Refly Harun Anies Baswedan Manusia Gagal Pembenci Kebenaran

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Saya dimintai komentar. Tentang sepak terjang Refly Harun dan Anies Baswedan. Bagi saya keduanya sangat tidak bermutu untuk dikomentari. Namun, keduanya makin kurang ajar terhadap kebenaran kemanusiaan. Maka perlu diluruskan otak dan perilaku sengkleh mereka.

Pertama Refly Harun. Sejak dibuang ke tong sampah oleh Jokowi, dia jadi gelandangan politik. Konsep di kepalanya adalah membuat kisruh. Sekelas Said Didu. Fadly Zon.

Belakangan si bahlul Refly Harun memutarbalikkan fakta tentang peristiwa pembunuhan terhadap 6 teroris FPI. Kasus KM 50. Refly Harun membuat analisis ngawur menyesatkan soal peristiwa tersebut. Dasarnya tak lain adalah imajinasinya sendiri.

Refly Harun menggiring opini tentang prosedur kepolisian, tentang peristiwa yang dia tidak lihat sendiri. Dia gagal memahami. Karena dirasuki kebencian terhadap Polisi sebagai titik awal berpikir. Dia membangun framing, menggunakan rekaman konferensi pers Kapolda Metro Fadil Imran dan Pangdam Jaya Dudung Abdurachman, terkait peristiwa pembunuhan terhadap 6 teroris FPI.

Refly menyebut tentang kejanggalan tentang tewasnya 6 teroris FPI. Yang sejatinya para aparat dipepet, diserang baik di lokasi maupun di dalam kendaraan. Refly melakukan framing, menggiring opini menyesatkan.

Sesungguhnya, unlawful killing terhadap 6 teroris FPI terjadi karena aparat diserang. Bukti senjata dan rekonstruksi peristiwa secara terbuka telah dilihat. Komnas HAM pun telah menyebutkan tentang serangan di dalam kendaraan oleh para teroris, mencekik, memukuli dalam rangka merebut senjata petugas.

Tentu dalam kondisi tersebut sebagai self defense, dan aparat berhak untuk menghabisi secara terukur. Kalau tidak dibunuh keempat teroris di dalam kendaraan tentu mereka akan membunuh aparat. Itu fakta yang terjadi yang diputarbalikkan oleh manusia sengkleh otak Refly Harun. Pecatan komisaris BUMN yang kini menjadi sampah politik.

Refly Harun ini menjelma seperti teroris Munarman, yang melakukan tuduhan, framing, yang memojokkan Polri terkait peristiwa KM 50. Mulut Refly Harus semestinya disumpal dengan kebenaran, agar menyemburkan kebenaran, bukan fitnah dan kebencian terhadap Polri. Dan, dia menjelma menjadi kadrun, pendukung 6 teroris FPI, dengan menjadi penyebar hoaks terkait unlawfull kilings.

Kedua Anies Baswedan. Manusia ini adalah pemutarbalik logika. Dengan olah kata dia melakukan kejahatan sosial. Dia mengelabuhi publik dengan menggunakan politik identitas. Agama, ayat, dan mayat digunakan sebagai alat untuk mencapai nafsu kejahatan dalam pikirannya.

Anies adalah seorang pembenci. Pendendam. Kawan dia tentu yang memiliki standard moral, keyakinan, dan tujuan yang sama. Temannya ya pentolan teroris FPI Muhammad Rizieq Shihab. Simpatisan Taliban Jusuf Kalla, Hidayat Nurwahid yang sohib pendukung teroris ISIS Yusuf Al-Qaradawi. Model begitu kawan-kawan Anies Baswedan.

Bekerjasama dengan DPRD DKI Jakarta, Anies Baswedan edan-edanan menggunakan dana APBD, uang rakyat untuk berpesta tanpa batas. Aman. Karena dia kongkalikong dengan para manusia gagal. Bambang Widjojanto, Novel Baswedan, untuk menggunakan APBD sebagai alat memenuhi hasrat nafsu balas dendam.

Sejak dipecat dari Mendikbud oleh Jokowi dilampiaskan dengan merusak legacy Jokowi dan Ahok. Contoh Waduk Pluit dan Kalijodo ditelantarkan untuk menunjukkan kepada publik bahwa Jokowi-Ahok gagal. Proyek LRT Jabodetabek yang diinisiasi oleh Jokowi pun berlarut-larut di bawah Anies Baswedan.

Justru yang dibangun proyek bahlul seperti resapan air. Toa. Jalur sepeda gagal. Monumen mesum bambu senggama. Patung sepatu. Formula E yang berbau korup. Juga tentu kasus Munjul Rumah DP 0 Persen. Yang KPK pun ketakutan terhadap Anies Baswedan. Dia memang sangat kuat karena menjadi peliharaan para gembong. Otak jahat dan sengkleh tentu berteman dengan para otak sengkleh pembenci NKRI.

Itulah catatan saya. Refly dan Anies memutarbalikkan logika, kebenaran, dan melawan kebenaran kemanusiaan. Mereka memusuhi kebenaran apapun. Konsep mereka sama. Mereka memanfaatkan kebencian untuk kepentingan pemuasaan diri. Nafsu bejat menghamba ketidakbenaran.

Otak mereka diisi ketidakbenaran, mencari pembenaran, memutarbalikkan fakta, data, dan logika. Tujuan mereka untuk mendapatkan perhatian, karena mereka manusia terbuang. Terbuang dari kenormalan sebagai manusia, jatuh ke lembah kenistaan. Alhasil dua manusia ini akan selalu mencari celah untuk menyesatkan banyak orang. Sangat berbahaya jika berkuasa, atau melekat ke kekuasaan. Abuse of power pasti terjadi.

Oleh: Ninoy Karundeng

- Advertisement -

Berita Terkini