Kuliah Singkat Ramadhan (Kusiram) FKM UIN-SU: Public Speaking Bagi Tenaga Kesehatan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FKM UIN-SU) mengadakan Kuliah Singkat Ramadhan (Kusiram) dengan tema “Public Speaking Dalam Islam : Kecakapan Bagi Tenaga Kesehatan” pada hari Minggu (17/04/2022) di pagi hari selepas subuh.

Kegiatan Kusiram ini dihadiri oleh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dengan narasumber sekaligus dosen FKM UIN-SU yakni Salianto, M.Psi yang acaranya dipandu oleh Romiza Arika S.Tr.Gz., M.Gz.

Kuliah Singkat Ramadhan (Kusiram) FKM UIN-SU
Tangkapan Layar (Foto: Istimewa)

Pada kuliah ini, Salianto M.Psi memaparkan bahwa kemampuan public speaking sangat penting bagi tenaga kesehatan karena salah satu tugas dan tanggungjawab seorang tenaga kesehatan masyarakat adalah mampu melakukan promosi kesehatan kepada khalayak umum dan hal ini juga merupakan salah satu jalan dakwah.

“Selain itu, diperlukan juga personal branding terkait keahlian yang dikuasai agar dapat menjadi ciri khas dari seorang komunikator dalam kegiatan public speaking sehingga dapat membangun kredibilitas diri sendiri dan kepercayaan publik akan muncul dengan sendirinya,” jelasnya.

Pada pemaparan materi, beliau menjelaskan bahwa dalam menyampaikan pesan, ada beberapa metode yang dapat diterapkan, salah satunya dengan menggunakan metode PREP. PREP adalah singkatan dari Point (kesimpulan), Reason (alasan), Example (contoh), dan Point (kesimpulan). Metode ini dapat digunakan dalam berbagai situasi komunikasi dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan public speaking.

“Salah satu bentuk nervous yang paling umum adalah kegagapan. Misalnya kita sering menggunakan ‘eee’ atau ‘emm’ sebagai penyambung antar kata yang kita ucapkan. Hal itu seringkali mengganggu dan mengurangi kesempurnaan kita dalam berbicara di depan umum,” kata Salianto.

Kuliah Singkat Ramadhan (Kusiram) FKM UIN-SU
Tangkapan Layar (Foto: Istimewa)

Untuk itu, paparnya, ada beberapa teknik dalam mengurangi kegagapan:

• Memberikan afirmasi positif pada diri sendiri agar kegiatan berjalan lancar
• Menguasai dan mempelajari materi yang akan disampaikan
• Memanjangkan pengucapan kata (intonasi ditambah ketukannya)
• Melakukan jeda, yang secara alamiah nampak kita sedang berpikir lebih mendalam
• Melakukan latihan agar kemampuan public speaking semakin baik lagi

Sebagai penutup, tak lupa beliau menyampaikan bahwa komunikasi kepada audiens diperlukan selipan humor, ice breaking dan menatap mata audien secara bergantian menggunakan pola Z agar audiens merasa si komunikator memberi perhatian kepada audiens dan pesan dapat sampai ke audiens dengan lebih baik. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini