Ancaman Resesi di Depan Mata, Sebaiknya Kita Melakukan Beberapa Hal untuk Mencegahnya

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Negara barat yang dipimpin oleh AS tengah berhadapan dengan kemungkinan besar masuk ke dalam jurang resesi. Memang sejauh ini ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh positif, sekalipun inflasi juga menjadi ancaman.

“Kita benar benar tengah berada dalam ancaman melambatnya laju pertumbuhan ditambah dengan inflasi tinggi atau biasa dikenal dengan istilah stagflasi,” kata Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Kamis (14/7/2022).

Dengan kondisi seperti ini saja, kata Benjamin, kita sebagai rakyat biasa ini sangat merasakan dampak kenaikan harga namun disisi lain kenaikan penghasilan berjalan lambat atau justru tidak terjadi sama sekali. Ditambah lagi kondisi saat ini dimana terjadi ledakan inflasi di Negara besar yang jelas akan menggiring mereka masuk dalam krisis ekonomi baru, atau lebih dikenal dengan resesi.

“Data menunjukan bahwa ekonomi kita sejauh ini masih terlihat lebih baik. Dan kita semua mengetahuinya. Tetapi tidak ada yang bisa menggaransi bahwa resesi tidak akan merembet ke negara lain termasuk kita disini. Karena mitra dagang kita yang juga banyak diantaranya Negara besar yang masuk jurang resesi, akan memberikan pukulan bagi ekonomi kita disini,” ujarnya.

Misalkan,sambung Benjamin, saat resesi di Negara besar. Mereka akan mengurangi pengeluaran. Sehingga kebutuhan mereka akan enerji maupun pangan akan berkurang. Nantinya hal tersebut juga akan membuat ekspor kita seperti batu bara, minyak sawit atau CPO, MIGAS, karet atau sejumlah barang hasil ekspor kita mengalami penurunan penjualan.

“Banyak perusahaan di tanah air yang akan mengkalkulasikan ulang semua pengeluarannya. Syukur syukur tidak ada PHK atau pengurangan jam kerja atau pengurangan gaji dan bentuk kebijakan yang sejenisnya. Jadi memang sebaiknya kita mempersiapkan diri kita untuk kondisi yang terburuk, yakni kalau kalau resesi merembet kesini,” ujarnya.

Benjamin mengatakan, kita tidak boleh terpaku dengan kondisi stagflasi yang saat ini kita alami, dan merasa bahwa ini adalah kondisi terburuk yang kita hadapi untuk beberapa tahun kedepan. Karena semuanya dalam ketidakpastian. Ada baiknya kita sebagai masyarakat kecil melakukan upaya penghematan di semua lini pengeluaran.

“Dengan kondisi yang sekarang ada baiknya kita sebagai masyarakat menengah bahwa melakukan sejumlah langkah penghematan. Pertama lakukan penghitungan ulang pengeluaran kita saat ini. Dan lakukan penyesuaian dengan pendapatan kita pada saat ini. Pengeluaran yang tidak perlu atau urgen sebaiknya dihapus atau ditunda,” ujarnya.

Ditambahkan Benjamin, seperti rokok yang semestinya bisa dihilangkan, rekreasi atau jalan jalan yang bisa dikurangi, pulsa yang umumnya bisa ditekan penggunaannya. Prioritas pengeluaran sebaiknya ditujukan pada pengeluaran pangan, pendidikan, atau kesehatan, hingga pemenuhan kebutuhan yang mendukung pekerjaan.

“Kedua, kalau bisa sisihkan uang untuk ditabung seberapapun besarannya. Tidak perlu harus menunggu banyak, dengan uang recehan sebaiknya menambung dilakukan dari sekarang. Ketiga, sebaiknya sediakan uang untuk dana darurat untuk memenuhi yang sifatnya tidak terduga. Keempat lunasi hutang dan jangan berhutang lagi, terlebih untuk hal yang sifatnya tidak produktif/usaha,” ujarnya.

Lanjut Benjamin, kelima, cari pendapatan tambahan, dan jika harus dilakukan dengan usaka kecil kecilan sebaiknya perhitungannya harus matang. Karena kondisi sekarang dunia usaha juga dalam ketidakpastian. Keenam, bagi yang dapat BANSOS sebaiknya tetap berusaha mencari penghasilan, kecuali penerima Bansos ini orang yang difabel atau masuk dalam kategori lansia. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini