Setelah Teroris FPI, Ikhwanul Muslimin dan Wahabi Target untuk Dihancurkan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Organisasi teroris pimpinan Muhammad Rizieq Shihab (MRS) dan pentolan teroris ISIS di Indonesia Munarman disikat aparat, kini Ikhawanul Muslimin (IM) dan Wahabi harus dihancurkan. Kalau Indonesia akan selamat dari kehancuran. HTI yang dibubarkan setengah hati tidak terjadi pada pembubaran teroris FPI yang langsung di-PKI-kan. Mantap.

Namun Indonesia harus belajar dari Mesir. Ribuan pendukung gerakan teroris Ikhwanul Muslimin (IM) diganjar hukuman. Mesir menghukum 75 pentolan teroris IM, 47 lainnya seumur hidup. Teroris IM seperti Muhammad Mursi pun dieliminir, dan tewas di kerangkeng penjara.

Rakyat Mesir bersorak dan beryukur negara tenang tanpa IM dan Mursi. Seperti Indonesia tenang tanpa organisasi teroris Munarman dan Rizieq FPI.

Dibungkam dan dipenjarakan 20 tahun, atau hukuman mati lanjutan, layak disematkan ke Munarman ISIS dan pendukung ISIS Muhammad Rizieq Shihab. Fakta tentang Ahmad Junaidi teroris FPI dari Condet tak terbantahkan.

Ratusan teroris di Makassar bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah, yang beririsan dengan gerakan teroris yang dibaiat oleh Munarman, sementara yang sudah ditangkap dalam kaitan dengan Bom Gereja Katredal, Makassar, sebanyak 58 orang.

Di Indonesia, gerakan Ikhawanul Muslimin dan Wahabi dibiarkan berkembang, organisasi teroris FPI selama 10 tahun masa SBY dibesarkan tanpa batas. Bahkan HTI pun dibesarkan dan difasilitasi dengan pertemuan besar di Stadion Gelora Bung Karno.

Ideologi dan imajinasi sampah khilafah menarik perhatian dan subur di kampus-kampus, memunculkan provokator otak sengkleh HTI Ismail Yusnanto dan Felix Siauw. Tak tanggung-tanggung jutaan orang terpapar radikalisme dan terorisme yang dipicu oleh jualan ayat yang disesatkan. Bahkan otak sengkleh menyasar orang seperti Adyaksa Dault. Kegilaan yang tak terbayangkan di negara Pancasila.

Maka, jika Indonesia ingin damai dan NKRI tidak terpecah. Organisasi dan partai politik yang terafiliasi ke gerakan organisasi teroris IM dan Wahabi, yang di Arab Saudi sedang disikat oleh Muhammad bin Salman (MBS), maka harus disikat.

Pun publik harus menandai di jejak digital tentang para politikus yang baunya dekat dengan MRS seperti Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Bahkan Anies dan pentolan PKS Hidayat Nur Wahid yang dekat pentolan teroris ISIS Yusuf Al Qaradhawi.

Publik, sebelum negara menyingkirkan secara formal legal, harus bertindak dan waspada, kegagalan membendung AB di DKI Jakarta dengan ayat dan mayat yang diusung dalam kampanye yang didukung oleh Jusuf Kalla, SBY, teroris FPI, gerakan 212, tidak boleh terulang.

Pengalaman 2017 Pilkada DKI dan 2019 Pilpres, yang terjadi perselingkuhan gerakan kanan dengan kelompok politikus oportunis harus diakhiri. Karena, dengan Anies di DKI, terbukti di DKI Jakarta menimbulkan mudharat, kerusakan.

Korupsi miliaran di DKI kalau ketahuan dikelabuhi Anies dengan frasa: kelebihan bayar. Karena AB memiliki penjaga di KPK bernama Novel Baswedan. Yang sampai kini Firli Bahuri pun masih belum bisa menyikat.

So, Presiden Jokowi, TNI/Polri, BIN dan masyarakat harus ekstra waspada gerakan teroris, yang dimulai dari intoleransi dan radikalisme, yang dibangun melalui keyakinan IM dan Wahabi, harus disikat dan dituntaskan untuk kelangsungan NKRI; negara Pancasila yang dimusuhi khilafah.

Oleh: Ninoy Karundeng

- Advertisement -

Berita Terkini