Si Cantik Penjual Kopi Ternyata Seorang Pramugari

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Klaten – Terdampak pandemi COVID-19 tak lantas membuat Renita Firdasari (23) warga Dusun Birin, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan menyerah. Pramugari maskapai pelat merah itu kini banting setir buka warung kopi Tikungan di Klaten yang laris manis.

“Jadi awalnya karena dampak Corona ini penerbangan di-lockdown semua. Nah kita jadi nggak terbang, bulan ini juga cuti lalu saya mulai rintis usaha warkop ini,” kata Renita saat ditemui detikcom di warungnya, Jalan Ki Ageng Pemanahan, Gergunung, Klaten, Sabtu (18/7/2020).

Rere, sapaan karibnya, menceritakan gara-gara ada pandemi COVID pada bulan Mei 2020 dirinya dirumahkan maskapai. Rere mengaku sempat tidak bisa pulang ke Klaten karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta.

“Sempat di Jakarta tak bisa pulang, pas bisa pulang saya minta pulang sekalian cuti. Lalu dua minggu ini saya mulai usaha ini (warkop),” sambung Rere.

Rere mengaku bosan sebulan berdiam diri di rumah. Dia lalu memutar otak untuk mengisi waktu luangnya selama tidak terbang.

“Saya buka bisnis ini karena sudah kebiasaan kerja jadi kalau tidak kerja juga mau ngapain. Karena saya suka nongkrong di warung burjo saat kuliah dan adik saya juga banyak yang nongkrong jadilah saya buka warung,” jelas Rere.

Rere mengaku sempat kepikiran membuka warung angkringan. Namun, dia sadar angkringan di Klaten sudah banyak.

“Niatan mau buka angkringan yang simpel tapi di Klaten sudah banyak. Kasihan mama juga kalau bongkar pasang di pinggir jalan jadi saya sewa ruko saja,” lanjut Renita.

Perempuan yang memiliki tinggi 162 cm itu pun tak risih meladeni pelanggan di warung kopinya itu. Ketika tak bertugas sebagai pramugari, Rere mengaku sebagai warga biasa.

“Pramugari ya pekerjaan saya kalau memakai seragam tapi kalau saya tidak sedang on duty ya saya hanya warga biasa. Saya nggak pengin baru mau memulai jadi takut karena stereotype atau karena saya pramugari,” tambah Rere.

Menu yang disajikan di warung kopinya pun beragam, mulai dari bubur kacang hijau, omelet, mi, nasi goreng, nasi putih, nasi bandeng dengan harga Rp 4 ribu sampai Rp 10 ribu per porsi. Dia menyebut menu nasi di warungnya merupakan masakan sendiri.

“Masak sendiri dan mama yang masak, terutama nasi bandeng khasnya. Omsetnya ya Rp 200 ribu-600 ribu per hari tidak mesti tapi kisaran itu,” ungkap Rere.

Salah seorang pembeli di warung kopi itu, Manto menyebut warung milik Rere itu belum lama buka. Meski baru buka selama dua minggu, warung itu sudah ramai.

“Baru sekitar dua Minggu tapi ramai. Kebanyakan anak muda sehari bisa sampai 100 orang kalau sampai malam dan kopinya juga enak,” kata Manto pada detikcom di warung.

SUMBER : detik.com

- Advertisement -

Berita Terkini