Gertak Politik Sandiaga Uno Paska Beredar Isu Duet Capres dan Cawapresnya Ganjar – Anies

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, OPINI – Sebelumnya santer beredar isu jika Ganjar Pranowo akan diselamatkan dan diambil alih Koalisi Indonesia Bersatu untuk diposisikan sebagai Capres 2024. KIB dijadikan sekoci pencapresan Gubernur Jateng tersebut jika benar-benar terjadi ketegangan hebat antara Jokowi dan Megawati. Skenarionya pada akhir Ganjar Pranowo akan mundur atau dipecat oleh PDIP.

Sudah bukan rahasia lagi jika KIB terbentuk atas komando dan juga restu dari Jokowi. KIB berisi 3 partai parlemen yang terdiri dari Golkar, PAN dan PPP. Semuanya partai ini masuk dalam gerbong partai pendukung pemerintah Jokowi.

Dalam kerja Politiknya, KIB merancang politik besar untuk melakukan holding besar dengan PKB dan Gerindra membentuk koalisi besar. Lagi-lagi dicurigai Jokowi ada dalam rencana skenario politik tersebut.

Belum sempat koalisi besar terbentuk, PDIP mengambil langkah politik yang sangat dramatis dan fenomena. PDIP resmi di dicapreskan oleh PDIP dan diumumkan langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tanggal 21 April 2023.

Nama Ganjar Pranowo sebagai capres resmi membuat konstelasi politik nasional gugup dan berantakan. Pasalnya, Pencapresan Ganjar ini sangat mendadak dan tiba-tiba, di luar prediksi elite politik dan juga Jokowi sendiri terlihat sangat geram adanya Pencapresan Ganjar yang mendadak tersebut.

Ruangan kerja sama politik terbuka lebar bagi partai untuk segera menentukan pilihan dukungan pencapresan. Pada akhirnya PDIP mendapatkan koalisi partai dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai warisan Orde Baru ini resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) di Pilpres 2024.

Hal itu diumumkan langsung oleh Plt Ketua Umum (Ketum) PPP Muhammad Mardiono.
PPP memutuskan bergabung dengan PDIP setelah melalui musyawarah dan diskusi mendalam, PPP memutuskan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden RI pada Pilpres 2024. Demikian kata Mardiono di kompleks kediamannya, Pakem, Sleman, DIY, Rabu (26/4/2023).

Dalam perkembangan politik nasional yang kian memanas, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno menuturkan telah mempersiapkan langkah jika wacana paket capres dan cawapres Ganjar Pranowo-Anies Baswedan terjadi di Pilpres 2024. Rupanya isu duet Ganjar -Anies disikapi serius oleh PPP dan langsung tancap gas membuat berbagai skenario politik.

Jika Anies bergabung dengan Ganjar Pranowo sebagai cawapres artinya Nasdem harus hengkang dari Koalisi Perubahan Untuk Persatuan. Posis Anies Baswedan di down grade dari capres turun ke cawapres.

Dalam hal ini Nasdem sangat realistis jika posisi politik yang menguntungkan bagi Nasdem adalah menyandingkan Anies Baswedan dengan Ganjar. Surya Paloh kemungkinan besar akan menyudahi ambisi sebagai king maker Anies Baswedan. Dengan perhitungan cermat opsi yang dipilih adalah bergabung dengan PDIP dan memasang Anies Baswedan sebagai wakil presiden.

Langkah Sanduga Uno sangat rasional untuk melakukan pembalasan politik dengan hengkang dari koalisi PDIP. Sandiaga bisa mengajak koalisi yang ditingalkan Nasdem yakni PKS dan Demokrat untuk bekerjasama dalam mengusung capres dan cawapres di Pemilu 2024.

“Saya akan mengusulkan ke Pak Mardiono jika akhirnya yang dipilih itu Ganjar-Anies. Kita mengajak mas AHY dan Demokrat dan juga PKS untuk berjuang bersama,” kata Sandi di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (23/8).

Menurut Sandi, ia telah memiliki pengalaman dengan beberapa partai politik, termasuk Partai Demokrat dan PKS. Sehingga ajak PPP itu akan mendapatkan respons kedua partai tersebut. Apabila paket Ganjar-Anies jadi diusung pada Pilpres 2024.

Dengan demikian akan terbentuk Poros Baru Koalisi dan juga akan memunculkan pasangan baru capres dan cawapresnya. Bisa saja muncul pasangan Sandiaga Uno -AHY atau AHY-Sandiaga Uno.

Perhitungan matematis dan berdasarkan ketenteraman UU Pemilu, Partai Demokrat, PKS dan PPP memenuhi syarat dalam hal kepemilikan kursi DPR untuk mendaftarkan capres-cawapres ke KPU jika mereka berkoalisi di Pilpres 2024.

Untuk mengajukan Paslon Capres dan Cawapresnya, berdasarkan UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu, syarat bagi partai politik untuk mendaftarkan capres-cawapres adalah 20 persen kursi DPR atau 115 kursi hasil pemilu sebelumnya. Apabila kepemilikan kursi DPR Demokrat, PKS dan PPP digabung, jumlahnya sudah melebihi syarat tersebut.

Perhitungan riil Koalisi Baru tersebut Partai Demokrat memiliki 54 kursi, PKS 50, sementara PPP 19. Jika ditotal menjadi 123 kursi DPR.

Dengan munculnya Skenario Koalisi Baru yang terdiri dari PPP, PKS dan Demokrat akan menambah peta persaingan dan juga tejadi pergeseran kekuatan politik yang cukup rumit dan liar. Dugaan jika koalisi ini benar terbentuk, muncul opsi terjadi 3 pasangan capres dan cawapres.

Kemungkinan besar ada idola baru yang baik kelas yakni Sandiaga Uno atau Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang selama ini menjadi calon wakil presiden dan dengan koalisi baru terbentuk dua tokoh ini kemungkinan akan naik kelas menjadi calon presiden.

Adakah peluang menang dari pasangan AHY-Sandiaga Uno ? Jangan sampai justru pasangan ini terbentuk hanya sebagai bagian alat membalas sakit hati karena baik AHY dan Sandiaga Uno dibuang atau dilepas dari koalisi awal baik Sandiaga Uno di PDIP atau AHY di KPP.

Ditulis oleh: Heru Subagia (Pengamat Politik dan Sosial/ Alumni UGM)

- Advertisement -

Berita Terkini