Term of Reference Diskusi KAHMI Sumut Gagalnya ‘Islam Politik’

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Tiga abad belakangan, kaum muslimin bergelut dalam ‘Islam Politik’ dalam upaya mengembalikan kejayaan Dinul Islam. ‘Islam politik’ dianggap satu-satunya jalan menuju ke sana. ‘Islam politik’ merupakan turun dari modernisme, yang melahirkan ‘politik’. Sementara ‘politik’ adalah mahzab turun dari proses kekuasaan yang muncul sejak masa renaissance di Eropa. Mahzab ‘politik’ yang lahir dari teori Plato, Aristoteles, kemudian dihembuskan oleh Al Farabi, Ibnu Rusyd pada masa mu’tazilah. Yang kemudian diambil oleh kaum Eropa masa renaissance. Mulai dari Machiavelli, Montesquei, Jean Bodin, Thomas Hobbes, hingga JJ Rosseau. Dari sinilah mahzab ‘politik’ muncul yang menjadi panduan dalam meraih kekuasaan.

Klimaknya terjadi masa Revolusi Perancis, 1789, yang melahirkan kemenangan bagi pengikut mahzab ‘politik’ di Eropa. Seabad kemudian, ‘politik’ merambah dunia Islam, yang melahirkan modernisasi dalam dunia Islam. Alhasil muslimin pun terpengaruh pada ‘politik’ sebagai jalan menuju kekuasaan, yang melahirkan ‘Islam politik’. Tapi kurun waktu 3 abad sejak ‘politik’ diadopsi kaum muslimin, tak kunjung melahirkan kemenangan. Justru melahirkan banyak ‘perpecahan’ pada tubuh umat Islam. Karena ‘politik’ dianggap satu-satunya jalan untuk meraih kekuasaan. Hal inilah yang tergambar dari Gerakan-gerakan Islam, sejak era modern.

Bagaimana sebenarnya teori dari kekuasaan, dan jalan menuju kekuasaan tersebut sebatas pada apa yang diajarkan oleh tokoh-tokoh mahzab politik tersebut? Tentu hal ini patut dikaji ulang secara mendalam. Terlebih bagi umat Islam, agar tak terus menerus terjerumus dalam ‘lubang biyawak’, sebagaimana Hadist Nabiyuna Rasulullah Shallahuallaihiwassalam.

Paparan diskusi ini bertujuan melahirkan ‘pemikiran’ baru dalam dunia Islam, yang bisa menjadi jalan menuju Kemenangan Islam.

Tujuan webinar ini adalah mencakup beberapa sasaran:
1. Mencari akar masalah tentang jalan kekuasaan secara umum
2. Bagaimana sejarah ‘politik’ yang menjadi panduan seantero dunia sebagai jalan kekuasaan.
3. Memahami bagaimana konsep kekuasaan dalam Islam, dan gagalnya ‘Islam politik’.
4. Melahirkan pemikiran dan terobosan baru bagi umat Islam, dalam memandang dan melihat kekuasaan secara umum hingga tak terjebak pada fenomena ‘lubang biyawak’.
5. Menjadikan KAHMI Sumut sebagai sentral pemikiran bagi dunia pergerakan Islam yang baru.

Pembicara:
1. Dr. Ir. Akbar Tanjung (Politisi Senior dan Ketua Penasehat MN KAHMI)
2. Prof. KH. M. Din Syamsuddin MA, Phd (Tokoh Umat Islam dan Mantum PP Muhammadiyah)
3. Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA (Ketua Majelis Pakar MW KAHMI Sumatera Utara)
4.. Dadang Darmawan Pasaribu, S.Sos, Msi. (Aktivis Islam)
5. Irawan Santoso Shiddiq, SH (Aktivis Islam)

Oleh : Taufik Umar Dhani Harahap, SH
Moderator

- Advertisement -

Berita Terkini