Harga Komoditas Naik, Namun Tidak Demikian dengan Harga Sahamnya

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Untuk kinerja sejumlah emiten berbasis komoditas di BEI. Seharusnya memang mengikuti pola pergerakan harga komoditas yang ditransaksikan.

“Namun beberapa emiten justru ragu ragu untuk naik seiring dengan mulai meningkatnya tekanan di bursa saham belakangan ini. Ditambah lagi kinerja IHSG yang masih kesulitan naik dan menembus level psikologis 6.300,” kata Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/2/2021).

Diungkapkan Benjamin, jadi ada faktor tertentu yang menahan kenaikan sejumlah saham berbasis komoditas. Khususnya berbasis komoditas minyak dunia, batubara ataupun CPO.

“Dalam sebulan terakhir ini ketiga komoditas tersebut mengalami kenaikan pada dasarnya. Namun justru tidak serta merta membuat perusahaan di Bursa saham lantas mengalami kenaikan harga yang linier,” ujarnya.

Sebagai contoh, kata Benjamin, harga CPO yang naik dalam satu bulan terakhir tidak lantas membuat kinerja harga saham berbasis di BEI Indonesia juga turut mengalami kenaikan.

“Memang selama sebulan terakhir harga saham berbasis komoditas CPO tersebut bergerak naik turun. Tetapi bermuara pada kinerja harga yang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan kinerja sebulan sebelumnya,” kata Benjamin.

Bahkan, lanjutnya, tidak jarang justru harganya lebih rendah dari harga saham sebulan sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada harga saham berbasis batubara.

“Dari kinerja yang terlihat harga saham batubara juga tidak bergerak terlalu jauh jika membandingkan kinerja harga saham sebulan sebelumnya,” sambungnya.

Dikatakannya, yang terjadi justru beberapa harga saham lebih rendah dari harga sebulan yang lalu. Padahal harga batubara justru mengalami kenaikan belakangan ini.

“Dari beberapa emiten yang ada di bursa tersbeut, maka memang bisa disimpulkan bahwa harga saham berbasis komoditas tidak harus linier dengan harga komoditas yang menjadi produksinya,” jelas Benjamin.

Ada banyak pemicu mengapa harga saham berbasis komoditas sulit mengalami kenaikan belakangan ini.

“Pertama bisa saja kenaikan harga tidak linier dengan pendapatan perusahaan. Kenaikan harga justru tidak lantas membuat volume penjualan mengalami kenaikan. Kedua, terjadi kenaikan harga saham yang sudah memperkriakan kemungkinan kenaikan harag di masa yang akan datang. Hal ini membuat harga saham batubara ttidak lantas merespon kenaikan tersebut,” jelas Benjamin.

Selanjutnya, kata Benjamin, rasio keuangan yang sudah menunjukan harga saham sudah berada dalam level wajar atau bahkan kemahalan. Yang terjadi malah koreksi pada harga saham itu sendiri. Jadi ada banyak faktor pendorongnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini