Alhamdulillah; Rakyat Indonesia pada Umumnya Penyabar

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Coba bayangkan jika rakyat Indonesia itu yang 270 an juta jiwa umumnya tidak penyabar. Tiap hari, dibohongi pemerintah, dan para buzzernya, sabar saja. Konstitusi Negara tidak dijalankan, sabar saja. Tanah warisan leluhurnya dirampas, sabar saja. Dipaksa bayar pajak di saat usahanya sedang bangkrut karena Covid-19, sabar saja. Di paksa bayar mahal test PCR kala mau berpergian sabar saja. Ditindas oleh aparat polisi, tetap sabar juga.

Ada juga yang kurang sabar, tapi ramainya cuma di Medsos. Itu pun sudah banyak yang dipidanakan.

Kesabaran warga Indonesia itu tentu karena rahmat Allah Swt. Sekiranya bukan karena rahmat Allah, yang menurunkan ketenangan batin dalam jiwa mayoritas rakyat Indonesia, pastilah telah terjadi amukan massa di sana-sini. Sebab itu, sekali lagi, Alhamdulillah atas nikmat yang Allah berikan itu.

Sudah barang tentu bahwa kesabaran itu pada akhirnya memiliki limitnya sendiri. Jika limit bersabar ini telah dicapai, maka ada dua kemungkinan. Apakah mengambil sikap “berserah diri” kepada pemerintah dan terus diperbudak, ataukah melakukan pembangkangan dan melawan.

Bisa juga ada yang “berserah diri” kepada Allah, namun bisa jadi juga malah ada yang murtad.

Sunnatullah-Nya, siapa saja yang menuruti hawa nafsunya, pasti akan berujung kepada malapetaka. Jika hawa nafsu para penguasa terus mereka perturutkan, maka hasilnya pasti tirani yang akan mendera rakyat kecil terus berlangsung, dan atau mereka ditimpa musibah, dengan berbagai bentuknya sebagai hukuman dari Allah atas pelanggaran sunnatullah.

Tentu saja kita berharap bahwa elit penguasa jangan selalu memperturutkan hawa nafsunya, seperti yang sedang terlihat dalam berbagai kebijakan. Hawa nafsu untuk terus berkuasa dan menindas, hawa nafsu memperkaya diri dan kelompoknya, hawa nafsu menguasai sumber daya alam dan berbagai sektor ekonomi, dan berbagai bentuk tindakan pemenuhan hawa nafsu lainnya.

Kenapa kita himbau kalangan elit, karena dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh hawa nafsu mereka luas, menyangkut seluruh sendi kehidupan. Berbeda dengan individu, dampak hawa nafsu mereka terbatas pada diri mereka sendiri, dan kembali akibatnya kepada diri mereka sendiri juga.

Ketidakjujuran pemerintah terhadap rakyatnya melalui berbagai kebijakan, itu hasil dari memperturutkan hawa nafsu. Keserakahan maupun tindakan kesewenang-wenangan umumnya karena untuk menutupi kebohongan-kebohongan.

Alhamdulillah … bahwa rakyat masih memiliki cadangan kesabaran, sekalipun cadangan devisa mereka sudah terkuras habis oleh berbagai kebijakan pemerintah yang terus memberatkan dan menguras cadangan devisa mereka.

Semoga Allah terus memberikan rahmat-Nya berupa ketenangan batin, sehingga mampu melawan dorongan hawa nafsu. Jika rakyat tidak lagi mampu mengendalikan hawa nafsunya dikarenakan habisnya kesabaran mereka, tentu buruk bagi pemerintah dan buruk bagi bangsa secara keseluruhan.

Oleh : Hasanuddin
Ketua Umum PB HMI 2003-2005

- Advertisement -

Berita Terkini