Presidium Forhati Sumut, Mengisi Latihan Khusus Kohati Cabang Persiapan Sibolga-Tapanuli Tengah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Sibolga – Pelaksanaan Latihan Khusus Kohati (LKK) diawal periodesasi Forhati Sumatera Utara 2021-2026 merupakan momentum yang istimewa, Forhati Sumut berkesempatan membimbing dan melatih adik-adik Kohati secara dekat agar dapat memudahkan dalam pencapaian cita-cita diri maupun tercapainya tujuan organisasi HMI.

LKK itu bertempat di Aula Kantor HMI Sibolga-Tapteng, 17-23 September 2021.

Ketua Kohati HMI cabang persiapan Sibolga dan Tapanuli Tengah, Rodhiatul Aslamah menjelaskan, LKK yang dilaksanakan bertujuan mempersiapkan kader HMI Wati yang mampu berperan secara optimal sebagai pencetak muslimah yang memperjuangkan nilai-nilai keIslaman dan keIndonesiaan. Hal tersebut sesuai dengan peran Kohati yang tertuang dalam Pedoman Dasar Kohati.

Ditingkat internal HMI berfungsi sebagai bidang keperempuanan, ditingkatan eksternal HMI berfungsi sebagai organisasi perempuan. Kohati sebagai badan khusus HMI, mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir potensi HMI Wati dalam melakukan akselerasi tercapainya tujuan HMI. Pembinaan tersebut diarahkan pada pembinaan akhlak, intelektual, keterampilan, kepemimpinan, keorganisasian, keluarga yang sejahtera serta beberapa kualitas lain yang menjadi kebutuhan anggotanya.

”LKK diadakan juga dalam rangka memperingati milad Kohati, yang setiap tahun kita rayakan pada tanggal 17 September. Adapun pelaksanaan LKK dimulai tanggal 17 September sampai 23 September 2021,” tutur Dhiya.

Sementara Presidium yang hadir dalam mengisi materi pada forum LKK adalah drg. Sulfia Dewi Rambe, Yanny Susanti Siregar dan Serasi Malem Sitepu, S.Pd.

Pada kesempatan ini Sulfia Dewi Rambe memberikan materi tentang konsep diri Muslimah. Konsep diri dimulai dari bayi, hingga dewasa, dimana yg pertama sekali berperan adalah orang tua kemudian orang yang berada disekitar, teman, keluarga, lingkungan dan proses serta hasil belajar yang akhirnya membentuk konsep diri yang positif maupun negatif.

“Pada tahapan remaja (adolescence) terjadi perubahan pada tubuh berupa berkembangnya organ reproduksi, saluran reproduksi, hormon dan perubahan fisik seperti payudara yang bertumbuh. Semua perubahan tersebut membuat seorang manusia akan melalui tahap belajar tentang siapa dirinya. Konsep diri HMI Wati tentunya tidak terlepas dari ajaran Islam, sebagai panduan dan pegangan hidup,” paparnya.

Ada 4 peran HMI wati dalam hidupnya dan keempat peran itu mempunyai implikasi pada tugas, kewajiban maupun hak yang diterima, keempat itu adalah konsep sebagai anak, sebagai anggota masyarakat, sebagai istri dan sebagai ibu.

Sulfia dalam sapaan akrabnya menegaskan HMI Wati adalah pribadi yang dibentuk tidak saja oleh orang tuanya tetapi juga oleh pengetahuan yang didapat selama berinteraksi di HMI maupun KOHATI.

Ada kapasitas yang harus ditingkatkan demi menjalankan 4 peran tersebut yaitu kecerdasan Intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Pengetahuan berbeda dengan kecerdasan, kalau kecerdasan berhubungan dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan yang didapat dan mampu diimplementasikan di keseharian itulah yang menjadi kecerdasan.

”Seorang HMI wati adalah kader yang tahu siapa dirinya, perannya, hak dan kewajibannya, dan tahu bahwa dia harus terus menerus mengembangkan ilmu pengetahuan dan kecerdasan nya bukan hanya untuk aktualisasi diri sendiri saja tapi juga agar siap menjadi orang tua yang akan mendidik generasi berikutnya dengan optimal,” tutur Sulfia.

