Jalan Tengah Jokowi Soal Calon Panglima TNI

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Jokowi tengah memertimbangkan banyak hal. Terkait suksesi Panglima TNI Hadi Tjanjanto yang jelang pensiun November 2021. Mengerucut dua nama Yudo Margono dan Andika Perkasa. Yang satu KASAL. Satunya lagi KASAD.

Wacana Yudo jadi Panglima TNI santer di media sosial. Ada pemikiran penempatan Andika jadi Kepala BIN – setelah pensiun. Lalu Budi Gunawan mau dikemanakan? Belum lagi posisi baru bagi Hadi Tjahjanto juga di pikiran Jokowi.

Berbagai maneuver tengah muncul, utamanya dari sisi Hadi dan Yudo. Sementara Andika Perkasa asyik mengurus TNI AD dalam perang Covid-19. Pun TNI AD paling banyak anggotanya.

Berkembangnya wacana di luaran untuk menjadikan Andika Perkasa jadi Kepala BIN, sementara masih aktif sebagai KASAD sangat tidak berdasar. Pengamatan dan wacana liar yang tidak terkait dengan alur suksesi di tubuh TNI. BIN adalah lembaga negara yang tidak termasuk ke dalam struktur kelembagaan TNI.

Pekerjaan untuk Jokowi dalam pemilihan Panglima TNI bagi pengamat dan pemerhati militer (dan polisi) memang saat ini agak unik. Kalau saat memilih Hadi Tjahjanto, untuk menggantikan Gatot Nurmantyo, pertimbangan subyektif Jokowi terpenuhi. Hadi pernah bertugas di Solo. Dekat dengan Jokowi.

Ikhwal kedekatan subyektif Solo-Connection seperti ini berlaku untuk Widi Prasetyono sebagai Komandan Paspampres, lalu Dandim Solo, kini berpangkat Brigjen dan jadi Kasdam IV Diponegoro. Letjen Bakti Agus Fadjari juga pernah bertugas di Solo, Padang, dan Pangdam IV Diponegoro, sebelum kini menjadi WaKASAD.

Nah, khusus pergantian Panglima TNI saat ini sangat pelik. Bukan hanya bagi Jokowi, terutama para pengamat militer. Banyak yang tidak berani berbicara. Bukan hanya karena Solo Connection, namun pertimbangan pergesaran posisi akan berdampak pada suksesi di bawah jajaran militer.

Contoh. Siapa pun yang naik ke posisi Panglima TNI, Yudo atau Andika, mengakibatkan naiknya jabatan. Misalnya, naiknya Andika Perkasa akan menaikkan Dudung Abdurachman jadi KASAD. Karena Bakti Agus jelang pensiun (Akmil 1987). Jika yang naik Yudo, maka Wakasal Ahmadi Heri Purwono diyakini akan menjadi KASAL (Akmil 1988).

Yang menjadi pertimbangan adalah ketika Hadi turun, dia mau ditempatkan di mana? Di KSP ada salah satu pesetia Jokowi, benteng Jokowi Moeldoko. Kalau di BIN ada Budi Gunawan. Kalau menggeser Budi Gunawan, maka harus ada posisi untuk BG yang juga tegak lurus ke Jokowi seperti BG.

Dalam kondisi politik dan keamanan di Papua, juga kaitan dengan penanganan Covid-19, maka Andika Perkasa masuk dalam pertimbangan Jokowi. Tentang giliran matra menjadi keuntungan bagi Yudo, sekaligus menguatkan suasana Solo Connection. Di mana Hadi di dalamnya.

Jadi, pertimbangan pergantian Panglima TNI sungguh menarik diamati. Karena Jokowi perlu mendapatkan keyakinan ke dapan dalam rangka 2024, dan pasca 2024. Posisi politis jabatan Panglima TNI akan memberikan implikasi dalam pertahanan NKRI. Dan, itu menjadi salah satu pertimbangan Jokowi. Kita tunggu aksi pemecahan masalah ala Jokowi.

Penulis: Ninoy Karundeng

- Advertisement -

Berita Terkini