Pelantikan Panglima Baranusa Pajajaran di Keraton Kanoman, Inilah Lima Pesan Rahasia Anton Charliyan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Cirebon – Anton Charliyan Mantan Kapolda Jabar, yang sekarang lebih dikenal sebagai Abah Anton, Tokoh Penggiat Budaya dan Sejarah Sunda, selaku Majelis Dewan Pembina Baranusa (Barisan Raja Nusantara) Pajajaran Jawa Barat, dalam prosesi pelantikan para Panglima Baranusa Kabupaten dan Kota se Jawa Barat di Keraton Kanoman Cirebon memberikan pesan-pesan, Amanat Rahasia Khusus, yang diambil dari Naskah Lontar Amanat Galunggung dan Prasasti Kawali Astana Gede Ciamis.

Adapun pesan-pesan rahasia agar Para Panglima Kabupaten dan Kota dalam melaksanakan kepemimpinanya wajib mempedomani dan melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1. Perhatikan dengan sungguh-sungguh Amanat Galunggung yang berbunyi : Jaga Ieu Kabuyutan Ulah tepi ka dikuasai ku Asing, lamun Rajaputra teu bisa ngajaga ieu Kabuyutan, rajaputra leuwih hina ti Batan Lasun/Bangke Nu aya di Jariyan (Jaga ini kabuyutan, tempat suci, suatu wilayah kawasan tertentu, tanah air, jangan sampai dikuasai orang asing, jika kita putra putri sebagai pewarisnya tidak bisa menjaga dan mempertahankanya, lebih hina derajatnya dari seekor bangkai yang ada di tempat sampah).

Dari sini tersirat, bahwa dari Naskah sundalah pertama kali lahir salah satu konsepsi Nasionalisme dan Cinta Tanah air, sehingga dengan demikian berbicara tentang Nasionalisme & Cinta Tanah air, manusia Sunda harus berada dibarisan yang paling depan.

Apabila ada manusia Sunda yang punya Iedologi lain , dan ingin keluar dari Bingkai NKRI, Pancasila, UUD 45, dan Bhineka Tunggal Ika, itu artinya penghianat dan bukan sebagai manusia Sunda lagi.

2. Harus hormat kepada orang tua, dan orang yang dituakan terutama kepada para pemimpin dan teramat khusus kepada para leluhur dan para pendahulu-pendahulu kita, yang sudah mampu membangun peradaban Sunda Nusantara ini sangat luhur, karena ciri-ciri budaya yang pradabanya tinggi adalah sebuah budaya yang mampu menghormati para leluhurnya. Sebagaimana tersirat dalam amanat Galunggung berikut ini ; Hana nguni Hana Mangke tan hana nguni tan hana mangke, Hana Tunggak Hana catang tan Hana tunggak hana catang, mo aya ayeuna hanteu mo baheula, Hanteu mo ayeuna mo aya baheula. Artinya, tidak akan ada hari ini tanpa ada dahulu, makanya para anak cucu harus ingat kepada para pendahulu-pendahulu, leluhur-leluhur kita. Karena tidak akan ada cabang tanpa pohon. Tidak akan ada ranting tanpa cabangnya. Untuk itu, kita wajib hormat dan taat kepada kedua orang tua, yang lebih tua dan yang dituakan serta para pimpinan kita ditingkat manapun, sebagai perwujudan hormat pada leluhur.

3. Jaga kesempurnaan agama tapi kade kudu tetep ngajenan, ngamumule ulah mopoheukeun tradisi adat budaya leluhur, kudu sarimbag silih ajenan(Jaga kesempurnaan agama, tapi tetap harus menghormati melestarikan budaya adat tradisi ajaran leluhur,  harus seimbang saling mengisi saling hormati saling hargai, satu sama lain. Tidak boleh saling bertentangan). Jadi dalam menjalankan syariat agama, agama apapun harus selaras, bergandeng tangan dengan Budaya tidak boleh saling bertentangan satu sama dengan yang lain

