebatas hal-hal yang prosedural dan abai atas hal-hal yang substansial.

Demikianlah yang terjadi pada orang yang memeluk suatu agama. Jika agama hanya dipahami secara legal formal, prosedural dan ritualistik semata, maka agama akan kehilangan daya vitalitasnya pada diri seseorang. Bahkan seseorang yang memeluk suatu agama dengan hanya melakukan aspek formal, ritualistik semata dari ajaran agama itu, ia bukannya akan mengalami ketenangan batin atau ketenangan jiwa.

Alih-alih agama itu akan dirasakannya sebagai beban, sebagai azab dan pada akhirnya ia akan menjadi murtad atau meninggalkan agamanya itu. Orang yang beragama secara legal formal semata tidak akan menemukan cahaya pada agama yang dianutnya. Agama yang dianutnya tidak mampu menerangi jalan kehidupannya.

Demikian itu yang disampaikan dalam frase “lalu di antara mereka dipasang dinding/pemisah” sehingga seolah merasakan bahwa agama itu menyeramkan, menyiksa, berat dan seterusnya.

Agama demikian halnya dengan ideologi yang dianut suatu masyarakat, letak Rahmat atau kemanfaatannya itu ada pada dimensi esoterik, dimensi “dalam” dari suatu agama. Bukan pada dimensi lahiriahnya, atau eksoterik dari suatu ajaran. Sama halnya dengan Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila itu Rahmat-Nya tidak terletak pada bunyi teks dari kelima sila itu, namun terletak pada dimensi nilai yang terkandung di dalamnya. Dan itulah yang disampaikan dalam frase ayat di atas dengan “Di sebelah dalam ada Rahmat dan di luarnya hanya ada azab”.

Karena itu, problem kehidupan kebangsaan maupun problem kehidupan keagamaan, yang marak terjadi di masyarakat kita, hendaknya menyadarkan kepada para cendekiawan, para alim ulama, untuk memperhatikan aspek esoterik dari ajaran agama yang mereka sampaikan.

Demikian halnya dalam menata kelola kehidupan ideologi kebangsaan kita, penting untuk tidak terus terpaku dalam jargon-jargon ideologi tanpa ada implementasi nyata dalam kehidupan. Termasuk dalam pelaksanaan sistem politi demokrasi. Tidak bisa hanya berkutat pada rutinitas Pemilu lima tahunan, tanpa memperhatikan pentingnya substansi demokrasi dalam praktek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh : Hasanuddin
Ketua Umum PB HMI 2003-2005

- Advertisement -

Berita Terkini