Napak Tilas Milad HMI Ke-76

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Opini – Entah angin apa kala itu yang menghampiri seorang pemuda sehingga ia terdorong untuk mengumpulkan rekan-rekan nya dalam satu ruangan untuk membahas tentang pembentukan sebuah organisasi mahasiswa Islam yang nantinya organisasi tersebut terlibat aktif dalam perjalanan sejarah bangsa ini.

Pemuda itu bernama Lafran Pane, seorang mahasiswa tingkat I Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Islam atau yang sekarang di kenal dengan UII. Konon peristiwa itu juga dikenal sebagai Hari kelahiran Himpunan Mahasiswa Islam, Organisasi Mahasiswa Islam tertua di Republik ini yang masih kokoh dan tetap mampu mengibarkan panji nya. Peristiwa itu terjadi Hari Rabu Pon 1878, 15 Rabiul Awal 1366 Hijriah atau bertepatan pada tanggal 5 Februari 1947 Masehi, 76 tahun yang lalu.

Mungkin pemuda ini teringat bahwasanya perjalanan bangsa ini memang tidak terlepas dari perjuangan pemudanya. Harus di akui bahwa tiap penggal epik perjuangan bangsa Indonesia terdapat satu fakta yang tak terelakkan. Napak tilas sejarahnya terpancang kokoh tonggak-tonggak peradaban yang telah ditancapkan oleh kelompok pemuda, sebut saja Boedi Oetomo (1908) sebagai tanda kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda (1928) sebagai simbol kelahiran bangsa Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan (1945) sebagai tonggak kelahiran Negara Indonesia. Pemuda selalu menjadi penggerak yang selalu hadir membawa perubahan di setiap episode sejarah Indonesia.

 

Begitu pula ketika niat pendirian organisasi ini, kondisi bangsa ini juga sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Pada tahun 1946, suasana politik di Indonesia khususnya di Ibu kota Yogyakarta mengalami polarisasi antara pihak Pemerintah yang dipelopori oleh Partai Sosialis pimpinan Syahrir – Amir Syarifuddin dan pihak oposisi yang dipelopori oleh Masyumi pimpinan Soekiman – Wali Al-Fatah, PNI pimpinan Ki Sarmidi Mangunsarkoro – Suyono Hadinoto, serta Persatuan Perjuangan pimpinan Tan Malaka.

Polarisasi ini bermula pada dua pendirian yang saling bertolak belakang. Pihak Partai Sosialis (Pemerintah) menitikberatkan perjuangan memperoleh pengakuan Indonesia kepada perjuangan berdiplomasi sementara pihak oposisi berpegang pada perjuangan bersenjata melawan Belanda, sehingga peranan pemuda atau golongan mahasiswa sangat di butuhkan kala itu. Lewat pertemuan ini lah akhirnya lahir Organisasi bernama Himpunan Mahasiswa Islam yang kala itu berdiri dengan dua tujuan (1) Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat Rakyat Indonesia, (2) Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.

Seiring berjalannya waktu, Himpunan Mahasiswa Islam terus berkembang dan berhasil melewati berbagai macam dinamika yang terjadi. Saat ini bendera Himpunan Mahasiswa Islam sudah berkibar ke seluruh Nusantara, terhitung sudah ada 20 Badan Koordinasi yang tersebar di beberapa Provinsi, lebih dari 200 Cabang yang tersebar di Kabupaten/Kota, dan Ribuan Komisariat di Tingkatan Universitas ataupun Fakultas.

Lebih dari pada itu, Bahkan HMI sendiri sudah tersebar sampai luar negri yaitu di TURKI dan Malaysia. Organisasi Tertua dan Terbesar di Nusantara ini merupakan organisasi Independen yang tidak berafiliasi dengan organisasi keagaaman manapun. Anggotanya terdiri dari berbagai latar belakang Ormas. HMI merupakan miniatur Nusantara karena anggotanya berasal dari brtbagai macam organisasi keagamaan. Organisasi ini juga telah melahirkan jutaan kader yang banyak mengambil peranan di tatanan kenegaraan maupun di tingkatan terbawah masyarakat.

