Membaca Tidak Hanya Teks Tapi Juga Memahami Konteks

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Agung Wibawanto

Wahyu yang pertama kali diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah iqra. Secara umum, iqra diartikan sebagai perintah untuk membaca.

Dilansir dari laman FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, iqra berasal dari kata qaraa-yaqrau-qiraah yang artinya membaca, menghimpun, mendalami, meneliti, dan mengetahui ciri-cirinya. Dengan kata lain, perintah iqra tidak hanya membaca tulisan, tetapi juga dengan pendalaman situasi atau fenomena sosial yang terjadi.

Allah menyebutkan kata Iqra’ secara berulang kali dalam Surah Al-Iqra’ tersebut. “Satu kata saja dalam Alquran itu pasti mempunyai makna yang sangat besar,” kata Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Quran (PTIQ) Lebak Bulus, Nasaruddin Umar.

Ia menjelaskan bahwa makna Iqra’ pertama dalam Surah tersebut adalah how to read, yaitu bagaimana cara kita membaca Alquran dengan baik dan benar, serta dapat mengkhatamkannya. “Meskipun tidak tahu artinya, tapi dapat pahala, insyaallah,” kata Imam Masjid Istiqlal Jakarta tersebut.

Kemudian, lanjut dia, Iqra’ yang kedua adalah how to learn, yang berarti tentang bagaimana mendalami Alquran dengan mengetahui artinya, tafsirnya, bahkan takwilnya. Selanjutnya, iqra’ yang ketiga adalah how to understand, yaitu bagaimana kita menghayati kitab Allah tersebut.

“Jadi yang ketiga ini adalah secara emosional, spiritual. Mungkin bukan hanya dia yang mampu menafsirkan Alquran, tapi Alquran juga mampu menafsirkan dirinya, ” ujar dia

Makna Iqra’ yang keempat atau yang terakhir, yaitu bagaimana memukasyafahkan atau menyingkap tabir-tabir di dalam Alquran. “Jadi, Iqra’ Alquran itu sudah disempurnakan oleh Iqra’ yang keempat tersebut,” jelas dia.

Ia menambahkan bahwa konsep menghatamkan Alquran itu bukan hanya mengkhatamkan 30 juz atau bukan hanya menghafalkan 30 jus saja, tapi bagaimana agar seluruh umat Islam bisa menghatamkan Alquran dengan Iqra’ pertama sampai ke empat tersebut.

” Iqra’ pertama sekedar membaca, iqra’ kedua mendalaminya, iqra’ ketiga menghayati dan mengamalkan, dan keempat adalah yang itu tadi,” jelas dia.

Allah SWT memerintahkan untuk membaca dengan menyebut nama Tuhan. Perintah tersebut termaktub dalam QS. Al Alaq ayat 1-5. Allah SWT berfirman sebagai berikut:

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
iqra` bismi rabbikallażī khalaq (bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan).

2. خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ
khalaqal-insāna min ‘alaq (Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah).

3. ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ
iqra` wa rabbukal-akram (bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah).

4. ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ
allażī ‘allama bil-qalam (yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam).

5. عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
‘allamal-insāna mā lam ya’lam (Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya).

Menurut pendiri Pusat Studi Al Quran, M. Quraish Shihab, kata iqra pada ayat pertama surat Al Alaq di atas diambil dari akar kata yang artinya menghimpun. Arti tersebut kemudian melahirkan beragam makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca teks tertulis atau tidak tertulis.

Kalau diistilahkan sekarang ya sama dengan “literasi”. Literasi tidak sekadar berarti huruf dan membaca saja, melainkan juga segala hal yang terkait dengan narasi. Dan yang terpenting, kita mampu memahami (sebagai proses berpikir) apa dan bagaimana “pesan” atau “kandungan” yang dimaksud. Kita juga harus kritis mengetahui bahwa narasi atau literasi tersebut benar adanya atau hoax?

- Advertisement -

Berita Terkini