Berikutnya, Yenny Susanti Siregar menjabarkan materi pengarusutamaan gender (PUG). Sampai saat ini masih terjadi bias gender yang mengakibatkan timbulnya diskriminasi gender dan prilaku-prilaku kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, dan lain lain. Segala upaya telah dilaksanakan untuk meningkatkan kesetaraan gender. Program MAMPU yang dicanangkan oleh pemerintah melalui departemen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Program MAMPU sebagai upaya sejak awal pembangunan pemberdayaan perempuan di Indonesia, memang diarahkan kepada upaya peningkatan peran dan kedudukan perempuan di berbagai bidang.

“Namun berbagai data menunjukkan realita yang ada di lapangan saat ini perempuan masih tertinggal di belakang laki-laki baik di bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi hingga keterwakilan dalam Politik. Padahal semua hal ini berpengaruh langsung pada tercapainya kesetaraan pembangunan bagi perempuan dan laki-laki,” jelas Yenny.

Kesetaraan gender bermakna bahwa laki-laki dan perempuan dapat berkembang optimal tanpa terkendala oleh jenis kelaminnya. Sedangkan keadilan gender bermakna bahwa laki-laki dan perempuan punya perbedaan kebutuhan yang harus dipenuhi

“Sampai saat ini juga Indeks Pembangunan Manusia (IPM) perempuan di Indonesia masih jauh di bawah laki-laki, sehingga Pengarus Utamaan Gender (PUG) diperlukan sebagai salah satu strategi dalam pembangunan,” pungkas Yenny.

Selanjutnya Serasi Malem Sitepu dalam materinya Kepemimpinan, Manajemen, Komunikasi dan Integritas KOHATI menjabarkan bahwa setiap manuisa, baik laki laki maupun perempuan diciptakan berpeluang menjadi pemimpin dimuka bumi. Dijelaskan Kembali dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesunggguhnya bersabda: sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya.

Secara sederhana pemimpin adalah orang yang dengan seninya dapat mempengaruhi dan mengajak orang lain dengan sukarela untuk dapat bekerjasama dalam mencapai sebuah tujuan. Mengapa disebut seni, karena setiap individu unik memiliki kepribadian yang berbeda, maka cara pendekatannya juga berbeda. Seorang pemimpin harus dapat melihat dan mengetahui setiap potensi anggotanya dan menempatkan pada posisi tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya.

“Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mampu menginspirasi orang lain karena memiliki gaya kepemimpinan yang patut diteladani. Pemimpin yang mau berkorban semua kemampuannya yang ada pada dirinya, orang akan melihat dan mengikuti apa yang kita lakukan bukan apa yang kita ucapkan,” tutur Serasi.

Perempuan terdapat keistimewaan dalam dirinya, pada umumnya perempuan multi talenta memiliki karunia untuk menjadi berbakat tidak hanya dalam satu tetapi banyak bidang. Ini membuat mereka bisa menjadi apa pun yang diinginkan. Pemimpin perempuan mampu mengajak anggotanya untuk bergerak bersama, karena dengan kemampuan istimewanya itu perempuan dapat melakukan berbagai cara untuk dapat diterima.

KOHATI sebagai organisasi perkumpulan HMI wati menjadi episentrum dalam menciptakan kader kader HMI wati yang handal, mencetak pemimpin yang hebat. Lembaga ini sejatinya banyak melakukan kegiatan kegiatan yang positip, dan memperbanyak kegiatan pendidikan dan latihan bagi perempuannya HMI. Latihan Kader Kohati (LKK) adalah pelatihan yang membina dan membentuk muslimah berkualitas insan cita sesuai dengan tujuan HMI.

Pelatihan ini memberikan wawasan dan pemahaman dari segala aspek kehidupan yang menjadi tantangan zaman dan dapat mengambil peluang kesempatan untuk menjadi orang sukses, sekaligus melatih HMI wati untuk menjadi dirinya sendiri, juga melatih berkomunikasi yang baik.

“Pemimpin sejati bekerja dengan hati, berintegritas konsisten dengan kejujurannya, bijak dalam setiap keputusan, mampu berkomunikasi dengan baik, dengan kelembutan dan kepeduliannya, ia dapat bekerjasama dengan siapa saja,” pungkas Serasi.

Latihan Kader Kohati yang dilaksanakan selama satu minggu berjalan lancar, peserta yang ikut dari berbagai cabang di daerah, sedangkan nara sumber berasal dari Jakarta, Medan dan daerah dengan cara daring dan luring. Acara selesai ditutup dengan photo bersama. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini