Ziarah ke Makam Para Ulama Langkat

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Langkat – Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Langkat bersama Fungsionaris PB Gerbang Malay, dan Tim Ngaji Insani Majelis Dzikir Shulukul Qolbun Salim An-Nahdliyin Langkat serta sang YouTubers Mahdi & Rekan Kerja Hijrah Chanel dari Pemerhati Peradaban Sejarah Islam Kebudayaan Melayu terkhusus Langkat Sumatera Utara kini mengunjunginya Makam para Waliya Allah di Tanah Bertuah Negeri Beradab Bumi Melayu Langkat Berseri.

Diantaranya Makam Pendiri Nahdlatul Ulama Langkat Binjai Rois Syuriah PC NU Langkat Binjai Tuan Syeikh Haji Abdullah Afifuddin, & Tuan Syeikh Haji Muhammad Djusoef Guru Ngaji diera Kesultanan Langkat di lingkungan Masjid Azizi Tanjung Pura kunjungan tersebut dimulai pukul 10.00 WIB secara khidmat dan kunjungan kedua di makam Dato’ Syeikh Haji Alie Mansyur yang berada Bukit Mariyam Perbukitan Bukit Tua Dusun Sei Mati Desa Buluh Telang Kecamatan Padang Tualang yang berbatasan dengan Kecamatan Sawit Seberang pada Ahad (5/9/2021).

Rombongan ini dipimpin langsung Ketua PC ISNU Kabupaten Langkat yang juga Sekretaris Jenderal PB Gerbang Malay Dhevan Efendi Rao SH SPd yang sering disapa Buya Dhev bersama Tokoh Jawa Langkat Mas Somiran Noel, Ketua PC IPNU Kabupaten Langkat Imran Lubis SSos.I, Mas Bowo Sukirno Ketua PC Sarbumusi NU Kabupaten Langkat dan Irfan Binjai juga sahabat seperjuangan PC ISNU Kabupaten Langkat dan Usthadz Ahmad Mubarok Al Qadri, Dhani Al Rokani, Fandi Lestari, Faisal Fauzi serta Unsur Fungsionaris PB Gerbang Malay, Tim Ngaji Insani Majelis Dzikir Shulukul Qolbun Salim An-Nahdliyin Langkat.

Ia menyampaikan sosok Dato’ Syeikh Haji Alie Mansyur ini seorang alim ulama disaat kesultanan Langkat beliau orang yang taat beribadah, pemberani, santun bersahaja.

Ziarah ke Makam Para Ulama Langkat
Rombongan PC ISNU Kabupaten Langkat bersama Fungsionaris PB Gerbang Malay dan Tim Ngaji Insani Majelis Dzikir Shulukul Qolbun Salim An-Nahdliyin Langkat sedang foto bersama di atas 77 anak tangga menuju Pusara Makam Dato’Syeikh Haji Alie Mansyur di Bukit Mariyam Perbukitan Bukit Tua, Dusun Sei Mati, Desa Buluh Telang, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat Sumatera Utara (dok istimewa)

“Maka setelah meneliti ketokohan Allahyarham Syekh Haji Ali Mansyur, kami telah merencanakan 5 hari yang lalu untuk ziarah kubur dengan tujuan untuk mengingat jasa ulama negeri, ingat akan mati dan akhirat. Ziarah dengan motivasi ini bisa hanya dengan melihat kuburan atau komplek pemakaman saja tanpa harus tahu siapa yang bersemayam di dalam kuburan,” jelasnya.

Buya Dhev menambahkan, ziarah menjadi sarana untuk menjadikan seorang muslim mengingat kematian dan kehidupan akhirat yang pada saatnya nanti akan ia lakoni, ziarah kubur dengan tujuan untuk mendoakan orang yang ada di dalam kuburan.

Sementara menurut Kyai Dede Fahri Al Langkati Pimpinan Walimursyid Majelis Dzikir Shulukul Qolbun Salim An-Nahdliyin menjelaskan ziarah dengan tujuan ini disunahkan bagi setiap orang muslim.

“Tentunya kuburan yang dikunjungi juga kuburan yang di dalamnya bersemayam jenazah orang muslim, pun tidak harus kuburan keluarga sendiri. Di Indonesia ada beberapa daerah yang memiliki budaya dimana pada waktu-waktu tertentu-biasanya menjelang puasa Ramadhan, masyarakat kampung berkumpul di satu komplek pemakaman untuk bersama-sama mendo’akan ahli kubur yang ada di komplek tersebut, baik ahli kubur itu keluarga sendiri maupun orang lain. Kegiatan semacam ini lazim disebut dengan nyadran,” jelasnya.

Cik Mahdi YouTubers Pemerhati Peradaban Sejarah Kebudayaan Melayu Langkat juga mengutarakan ziarah kubur dengan motivasi untuk tabarruk atau mendapatkan keberkahan.

“Ziarah dengan tujuan ini disunahkan dengan mengunjungi kuburnya orang-orang yang dikenal baik pada waktu hidupnya. Ziarah dengan motivasi ini juga sangat sering dilakukan oleh masyarakat muslim di Indonesia khususnya warga puak Melayu dan warga Nahdliyin di Langkat pada waktu-waktu tertentu mereka secara berombongan berziarah ke makam para wali dan para kiai yang dipandang memiliki kedekatan dengan Allah dan berjasa dalam syiar berdakwah menebarkan agama Islam di masyarakat,” jelasnya.

Mas Somiran Noel juga meluruskan ziarah kubur dengan motivasi untuk memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ziarah ke makam orang tua. Di daerah tertentu ada budaya dimana setiap hari Jumat Kliwon, atau di sore hari Kamis sebelum Jumat Kliwon masyarakat menziarahi makam orang tuanya.

“Ini dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak bagi orang tuanya. Meski mendo’akan orang tua bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja namun dengan menziarahi kuburnya di waktu tertentu diharapkan akan menjadikan si anak akan selalu ingat dan tidak dengan mudah melupakan akan jasa orang tua,” tutur Somiran.

Dari pembahasan singkat di atas, sambungnya, berziarah dengan motivasi yang manapun, ada yang perlu diperhatikan oleh mereka yang melakukan ziarah kubur. Semestinya ziarah kubur dilakukan sesuai tuntunan syari’at tanpa ada motivasi-motivasi lain yang bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agama melalui para ulama. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini