Pahlawan Nasional Lafran Pane, Cita-Cita HMI dalam Pembentukan Intelektual Muslim

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – 10 November diperkasai sebagai hari pahlawan nasional yang dimana pendiri HmI juga termasuk salah satu pahlawan nasional yaitu Prof. Drs Lafran Pane. Lafran Pane merupakan satu satunya dari empat tokoh yang dianugerahi pahlawan nasional pada 2017 silam dan Lafran Pane merupakan seorang tokoh yang berjuang di awal masa kemerdekaan, dan beliau salah satu tokoh utama yang menentang pergantian ideologi negara dari Pancasila ke komunis.

Hal ini maka Lafran Pane dalam cita-cita nya adalah membentuk karakter masyarakat Indonesia menjadi karakter berintelektual dan masyarakat adil makmur serta melihat kemunduran kesadaran pada saat itu. Di samping itu, Lafran Pane dalam cita-citanya ingin membentuk intektual muslim.

Pemikiran Lafran Pane dalam rangka pembentukan intelektual Muslim Indonesia muncul sewaktu akan mendirikan HMI tanggal 5 Februari 1947. Untuk merealisasikan gagasannya tersebut, dibutuhkan organisasi sebagai sarana atau alat untuk mencapainya. Terdapat beberapa hal yang menjadi landasan pemikiran Lafran Pane dalam pembentukan intelektual Muslim Indonesia, yakni: Wawasan Keislaman‐Keindonesiaan‐Kemahasiswaan.

Pertama, Wawasan Keindonesiaan. Wawasan ini terlihat dari rumusan Tujuan HMI yang pertama, yaitu mempertahankan negara Republik Indonesia, dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia, yang memuat lima pemikiran: 1) Aspek politik, membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan, 2) Aspek pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa; 3) Aspek ekonomi, menyejahterakan kehidupan rakyat; 4) Aspek budaya, membangun budaya-budaya yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia; 5) Aspek hukum, membangun hukum yang sesuai dengan kepentingan seluruh rakyat Indonesia.

Kedua, Wawasan Keislaman. Wawasan ini terlihat dari rumusan Tujuan HMI yang kedua, yaitu menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam, yang mengandung tiga pemikiran: 1) Pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan benar sesuai dengan tuntunan al-Quran dan Hadits; 2) Keharusan pembaharuan pemikiran dalam Islam; 3) Pelaksanaan dan pengembangan dakwah Islam.

Ketiga, Wawasan Kemahasiswaan. Wawasan ini menekankan bahwa HMI adalah organisasi kemahasiswaan yang berorientasi keilmuan, dengan kewajiban menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kunci kemajuan, bagi terwujudnya intelektual Islam. Pembangunan Indonesia merdeka jauh lebih berat daripada sekadar merebut kemerdekaan.

Karena itu, perlu dibina dan dikembangkan calon cendekiawan yang memiliki pengetahuan luas di segala bidang dengan dasar iman dan takwa kepada Allah SWT, bagi kepentingan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, untuk tercapainya masyarakat adil-makmur yang diridhoi Allah SWT. Wawasan Keislaman-Keindonesiaan-Kemahasiswaan merupakan tiga hal yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

Ketiga wawasan ini terlihat sejak awal pendirian HMI. HMI menegaskan jati dirinya sebagai organisasi mahasiswa yang berasaskan Islam dan siap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, mengangkat derajat dan martabat segenap bangsa Indonesia. Sebab itu, setiap kader HMI memiliki kewajiban menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kunci kemajuan

Pemikiran Lafran Pane tentang pembentukan intelektual Muslim Indonesia sudah barang tentu merupakan pemikiran HMI, sebab antara Lafran Pane dan HMI tentu tidak bisa dipisahkan. Pembentukan intelektual Muslim Indonesia tersebut tidak mungkin dilakukan oleh Lafran Pane seorang diri. Sebab itulah, Lafran Pane mendirikan HMI agar usaha untuk mencapai gagasan tersebut dapat terlaksana secara organisatoris dan teratur.

HMI berfungsi sebagai organisasi kader. Pembentukan kader di HMI dilakukan melalui lembaga pendidikan perkaderan. Untuk mewujudkan target-target perkaderan yang ingin dicapai, maka dirumuskanlah pola perkaderan di HMI. Oleh sebab itu, penting untuk diketahui sejarah perumusan pola perkaderan di HMI dalam rangka pembentukan intelektual Muslim Indonesia.

Oleh : Abdul Halim Wijaya Siregar
Kader HMI Cabang Medan yang merupakan Menteri Koordinator Bidang Kebijakan dan Pergerakan Mahasiswa PEMA USU

 

- Advertisement -

Berita Terkini