Presiden Jokowi: Mengejar Ketertinggalan dari Negara Lain, Masyarakat Harus Berhenti Saling Hujat

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Malang – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengajak masyarakat untuk tidak saling menjelekkan, menghujat, menyalahkan, memfitnah, serta membuat berita-berita hoax, terutama di media sosial. Hal-hal tersebut, kata Presiden Jokowi, merupakan hal yang tidak produktif.

“Ini adalah hal-hal yang tidak produktif. Hal-hal yang tidak memiliki kontribusi terhadap negara ini,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan SMA Negeri Taruna Nala, di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (3/6/2017) pagi.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi dalam kesempatan itu juga mengingatkan masyarakat untuk terus mempersiapkan diri menghadapi perkembangan teknologi. Agar masyarakat tidak salah dalam menggunakan perkembangan teknologi nantinya.

“Kita bisa lihat ada internet, baru kita belajar satu-dua, satu-dua, baru belajar, sudah muncul mobile internet. Mobile internet kita baru lihat apa ini, barang apa ini, muncul lagi artificial intelligence, mesin-mesin cerdas. Perubahan-perubahan seperti inilah yang harus terus kita antisipasi dengan mempersiapkan SDM (sumber daya manusia)-SDM kita,” pesan Presiden.

Presiden Jokowi menjelaskan, dirinya telah melihat negara lain, yang sudah berbicara mengenai SpaceX, bagaimana mengelola ruang angkasa. Sudah berbicara mengenai Tesla, mempersiapkan mobil fantastik masa depan. Mereka juga sudah menyiapkan Hyperloop, bagaimana memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain dengan supercepat, dengan cepatnya.

“Inilah yang harus kita kejar,” ujarnya.

Kalau dulu ada paypal, lanjut Presiden, sekarang sudah ada alipay. Pembayaran dilakukan bukan dengan uang cash atau credit card, tetapi melalui smartphone.

“Inilah perubahan-perubahan yang kita harus sadar bahwa kita harus mengejar dimana kita tertinggal. Kita harus mengejar, kita harus memperbaiki, kita harus berbenah dimana kita tertinggal,” tegas Presiden. (Amid)

- Advertisement -

Berita Terkini