Kesadaran dan Kepedulian Melawan Corona

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Coronavirus Cases atau Covid-19 telah meluluhlantakkan manusia nyaris di belahan dunia dan dampaknya tak hanya satu aspek di segi kesehatan semata, melainkan ikut berimbas ke segala aspek seperti ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, bisa dibilang ke semua tatanan kehidupan manusia. Seperti akumulasi dari perhitungan Woldometers.info per tanggal 12 Agustus kasus Covid-19 telah menyentuh angka 20.525.152 dengan angka kematian sebanyak 745,960 jiwa.

Sampai-sampai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memproklamirkan bahwa virus Covid-19 ini telah ditetapkan sebagai pandemi global. Berbagai pola penanggulangan persebaran virus Corona dari tiap-tiap negara menunjukkan adanya pilihan-pilihan strategis yang diambil.

Seperti halnya Wuhan, China sebagai negara pertama yang menderita wabah tersebut mengandalkan pola karantina yang meluas lewat kebijakan kuncitara (lockdown). Langkah ini pun dianggap berhasil membuat negara dengan julukan negeri tirai bambu tersebut melewati fase puncak pandeminya.

Menyadur dari startup narasi.tv yang menyebutkan tidak akrab dengan isolasi kota, Korea Selatan mengambil langkah tes massal virus Corona. Dukungan fasilitas dan prosedur pengujian medis cepat memudahkan negara itu untuk mengidentifikasi pasien terjangkit sejak awal dan meminimalisasi penularan lebih cepat.

Lalu yang menjadi pertanyaan, kemana kiblat solusi Indonesia akan penanggulangan wabah global ini? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, agaknya kita melihat rekam jejak di belakang sebelum Corona masuk ke Indonesia, ada beberapa tokoh politik kala itu yang mengentengkan dengan kelakar-kelakar mereka dengan mengatakan bahwa Indonesia tak akan terkena wabah Covid-19, alhasil yang terjadi awal Maret lalu mulanya kasus Corona merebak ke negeri pertiwi.

Awal sekali mestinya kita lebih membuka kesadaran dan kepeduliaan akan ancaman musibah berbahaya ini dengan tidak sembarang mengentengkan sesuatu. Sebagai rakyat kita pula bisa membaca rencana pemerintah dalam mengatasi kondisi sulit yang melanda Tanah Air. Pertama kita disuruh untuk social distancing, jaga jarak, dan hindari keramaian, rutin menggunakan masker. Lalu membuat rapid test massal, hingga akhirnya melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama berbulan-bulan sampai ke masa dimana kita menjalani aktivitas new normal (kenormalan baru).

Khawatir tentu hal manusiawi, tapi bukan berarti harus panik. Yang perlu dilakukan adalah lebih sadar akan kebersihan, saling menjaga diri bersama orang lain di sekitar. Sikap mementingkan diri sendiri bukan termasuk jalan keluar. Tetap waspada, cuci tangan secara berkala, dan tetap saling menenangkan. Kita harus optimis bisa melalui ini semua.

Para tenaga medis tengah berjibaku sebagai garda terdepan untuk mengobati pasien Corona, para pejabat pemerintah pun tengah merumuskan segala kebijakan demi memperbaiki stabilitas negeri ini, kita pun sebagai rakyat mari bersatu padu, tingkatkan kesadaran dan kepedulian antar sesama akan bahayanya Corona, sebab musibah ini butuh campur tangan semua pihak untuk gotong royong melawannya.

Seperti semboyan yeng berbunyi, “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Berhenti menghadirkan narasi-narasi provokatif untuk menyalahkan satu sama lain, dendam kesumat akibat silang pendapat akibat perselisihan politik, sudah bukan saatnya mengurusi hal demikian, sebab ada hal yang jauh lebih krusial diperhatikan, yakni keselamatan Indonesia, mari bersatu melawan Corona! Kita bisa assalkan sadar diri dan peduli bersama.

Penulis : Rudy Rifalgi (Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sumatera Utara stambuk 2017 yang kini tengah menjalani masa pengabdian masyarakat dalam kelompok KKN 27)

- Advertisement -

Berita Terkini