Sentimen Buruk Masih Menghantui, Rupiah dan IHSG Melemah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Sentimen buruk kembali menghantui pada keuangan di tanah air. Melemahnya kinerja indeks bursa di AS menjadi salah satu pemicu pelemahan IHSG pada pada hari ini.

“Sementara itu, belum disepakatinya stimulus di AS juga turut memicu kejatuhan bursa. Ditambah adanya skandal penggelapan dana dan pengemplangan pajak di Bank besar seperti HSBC, Standard Chartered, JP Morgan, Deutsche Bank dan Bank of New York Mellon menjadi sentimen pemberat lainnya,” jelas Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Selasa (22/9/2020).

Selain itu, sejumlah negara di Eropa kembali mempertimbangkan untuk memberlakukan lockdown seiring peningkatan jumlah kasus pasien Covid-19. Ditanah air, kondisi pasar keuangan juga tak kalah buruk seiring dengan bergulirnya perubahan payung hukum Bank Indonesia. Pasar akan terus merespon negative seandainya independensi BI terganggu. Salah satu isi draf sebelumnya yang membuat pasar melakukan aksi jual adalah adanya dewan moneter.

“Meskipun hal tersebut sudah ditepis, namun pasar masih harus memastikan terlebih dahulu bentuk payung hukum BI yang akan dibahas di DPR nantinya. Akan tetapi selama tidak ada hal-hal yang mengganggu independensi BI saya yakin pasar akan kembali berbalik arah nantinya,” jelasnya.

“Disesi pembukaan pagi ini, IHSG sudah terpuruk 1.03% di level 4.947,73. Sementara mata uang Rupiah juga mengalami pelemahan di kisaran level 14.740 per US Dolar. IHSG masih bergerak turun sejauh ini dengan mencoba menembus level psikologis 4.900. Sementara Rupiah diyakini masih akan mampu berada di posisi 14.770 sebagai level resistennya,” imbuhnya. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini