Tekan Harga Gula, Airlangga Hartarto: Gula Rafinasi Dialihkan ke Pasar

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan dilakukan pengalihan gula rafinasi ke pasar sehingga diharapkan harga bisa ditekan ke bawah.

“Ada beberapa impor gula yang jadwalnya tertunda karena beberapa daerah di negara lain melakukan pembatasan akibat lockdown,” ujar Menko Perekonomian saat menjawab pertanyaan wartawan usai Rapat Terbatas (Ratas), Rabu (13/5).

Terkait dengan bawang putih, dia menyampaikan rencana impornya berdasarkan data yang ada sudah masuk.

“Kita berharap dengan adanya stok, harga bisa lebih terkendali. Pada April ini ada 81.000 ton yang masuk, sedangkan pada Mei ini diperkirakan sebesar 129.000 stok yang ada,” imbuhnya.

Erlangga menambahkan rencana impornya kemarin pada April 94.000 ton, Mei sebanyak 78.000 ton.

“Terkait dengan bawang merah tidak ada rencana untuk impor karena sebetulnya ada daerah yang berproduksi besar,” terang Menko Perekonomian.

Harga bawang merah untuk di Jawa rata-rata Rp49.000, Rp47.000, dan Rp45.000, tetapi memang kalau Jayapura masih ada yang Rp64.000, kemudian Banda Aceh masih Rp65.000, dan Sulawesi Tenggara sekitar Rp53.750.

Sementara itu, dia menyebutkan harga daging sapi seperti penggaris, jadi tidak ada fluktuasi naik atau turun, harganya sekitar Rp118.100.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan bawang merah peak (puncak) panennya Juni, akibat ada pergeseran hujan dan lain-lain.

“Tetapi untuk bulan Mei kita punya stok 78.700 ton secara nasional. Mei ini distribusinya memang harus kita bagi dengan tepat,” imbuh Mentan.

Selain menyatakan kesiapan, Mentan sampaikan bahwa hari ini juga akan langsung bekerja untuk mempersiapkan melihat di mana titik-titik yang harus didistribusi.

“Tadi sudah ada penegasan Bapak Presiden untuk kami gunakan fasilitas TNI untuk bisa melakukan ini, menerobos. Sekali lagi, kenaikan harga lebih banyak dipicu oleh distribusi yang tidak normatif, tetapi pengalaman kami kalau sudah diserang ke satu daerah/wilayah, maka langsung stabilitasnya bisa dicapai,” pungkas Mentan.  (mn/sk)

 

 

- Advertisement -

Berita Terkini