Covid dan Global Village

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Sudah 1 tahun lebih wabah Covid 19 melanda dunia. Tidak sedikit impact yang ditimbulkan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari kehidupan sosial, Budaya, ekonomi, pendidikan, sampai politik semuanya merasakan dampak yang signifikan. Semua kegiatan dan aktivitas manusia tidak dapat tidak harus berubah dari kebiasaan normalnya. Penerapan konsep “New Normal” adalah suatu pengejewantahan dari proses transisi keadaan tersebut. Keadaan ini mengisyaratkan adanya tuntutan untuk beralih dari pola kebiasaan normal (lama) kepada pola kebiasaan new normal (Baru).

Tentu ini menjadi sebuah polemik baru yang harus ditangapi secara bijak oleh manusia sebagai subjek yang tedampak. Ada nilai positif dan negatif penerapan pola New Normal ini. Dalam prosesnya, pembisaan penggunaan teknologi digital adalah salah satu bentuk penerapan pola New Normal. Dalam dunia pendidikan misalnya, penggunaan sistem digital telah mulai diterapkan dalam proses pembelajaran disekolah. Di Indonesia sendiri pola ini sudah dimulai semenjak penerapan “Pembatasan Sosial Berskala Besar( PSBB)” di Indonesia. Keadaan ini terus berlanjut sampai sekarang, terhitung sudah 1 tahun lebih.

Banyak pengamat pendidikan menilai bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian sosial budaya, pendidikan, dan kebudayaan (Kemendikbud) belum mampu menjalankan program pendidikan berbasis digital. Pemerintah belum bisa menghadirkan pendidikan yang bersifat “On Demand”. On Demand maksudnya adalah siswa bisa melakukan kegiatan pembelajaran dimanapun dan kapanpun. Dan juga ola pemeblajaran digital bayak yang menganggap pemeblajaran digital hanya sekedar penyampaian teori fisik tapi tidak tidak pada value teorinya. Karena hal inilah banyak pakar pendidikan dan masyarakat yang mendorong untuk memperlakukan kegiatan pembelajaran tatap muka.

Di sisi lain pemberlakuan pola digitalisasi ini juga mendorong percepatan modrenisasi global. Dimana keendrungan perkembangan dunia kedepan mau tidak mau akan sampai pada polarisasi Digital. Ini semakin mempertegas teori yang disampaikan oleh Mcluhan tentang “Global Village” dalam bukunya yang berjudul “Guttenberg Galaxy” yang diterbitkan pada tahun 1962. Gagasan atau teori Global Village Mcluhan ini adalah sebuah konsep tentang apa yag dinamakan dengan “Desa Besar/Desa Global” dimana adanya fenomena saling ketergantungan secara digital.

Konsekuensi logis dari proses perkembangan teknologi informasi dan komunikasi digital yang sagat cepat menurut Mcluhan, adalah munculnya proses-proses sosial yang disebut dengan de-Westernisasi (Akulturasi budaya barat dengan budaya lain) dan de-Tribalisasi (berubahnya nilai-nilai budaya lokal menjadi modren). Konsep Global Village McLuhan menempatkan dunia layaknya sebagai suatu desa berkat teknologi digital dan lalu lintas informasi yang serba cepat dan Instan. Globa Village tidak terlepas dari globalisasi yang berarti interdependensi antarnegara dan dunia semakin terintegrasi. Fenomena global Village ini menuntut antisipasi negara dan masyarakat yang harus bekerjasama dengan negara dan asyarakat bangsa lain karena baik global village maupun globalisasi telah menyatukan masarakat dari berbagai kawasan dunia menjadi satu komunitas global. Pada kesimpulannya, keadaaan yang sedang terjadi sekarang karena dampak pandemi Covid-19 ini semakin mendekatkan masyarakat dunia pada konsep “Global Village” nya Mcluhan.

Penulis : Intan Permata Legum, SH. (Peserta Advance Training HMI Badko Riau-Kepri)

- Advertisement -

Berita Terkini