Cara Menjaga Hati

Breaking News

Hatinya Telah Mati

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Hati merupakan cerminan dari setiap orang yang memilikinya dalam arti apabila mempunyai hati yang baik, maka cerminannya juga terlihat baik begitu pun sebaliknya jika mempunyai hati yang buruk, maka buruk juga yang terlihat.

Banyaknya media sosial yang berseliweran dan kabar yang beredar di hadapan kita disatu sisi memang menguntungkan karena cepatnya informasi yang sampai kepada kita. Namun di sisi yang lain, justru membuat kita semakin tidak tenang.

Pada kondisi ini diperlukan kesadaran pribadi untuk kembali kepada tujuan diciptakannya manusia dan jin, yakni semata menjalankan visi penghambaan (ubudiyah) kepada Allah SWT.

Hati merupakan inti dari diri seorang manusia. Allah sangat memperhatikan kondisi hati setiap hamba-Nya.

Hati yang dijaga akan senantiasa memancarkan kekuatan iman, semakin tenang dengan melakukan kebaikan-kebaikan, terutama ketika mendengarkan ayat-ayat Allah yang dikumandangkan.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
(QS. Al-Anfal:2).

Hati orang yang beriman, memiliki ciri sebagaimana yang Allah firmankan di atas dan Allah akan memberikan anugerah ketenangan langsung dari sisi-Nya.

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَاناً مَّعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيماً حَكِيماً

“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka.”
(QS: Al Fath:4).

Hati seorang Muslim akan semakin hidup dengan konsisten (istiqomah) dalam ketaatan semata kepada-Nya. Jika itu berhasil dilakukan secara terus-menerus, insyaallah, kebahagiaan akan semakin nyata dalam kehidupan.

Bahagia tidaknya setiap Muslim sangat bergantung pada kondisi hatinya.

Untuk itu, menjaga hati sangat penting agar tidak terkontaminasi dengan sifat-sifat buruk yang membahayakan, yakni kemunafikan bahkan kekafiran.
Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” الْقُلُوبُ أَرْبَعَةٌ : فَقَلْبٌ أَجْرَدُ فِيهِ مِثْلُ السِّرَاجِ أَزْهَرُ ، وَذَلِكَ قَلْبُ الْمُؤْمِنِ ، وَسِرَاجُهُ فِيهِ نُورُهُ . وَقَلْبٌ أَغْلَفُ مَرْبُوطٌ عَلَى غِلَافِهِ ، فَذَلِكَ قَلْبُ الْكَافِرِ . وَقَلْبٌ مَنْكُوسٌ ، وَذَلِكَ قَلْبُ الْمُنَافِقِ ، عَرَفَ ثُمَّ أَنْكَرَ . وَقَلْبٌ مُصَفَّحٌ ، وَذَلِكَ قَلْبٌ فِيهِ إِيمَانٌ وَنِفَاقٌ ، فَمَثَلُ الْإِيمَانِ فِيهِ كَمَثَلِ الْبَقْلَةِ يَمُدُّهَا مَاءٌ طَيِّبٌ ، وَمَثَلُ النِّفَاقِ كَمَثَلِ الْقُرْحَةِ يَمُدُّهَا الْقَيْحُ وَالدَّمُ ، فَأَيُّ الْمَادَّتَيْنِ غَلَبَتْ صَاحِبَتَهَا غَلَبَتْ عَلَيْهِ

“Hati itu ada empat macam; hati yang bersih yang di dalamnya terdapat semacam pelita yang bersinar, hati yang tertutup lagi terikat, hati yang berbalik, dan hati yang berlapis. Hati yang bersih itu adalah hati orang Mukmin, dan pelita yang ada di dalamnya itu adalah cahayanya. Hati yang tertutup adalah hati orang kafir. Hati yang berbalik adalah hati orang munafik murni (tulen), ia mengetahui Islam lalu ingkar.Sedangkan hati yang berlapis adalah hati orang yang di dalamnya terdapat iman dan kemunafikan. Perumpamaan iman di dalam hati itu adalah seperti sayur-sayuran yang disiram air bersih.Sedangkan perumpamaan kemunafikan dalam hati adalah seperti luka yang dilumuri nanah dan darah. Mana di antara keduanya (iman dan kemunafikan) yang mengalahkan yang lainnya, maka dialah yang mendominasi.
(HR. Ahmad)

Hati yang bersih bisa merasakan nikmat dan indahnya iman.
Seseorang yang mengetahui kebenaran lalu menginkarinya maka Allah akan cabut nikmat iman di dalam hatinya sehingga kehidupannya akan sangat jauh dari kebahagiaan dan kebenaran.

Hati merupakan raja dari setiap manusia. Sebab pikiran, ucapan dan perilaku manusia sangat ditentukan oleh kondisi hatinya.
Rasulullah bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ

“Ketauhilah, sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pulalah jasad tersebut. Jika ia jahat, maka jahat pula jasad tersebut. Segumpal daging itu adalah hati.
(HR. Bukhari-Muslim).

Untuk memastikan hati kita tetap menjadi raja yang benar dan baik, kita harus berupaya untuk menjaganya.

Salah satu cara strategis untuk memastikan hati tetap dalam kebenaran adalah dengan senantiasa melakukan dzikir kepada Allah Ta’ala.

الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d:28).

Hasan al-Bisri r.a salah seorang tabi’in terkemuka, pernah berkata:
“Hati itu rusak karena enam hal.” Maka, kita harus berhati-hati dengan enam hal yang berpotensi merusak hati.

? Pertama:
Melakukan dosa dengan berangan-angan akan segera ditobati dan yakin Allah akan menerima tobatnya.

? Kedua:
Mengetahui ajaran Islam, tetapi tidak berusaha mengamalkannya.

? Ketiga:
Mengamalkan ajaran Islam, tetapi tidak ikhlas lilaahi ta’ala.

? Keempat:
Menikmati rezeki dari Allah, tetapi tidak berusaha mensyukurinya.

? Kelima:
Tidak ridha menerima ketentuan dari Allah.

?Keenam:
Menguburkan jenazah saudaranya, tetapi tidak mengambil pelajaran darinya.

Semoga kita selalu diberikan keimanan, kedamaian agar lebih khusyu dalam beribadah dan semoga Allah senantiasa menjaga hati kita dari berbagai penyakit hati yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Aamiin.

Wallahu a’lam.
??☕

#Ngaji
#BersamaMawar

Penulis adalah Hindun Shalihah

- Advertisement -

Berita Terkini