Belum lagi Kader-Kader HMI yang sudah tersebar di seluruh penjuru Negeri, dengan berbagai macam latar belakang pekerjaan, yang 90 persen kader HMI dipastikan ada di seluruh lini profesi dan pekerjaan. Di dunia politik tentunya banyak kader-kader HMI yang turut serta berperan dan mempunyai andil dalam proses keberlangsungan berjalan nya demokrasi dan politik di Indonesia.

Semangat keislaman dan keindonesiaan yang terus dikibarkan menjadi semangat kader-kader HMI untuk terus berproses dan belajar, pada akhirnya banyak tokoh tokoh public maupun tokoh politik yang lahir dari Rahim HMI, sebut saja bang Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Yusril Ihza Mahendra, Amin Rais yang terlibat langsung dalam proses terjadinya reformasi 1998. Kalau meminjam istilah Seorang Filsuf italia seorang politik dan penulis Antonio Gramsci teknokrat dan katalisator diberbagai bidang sosial masyarakat.

Banyak lagi kader-kader HMI maupun alumni HMI yang menguasai posisi-posisi strategis di negeri ini, bukan hanya dalam pemerintahan saja namun dalam lembaga lain baik itu menjadi Pimpinan Organisasi Keagamaan ataupun lembaga profesi lain.

Hal ini menggambarkan bahwasanya kader HMI memang di tempah untuk menjadi seorang pejuang dan pemenang, melalui training-training hmi para anggota HMI dituntut untuk berfikir kritis dan intelektual, menegakkan nilai-nilai keislaman, keindonesiaan yang menjadi dasar pergerakan HMI.

HMI memiliki visi dan misi yang jelas dan terstruktur untuk menempah kadernya menjadi pelopor disetiap lini kehidupan, Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. Adalah salah satu tujuan HMI yang menjadikan kadernya siap menjawab tantangan zaman. Bukan itu saja misi misi yang ada di HMI memiliki semangat perjuangan bagi kader HMI.

76 tahun tentu bukan angka yang muda lagi, ibaratkan seorang manusia sudah pasti mengalami banyak masalah didalam tubuhnya. Begitu banyak dinamika yang dialami dan dilalui, hamper sumuran dengan merdekanya bangsa ini. Selama itu pula lah HMI telah berkontribusi melalui pengabdian dan perjuangan nya yang telah menggoreskan tinta nya dalam setiap lembar catatan bangsa ini, dengan kata lain tidak ada satupun sejarah bangsa yang terlewatkan jadi wajar mungkin HMI dikatakan sebagai anak kandung ummat.

Patut kita berbangga diri karena sudah di lahirkan dan dibesarkan melalui pendidikan di HMI. HMI Tidak akan saya bubarkan, karena HMI adalah Organisasi Pergerakan Mahasiswa yang Progresif Revolusioner itulah kata yang diucapkan seorang proklamator Bangsa Ini Dr. (H.C) H. Ir. Soekarno.

Semua itu seolah menggambarkan secara jelas tentang peranan organisasi ini. Organisasi yang memilih untuk berperan sebagai organisasi perjuangan (AD PASAL 9). Sejak kelahirannya, HMI telah mewakafkan dirinya untuk mengawal dan memperjuangkan kehormatan agama dan negara. Fokus serta keterlibatannya dalam dua ranah tersebut kemudian dikenal sebagai perjuangan ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an.

Selamat Milad ke-76 Himpunanku. Himpunan Mahasiswa Islam.
Bahagia HMI
Jayalah KOHATI
Yakin Usaha Sampai

Penulis : Hardian Tri Syamsuri – Kabid PTKP HMI Cabang Medan 2022-2023

- Advertisement -

Berita Terkini