Anies Terpojok di Formula E, Chaplin Luncurkan Bidak-Bidak Serangan ke Jokowi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Di minggu akhir bulan November ini sungguh menarik mengamati arus permukaan dinamika politik tanah air.

Diawali dengan manuver politisi Golkar Bambang Susatyo serasa juru bicara Anies Baswedan. Bamsoet panggilan akrab Ketua IMI yang kebetulan pula Ketua MPR mengatakan bahwa perihal lokasi Formula E keputusannya di tangan Presiden.

Karena ini event olah raga internasional sambungnya. Bamsoet ternyata sudah ditunjuk oleh Gubernur Anies Baswedan sebagai Ketua Steering Committee penyelenggara Formula E.

Ternyata benar adanya memang Anies Baswedan juga tengah berupaya bertemu Istana perihal senada dengan pernyataan Bamsoet. Jadi Bamsoet rupanya masuk sebagai Panitia Formula E.

Kura-kura dalam perahu, di saat KPK dalam detik-detik penetapan tersangka kisruh Formula E mau menarik-narik keterlibatan Istana, jelas sekali rupanya Bamsoet punya kepentingan besar disitu. Serangannya ke Presiden Jokowi sungguh halus dengan modus “jebakan betmen”.

Lalu kemudian politisi Golkar juga Fadel Muhammad, sambungnya menyerang Presiden Jokowi. Kali ini serangannya agak terbuka modus tantrum melalui Menteri Sri Mulyani.

Fadel teriak supaya Presiden Jokowi memecat Menteri Sri Mulyani karena telah memotong anggaran MPR. Netizen pun murka, Fadel dan keluarganya dikuliti tanpa ampun.

Disitu data dan informasi bertebaran; Fadel ternyata salah satu debitor BLBI, Fadel masih keluarga besan Rizik Shihab, dan seterusnya dilengkapi photo-photo menambah semarak jagad medsos.

Lucunya lagi, Bamsoet kembali muncul serasa jubir Fadel memberikan klarifikasi. Bukan begitu, maksudnya supaya Menteri Sri Mulyani menghargai MPR. Masak agenda rapat 2 kali ga hadir. Begitu penjelasan Bamsoet.

Menteri Sri Mulyani gerak cepat tanggap. Dalam press release disebutkan; Perihal ketidakhadiran yang pertama karena ada rapat internal Presiden dan yang kedua rapat dengan DPR. Lalu terkait pemotongan anggaran, perintah Presiden Jokowi jelas seluruh K/L/D/I supaya melakukan re-focusing anggaran terkait pandemi Covid-19. Jadi bukan hanya MPR saja yang mengalami pemotongan anggaran untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Tak berhenti disitu. Menteri LBP kembali mendapat serangan kali ini dari kelompok yang menamakan dirinya Kaukus Masyarakat Sipil.
Disitu ada mantan penyidik pecatan KPK Novel Baswedan curi-curi duduk di boncengan. Seperti mimpi di siang bolong dia menyatakan akan ikut serta Kaukus Masyarakat Sipil untuk mengaudit PT Genomerik Solidaritas Indonesia (GSI) terkait bisnis tes PCR.

Sebelumnya, Kaukus Masyarakat Sipil untuk demokrasi dan keadilan menyatakan siap mengaudit PT GSI, salah satu perusahaan penyedia tes polymerase chain reaction (PCR) dalam mendeteksi Covid-19.

Novel…Novel…TWK Aja Gak Lulus, Sok Mau Audit Menko LBP pulak.

Sebenarnya malas mengomentari ini. Tapi penting supaya publik mendapatkan pencerahan. Bisnis PCR itu murni swasta dan dari belasan pemain PCR, pemain utamanya justru kelompok 3C, ya mereka – mereka juga. Kenapa mereka tidak audit pemain besar PCR dulu secara sampling itu jauh lebih akurat.

Pihak Menteri LBP pun langsung menjawab menohok dengan membuka pintu lebar-lebar seraya memberi tantangan jika terbukti hasil audit tidak ada temuan, maka mereka harus bantu masyarakat juga menghadapi pandemi Covid-19.

Tak ketinggalan, Bali sebagai tuan rumah angkaian hajatan G20 sepanjang tahun 2022 juga mulai digarap. Sekelompok pemuda menamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Bali unjuk rasa yang berujung ricuh saling lempar batu dengan warga penduduk lokal. Pesanannya jelas, Bali sebagai tuan rumah G20 tidak aman.

Rangkaian peristiwa seminggu ini jelas sekali benang merah dan aktor dalang dibelakangnya.  Sasaran utamanya adalah Presiden Jokowi.

Oleh : Ganda Situmorang

- Advertisement -

Berita Terkini