Jadilah Bagian Dari 70% Yang Divaksin

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – WHO menyampaikan bahwa guna mencapai kekebalan komunal maka sedikitnya harus mencapai 70% warga yang sudah divaksin. Lho mengapa tidak semua saja (100%)? Tidak ada pemerintah sebuah negara yang tidak menghendaki rakyatnya menjadi sehat, namun tentu ada kendala di setiap harapan atau keinginan. Kendalanya pertama, soal anggaran. Vaksin yang diperoleh saat ini masih merupakan produk luar. Itu artinya negara harus mengeluarkan anggaran untuk membeli dan impor vaksin.

Hal ini tentu lebih mahal dibanding kita memproduk vaksin sendiri (tengah diupayakan melalui vaksin merah putih). Soal kedua, ya tentu karena adanya ketentuan dari WHO di atas bahwa untuk mencapai kekebalan komunal (kolektif) maka harus mencapai 70% yang divaksin. Tidak perlu semua warga harus divaksin. Hal ini terkait syarat peserta vaksin yang harus “sehat”, seperti: tidak sedang mengalami sakit dalam, tidak memiliki riwayat sakit yang dilarang, dll.

Rakyat dalam satu waktu tentu tidak dalam kondisi sehat semuanya, ada yang tengah mengalami sakit dan atau punya riwayat sakit. Sedang soal ketiga kenapa tidak 100%, jelas karena masih banyak warga yang tidak percaya covid. Jika pun percaya maka tidak mau divaksin. Ya, ini realita (sudah saya tuliskan apa penyebabnya). Jadi, jika dikumpulkan antara mereka yang tidak layak divaksin dan mereka yang ngeyelan menolak divaksin, ya kira-kira sebesar 30% itulah (mungkin).

Apa artinya pemerintah berkeinginan agar warga yang 30% itu akan terpapar covid? Tentu tidak begitu kesimpulannya. Atau berarti mereka yang ngeyel yang bagian dari 30% itu akan terselamatkan? Ya, apa boleh buat, insha Alloh jika sudah mencapai 70% atau sekitar 180 jt penduduk yang divaksin, maka secara komunal bangsa Indonesia akan kebal dan terbebas covid. Jadi jika dikatakan ini cuma akal-akalan pemerintah yang menjadi kacung globalis (menggunakan istilahnya Jerinx), maka apa gunanya?

Mengapa pemerintah mau ikut dalam teori konspirasi global yang dibayangkan oleh orang-orang somplak itu? Apa untungnya bagi pemerintah Indonesia dan juga negara-negara lain? Yang jelas banyak warganya yang terserang virus dan meninggal (SDM berkurang); Seluruh program pembangunan dan pemberdayaan nasional dan daerah berantakan; Investasi baik dari luar maupun dalam negeri batal; Pendapatan negara berkurang drastis.

Roda perekonomian lumpuh, dan masih banyak lagi kerugian yang kita terima. Tidak hanya pemerintah, namun rakyat juga terus susah jika masih berkubang dengan pandemi yang tidak mau entas. Artinya, para penolak covid dan penolak vaksin itu sendiri juga yang termasuk akan terus susah jika bangsa ini masih seperti sekarang ini. Dari itu, silahkan saja untuk tidak percaya tapi tidak juga sombong bahkan menantang ketemu covid agar menyerangnya.

Beberapa waktu lalu ada netizen yang menantang covid lalu kini dikabarkan meninggal karena covid. Ada pula yang merujuk ke beberapa negara Eropa yang telah membebaskan warganya tanpa masker. Bahkan kini sedang menggelar kompetisi Piala Eropa. Setiap pertandingan dipenuhi penonton. Negara-negara di Eropa gencar dalam sosialisasi vaksin yang sudah mereka selenggarakan, sehingga mereka yakin untuk lakukan pelonggaran kebijakan (new normal).

Mereka pun belum menghadapi serangan gelombang II (seperti di India dan Indonesia juga Malaysia). Kebijakan UEFA ini ditentang keras WHO dan bahkan pemerintahan di negara masing-masing karena berpotensi penyebaran virus serta menimbulkan kasus baru. Secara agregat, jumlah kasus di Eropa sendiri disebut naik 10% pada beberapa pekan terakhir. Hans Kluge, direktur regional WHO untuk Eropa, menyebut bahwa mereka menduga berkembangnya varian Delta yang diikuti pelonggaran mobilitas menyumbang angka infeksi kasus.

“Didorong oleh varian Delta yang lebih menular, dikombinasikan dengan peningkatan pencampuran, perjalanan, pertemuan, dan pelonggaran pembatasan sosial, infeksi jadi meningkat,” ujarnya. Nah kita di Indonesia, fokus saja pada urusan sendiri yang masih berjibaku melawan covid. Jadilah yang 70% dan kita akan terbebas kelak. Virus Corona nantinya (jika sudah tercipta kekebalan komunal) hanya akan menjadi virus biasa yang tidak berbahaya lagi, seperti juga virus-virus lainnya yang dulu terkenal berbahaya.

Oleh : Agung Wibawanto

- Advertisement -

Berita Terkini