4. Bangun kekuatan dengan kedamaian, bangun kekuatan dengan kerendahan hati. Sebagaimana yang tersurat dalam Prasasti Kawali (Heubeul jaya dibuana, Pake gawe kreta bener, pake gawe kreta rahayu, ulah botoh bisi kokoro, ulah batengah bisi kateker (Jika ingin jaya di dunia, bangunlah kekuatan dengan kedamaian, bangunlah kekuatan dengan kerendahan hati. Jangan serakah akan celaka, jangan sombong akan tersingkir)

Syarat mutlak agar suatu bangsa, satu negara kuat, harus mampu menciptakan dulu suasana damai, kalau sudah suasana sudah damai aman dan tentram baru negara tersebut bisa melaksanakan program-program pembangunanya, karena tidak mugkin pembangunan dilaksanakan dalam suasana rusuh, sehingga dengan demikian manusia sunda adalah manusia-manusia yang cinta damai. Damai di hati, damai dibumi, damai Sa Nagari, hidup rukun sauyunan, penuh cinta kasih, untuk menciptakan masyarakat yang rahmatan lil Alamin, penuh rahman dan rahim silih asih, silih asah dan silih asuh.

Kemudian membangun kekuatan dengan kerendahan hati, dalam arti seseorang bisa kuat, bisa hebat bukan karena keunggulan pisiknya atau kekuatan materinya, tapi justru bisa menjadi kuat dan hebat itu karena akhlakul karimahnya, karena perilakunya yang rendah hati, ramah, santun, respek, tahu diri, tahu etika & tahu tata titi, tawadhu, tidak arogan dalam bersikap maupun bicara, itulah ciri wanci manusia Sunda sehingga bisa diterima dimana-dimana karena, kesantunan, karena keramahanya. Karena kerendahan hatinya. Sehingga salah satu pantangan terbesar manusia sunda adalah, besar kepala dan bersikap sombong (ulah batengah, bisi kateker).

5. Selanjutnya jadilah Petapa yang utama ; Ngan kudu Inget Yen Tapa anu Pang Utamana mah lain Tapa Puasa di jero Guha, tapi Nu panglobana Tatapakanana, makana Prasasti-prasasti ditatar sunda lambangna Dampal Suku (Jadilah sebagai Petapa yang utama.

Namun perlu diingat bahwa tapa yang utama itu adalah, bukanlah tapa berpuasa
mengurung diri di dalam gua, tapi seorang manusia yang paling banyak meninggalkan tatapakan karya nyata yang bermanfaat bagi masyarakat, Nusa bangsa Agama maupun Budaya, makanya Prasasti-Prasasti Sunda sering ditandai dengan lambang telapak kaki. Perlambang yang paling banyak tatapakanya yang paling banyak amalnya, karyanya) bukan yang banyak Poknya (bicaranya, omongannya) tapi yang paling banyak Pek jeung Prakna (banyak bekerja dan karya nyatanya) , jadi ayeuna mah tapa nu utama teh kudu Prak Pek Pok (jadi sekarang Petapa yg utama itu, adalah yang paling banyak karyanya baru kemudian boleh bicara )

“Mudah-mudahan dengan bekal 5 Amanat Khusus ini bisa menjadi rahasia utama kunci keberhasilan para panglima di masing-masing wilayah kabupaten dan kota. Selamat berjuang, selamat bertugas. Semoga berhasil,” pesan terakhirnya Anton yang juga pernah jadi Kapolwil Priangan Tahun 2008.

Hadir dalam acara pelantikan itu, Kangjeng Gusti Patih Pangeran Moh Kodirun dari Kanoman, Uyut Sani Wijaya Kasepuhan Pajajaran Pusat, Pangeran Anom Adipati Rd Lucky Somawilaga dari Sumedang Larang, Pangeran Mas’ud dari Palembang, Ki Gondrong, Prof Asep dari Sukabumi, Panglima Tinggi Baranusa Pajajaran Rd Ully Sigar Rusady, dan Artis ternama Rd Paramitha Rusady sebagai Panglima Panah Walet Baranusa dll.

Selain acara pelantikan, dikukuhkan juga pasukan pemanah khusus Baranusa Srikandi wanitanya bernama pasukan Walet, dengan iconnya R Paramitha Rusadi dan pasukan prianya bernama dengan iconnya.

Acara berlangsung lancar khidmat dan meriah dengan tetap mematuhi Prokes Covid-19. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini