Menunggu 2 x 100 Hari, Abang Bupati Bisa Apa?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh :
Arisman Trisno
(Putra Daerah Kabupaten Sijunjung)

Sebelum tulisan ini menjalar dan menyasar kemana-mana penulis mau menekankan bahwa ini adalah bentuk gairah berdemokrasi bukan asal-asal kritik saja. Semoga tulisan ini ditanggapi oleh Bang Bupati atau jubir resminya bukan para mantan timses. Pasca pilkada sebenarnya tugas timses sudah habis dan posisi kita kembali sama-sama masyarakat Kabupaten Sijunjung tanpa ada blok-blok dan kelompok-kelompok ini itu.

Sesuai judul diatas, penulis terlebih dahulu sangat bangga sebagai masyarakat badarai mempunyai bupati muda nan ganteng plus dua kali dilantik jadi pejabat dalam rentang 4 bulan ini. Jabatan pertama dilantik jadi bupati Sijunjung menggantikan sang ayah dan yang kedua dilantik jadi Wasekjen APKASI anggota Sutan Riska Bupati Dharmasraya oleh Mendagri Bapak Tito Karnavian.

100 hari sudah berlalu Abang Bupati dilantik menjadi orang nomor 1 di Kabupaten ini. 100 hari merupakan rentang waktu yang elegan untuk melihat kinerja seorang bupati untuk sukses 1 periode ini. Namun setelah kita lihat dan kaji-kaji, maka 100 hari pasca dilantik Bang bupati belum mampu menunjukkan pondasi yang kuat kepada masyarakat untuk membawa kemajuan.

Kinerja dalam 100 hari itu banyak yang bersifat seremonial dan citra bukan sesuatu yang potensial apalagi fenomenal. Sebut saja diawal-awal pelantikan beliau meninjau pengerjaan jalan nasional lintas Sumatera, itu seremonial ala citra saja karena kita pastikan itu bukan sepak terjang Bang Bupati. Tidak mungkin satu bulan dilantik, lalu bupati mengusulkan proposal dan sampai di pusat dalam satu bulan proyek bisa di eksekusi, tidak mungkin secepat itu. Berarti proyek-proyek besar yang bukan APBD tersebut sudah diusulkan dalam tahun-tahun sebelumnya seperti jalinsum diusulkan saat rapat di DPR RI oleh Buk Athari.

Kemudian bang Bupati pergi keliling kabupaten memberikan bantuan untuk musibah dan rumah ibadah. Pas bantuan diserahkan lalu beliau difoto-foto, apakah itu keinginan beliau atau keinginan orang yang ingin jabatan, kita tidak tahu. Kegiatan memberi bantuan dan foto-foto itu sebenarnya bagus dan tidak salah tetapi masalahnya ukuran kinerja 100 hari itu tidak tercapai sama sekali melalui foto-foto yang diunggah ke medsos tersebut.

Banyak hal yang ingin penulis tulis tentang 100 hari kinerja Bang Bupati yang tidak bisa terlalu diharapkan sampai 2024 kalau tidak ada daya gedor besar-besaran pasca 100 hari itu.

Banyak arah pembangunan tidak duduk pondasinya dalam 100 hari pasca pelantikkan dan kedepannya masih kabur dan tidak begitu terang untuk perobahan, diantaranya:

1. Belum ada kebijakan Pemda dalam hal perkebunan yang lebih khusus untuk mensejahterakan petani, seperti karet. Belum ada terobosan pemda utk petani karet yang mayoritas penghidupan masyarakat Sijunjung disana.

2. Bidang pertanian, tidak terlihat eksekusi nyata program pertanian yg digerakan Pemda di nagari-nagari Irigasi, bendungan dan sistem pengairan pertanian belum terlihat begitu baik.

3. Insfrastruktur masih belum jelas arahnya dalam 100 hari pasca pelantikan.

4. Bidang pendidikan, walaupun bupati menunjuk kadisnya baru nan putra daerah. Terobosannya utk kmjuan pndidikan sijunjung masih kalam.

4. Dan lain-lain

Setelah 100 hari pasca pelantikan bupati, kita mesti menunggu 100 hari lagi pasca dilantik jadi Wasekjen APKASI.

Apakah 2 kali pelantikan nan fenomenal itu bisa membawa Sijunjung ketingkat yang lebih meroket di Sumbar setidaknya bukan nomor 3 terbawah lagi IPM nya di Sumbar.

Atau, Apakah pasca 2 kali 100 hari ini kita akan terus-terusan menunggu 100 hari berikutnya sampai 2024. Dan 2024 apakah kita akan tetap menyaksikan jalan tanggul motor cross didepan kantor bupati?, Entahlah…….

Ayo Abang Bupati, Abang pasti bisa!!
Kita dukung untuk kemajuan daerah. Ambil orang2 terbaik dan punya kemampuan mumpuni untuk memperbaiki Kabupaten Sijunjung ini.

- Advertisement -

Berita Terkini