Buku Putih KM 50, Amien Rais Dkk Pelanjut Kejahatan Munarman dan Rizieq Shihab

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Opini sesat Buku Putih KM 50 yang dibuat oleh Amien Rais dan gerombolannya. Haikal Hassan, Abdullah Hehamahua, dan Marwan Batubara tidak bahagia kalau tidak membuat gaduh. Jokowi tidak perlu menanggapi imajinasi liar para begundal.

Di setiap halaman secara mencolok ditulis: buku putih pelanggaran HAM berat, dan pembunuhan enam pengawal MRS – yang ditulis HRS. Rizieq adalah begundal, teroris, bukan habib sama sekali.

Amien Rais dan kawan-kawan adalah para begundal yang mendukung teroris FPI. Mereka adalah pelanjut kejahatan dengan kedok agama para teroris Munarman dan Muhammad Rizieq Shihab (MRS).

Biasa. Amien Rais menggunakan istilah-istilah agama, neraka, surga, dosa. Padahal Amien Rais tidak pernah belajar mengaji agama. Amien Rais murni orang sekuler. Pemahaman agama dia nol besar. Dia nekad melawan Allah SWT. Munafik berat. Buktinya berani mengingkari sumpah jalan kaki Jakarta-Jogja PP.

Publik tahu. Paham. Klir. Enam teroris pengawal pentolan teroris FPI, tewas diberondong oleh aparat di KM 50 karena melakukan serangan terhadap petugas. Komnas HAM pun menyebutkan tidak ada pelanggaran HAM berat.

Amien Rais sebagai gelandangan politik kembali mencari panggung. Haikal Hassan ingin menarik dukungan kalangan teroris FPI, HTI, dan Wahabi sebagai mana biasa. Marwan Batubara berteriak sebagai wujud manusia gagal. Klop. Mereka serentak menyerang TNI, Polri, dan Komnas HAM. Abdullah Hehamahua ingin mengais kesempatan.

Tuduhan makin menjadi-jadi. Marwan Batubara yang tak paham hukum sama sekali menyebut Komnas HAM tidak pernah melakukan penyelidikan. Marwan buta tentang tugas dan peran Komnas HAM. Komnas HAM bukan lembaga penegak hukum.

Putus asa gagal menekan Komnas HAM, para begundal politik itu menuduh ada kekuatan lain selain TNI, Polri dalam serangan tersebut. Penjelasan mereka menggelikan. Jelas mereka tahu ada kontak senjata. Antara aparat kepolisian dengan 6 teroris FPI yang mengawal MRS. Hingga mereka ditembak mati. Apalagi penembakan di dalam mobil yang memang upaya membela diri dari aparat.

Presiden Jokowi tidak akan mempan ditekan oleh Amien cs. Mahfud MD secara berseloroh berterima kasih Amien memberi pernyataan TNI, Polri tidak terlibat. Besok dipastikan Amien akan berkoar lagi. Yang tujuannya akhirnya mengarah pada: pendongkelan Jokowi. Caranya membusukkan Polri dengan isu KM 50.

Bagi orang awam semakin paham. Bahwa FPI adalah organisasi teroris. Itu dibuktikan oleh suara yang membela seperti Amien Rais, Haikal Hassan, Abdullah Hehamahua, Marwan Batubara. Produk gagal bangsa Indonesia. Yang menggunakan agama sebagai kedok kemunafikan mereka. Para sekuler yang mengelabuhi umat.

Maka, Buku Putih KM 50 karya opini imajinasi para begundal itu tak lain adalah jalan untuk menelanjangi dan menghukum diri. Karena jelas tuhan tidak akan pernah memberi jalan bagi para begundal pembenci NKRI – yang mencitakan negara khilafah.

Mereka adalah para manusia gagal yang sedang mencari panggung. Amien Rais yang dibuang besannya dari PAN mendirikan partai yang tak laku.

Dengan menyampaikan catatan Buku Putih KM 50 sejatinya mereka sedang membangun framing ngawur. Mereka sedang secara liar mengarahkan pada ketikdakjelasan peristiwa. Dengan cara itu mereka berharap publik akan antipasti terhadap penegakan hukum yang juga berjalan. Unlawful killing yang disebut oleh Komnas HAM pun dibahas dan dibelokkan oleh Buku Putih KM 50.

Jadi, sejatinya peristiwa pembunuhan terhadap teroris FPI adalah kewajiban negara melindungi serangan teroris. Buktinya 58 orang teroris ditangkap di Makassar yang dibaiat oleh Munarman dan disokong oleh MRS. Bukti lain 6 teroris Jakarta dan Condet yang dibina oleh Munarman dan FPI ditangkap. Buku Putih KM 50 hanya sampah dari para begundal pembenci NKRI.

Oleh : Ninoy Karundeng

- Advertisement -

Berita Terkini