Tarif Listrik Bulan Agustus Berpotensi Turun

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Direktur Keuangan PT PLN (Persero), Sarwono Sudarto memperkirakan, tarif listrik akan mengalami penurunan pada Agustus 2017 mendatang, mengacu pada harga minyak dunia yang cenderung turun beberapa bulan terakhir.

Namun begitu Sarwono belum dapat memastikan tarif listrik yang berlaku Agustus nanti. Pasalnya selain harga minyak, ketentuan tarif listrik juga dipengaruhi dua faktor lainnya yaitu inflasi dan juga nilai tukar rupiah. Apabila keduanya juga mengalami penurunan, Sarwono mengatakan potensi penurunan tarif berpeluang terjadi bulan depan.

“Tapi kita nggak tahu sejauh mana rendahnya (harga minyak), kalau hari ini relatif masih USD50 (per barel) pernah turun juga jadi USD45 per barel, tetapi kalau pertanyaannya minyak rendah pasti akan berpengaruh kepada tarif listrik,” kata Sarwono saat ditemui di Hotel Mulia Jakarta, Jumat (21/7).

Sarwono kembali menegaskan apabila selama ini tarif listrik tidak mengalami kenaikan, melainkan hanya berupa pencabutan subsidi listrik khususnya untuk listrik berdaya 900 VA. Dia menganggap selama ini masyarakat tidak memahami dengan benar terkait kebijakan pemerintah dalam hal tarif listrik.

“Listrik kita itu nggak naik, bahkan dibandingkan 2015 tarif listrik malah turun,” ucapnya.

Terkait dengan konsumsi listrik pada kuartal I kemarin, Sarwono mengatakan terjadi peningkatan walaupun belum signifikan. Peningkatan terjadi pada daya listrik untuk industri. Hal ini menandakan gairah industri mulai terlihat pada tahun ini.

“Kuartal I naik tapi belum signifikan biasanya kuartal II dan III nanti baru terlihat, industri kenaikannya cukup bagus,” ulasnya.

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Juni 2017, ekspor minyak dan gas mencapai USD1,29 miliar. Angka ini jika dibanding bulan Mei 2017 turun 0,38 persen. Penurunan ekspor migas ini dianggap karena harga minyak dunia yang rendah. Namun begitu, ekspor migas nasional bulan Juni 2017 masih tumbuh 8,74 persen dibanding Juni 2016. (ka)

- Advertisement -

Berita Terkini