Alumni 2015 IAIN Madura Ini Nilai Mereka Hanyalah Pejuang yang Keseleo

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Pamekasan – Pasca terjadinya aksi Jilid III, (30/07) kemaren, di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Provinsi Jawa Timur terkait pomotongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang berujung anarkis kini berbuntut panjang dibawah ke ranah hukum.

Kejadian anarkis itu membuat Rektor IAIN Madura, Moh. Kosim M.Ag melakukan pelaporan terkait perusakan dan pembakaran fasilitas di Kampus IAIN Madura.

Sehingga Kapolres Pamekasan telah melakukan penangkapan terhadap dua oknum mahasiswa yang melakukan perbuatan pidana dan statusnya sudah jadi tersangka berinisial IDF dan DAA.

Selain itu dilansir dari pamekasanchannel, Kapolres Pamekasan juga menangkap dua oknum mahasiswa berinisial IT dan Oknum mahasiswa asal Pakong Pamekasan.

Hal tersebut menjadi perhatian dari berbagai alumnus IAIN Madura salah satunya dari angkatan 2015, Moh. Sakir Ransa.

Pria yang juga dosen di salah satu kampus di Bekasi itu menilai mereka yang kini sudah berurusan dengan pihak kepolisian itu sebenarnya pejuang yang lagi keselo.

Sakir meminta agar pihak Rektorat memaafkan mereka dan dibebaskan dari segala tuntutan pidana.

“Mohon maaf sebelumnya Pak Rektor, saya ibaratkan mereka sebatang mas 24 karat, tanpa sengaja terjatuh ke comberan. Terlihat jijik memang, tetapi mereka tetap mas, berharga,” katanya dikutip dari beritalima.com, Kamis (05/08/2020) .

Ia meyakini bahwa mereka punya niat yang baik dalam melakukan aksi. Niat itulah yang menurut Sakir harus dijadikan nilai dasar dalam menyelesaikan perkara yang dihadapi mereka.

“Bersihkan mas itu maka akan hilang sisi yang menjijikkan, jangan dibuang atau dihancurkan, maka rugi berlipat nantinya,” jelasnya.

Ia menambahkan, mahasiswa yang memikirkan tentang kebijakan pimpinan hanya mahasiswa yang berjiwa pejuang yang belajar tentang idealisme.

Alumni 2015 IAIN Madura
Mahasiswa IAIN Madura membakar ban

Jika mereka salah, terang Sakir, tugas kampus untuk meluruskan.

“Mereka anarkis ia, perlu dibina ia, teguran wajib, diberi sanksi wajib, disitulah peran pihak kampus untuk membinanya. Karena tidak banyak mahasiswa yang punya jiwa pejuang seperti mereka. Mereka keseleo saja, maka maafkan mereka Pak Rektor,” pungkasnya.

Diketahui, sebelumnya Rektor IAIN Madura, Moh. Kosim mengatakan alasannya kenapa dilaporkan ke Pihak Kepolisian pasca Aksi Solidaritas dari Aliansi Mahasiswa IAIN Madura, (03/08/2021), kemarin.

“Awalnya kami akan diarahkan ke kode etik, tapi kawan-kawan merasa tidak punya keahlian sementara ini harus cepet selesai sehingga terpaksa dilaporkan ke kepolisian bersama wakil rektor,” pungkasnya.

(Hanafi)

- Advertisement -

Berita Terkini