Apakah Pernikahan Merampas Kebahagiaan dan Kebebasan?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MudaNews.com, BANYAK orang zaman sekarang yang tidak ingin cepat-cepat menikah meski pusia mereka sudah pantas untuk menikah. Bahkan ketika mereka sudah memiliki pasangan. Mengapa demikian?

Salah satu kendala besar yang mengusik banyak orang adalah penilaian terhadap pernikahan yang dianggap momok. Banyak orang menganggap bahwa menikah akan merenggut kebebasan dan kebahagiaan mereka. Benarkah?

“Kita akan dipenjara seumur hidup! Hidup kita akan hancur! Kita tidak bisa bebas keluar denagan teman-teman kita!”

Itulah anggapan yang sering keluar dari mulut-mulut mereka yang takut akan pernikahan dan masih haus dengan kebebasan dunia. Tapi pada dasarnya itu semua tidak akan terjadi jika kita bisa menyikapinya. Memang, tidak dipungkiri bahwa kehidupan sesungguhnya akan dimulai saat kita sudah menikah. Namun sekali lagi itu tergantung kita menyikapi setiap permasalahan.

Nah, berikut ini akan merdeka.com tampilkan ketakutan orang untuk menikah dan bagaimana cara mengatasinya. Seperti apa? Simak ulasannya di bawah ini.

1. Mertua

Salah satu problem yang ditakuti oleh sebagian besar orang adalah cocok atau tidaknya dengan mertua. OK, kita sepakat dulu bahwa semua orang bisa memilih pasangan hidup, tapi tidak dengan mertua. Kita bisa memilih seseorang yang nyaman dan kita cintai seumur hidup, tapi mertua itu seperti perjudian. Jika kalian kebetulan memiliki mertua yang baik, maka Anda menang dalam perjudian itu. Sebaliknya, jika mertua kurang cocok dengan kita, masih ada cara untuk mengatasinya.

Perjudian kamu mungkin kalah. Tapi coba komunikasikan dengan suami/istri kamu bagaimana cara menyikapi orang tua masing-masing. Yang paling mudah adalah dengan diskusi dan memegang teguh nilai pernikahan. Artinya pernikahan kamu kan sudah sah, maka tidak ada alasan lain mertua ikut campur. Tanamkan itu pada dirimu dan pasangan, maka di perjalanan ruamh tanggamu nanti tidak akan ada sesuatu hal yang mengganjal jika berurusan dengan mertua. Itu hidupmu makan kamu dan pasangan yang menentukan semuanya, bukan mertua. Hiduplah dengan caramu.

2. Keuangan

Kemudian faktor terbesar yang menghambat orang untuk tidak segera menikah adalah takut dengan apa yang akan terjadi, terutama masalah finansial. Benar jika pasca menikah, kebutuhan itu banyak. Kamu tidak bisa membelanjakan uangmu secara pribadi untuk keperluanmu sendiri. Kamu juga harus memikirkan keluarga. Kamu pun harus mengirit pengeluaran. Apakah itu menyiksa?

Bagi sebagian orang mungkin iya. Tapi sebenarnya itu bisa diatasi. Terkadang orang lupa bahwa hidp berdua dengan pasangan akan menghemat beberapa pengeluaran. Misalnya peralatan mandi, kamu tidak perlu membeli banyak, sabun bisa dipakai berdua, pasta gigi bisa dipakai berdua, dan lain sebagainya. Apalagi jika kamu dan pasanganmu sama-sama bekerja, besar kemungkinan kamu tidak akan kekurangan. Yang penting tetap bersyukur atas apa yang kamu dapatkan, maka semua akan terpenuhi.

3. Pertengkaran

“Saya masih sering bertengkar dengan pacar Saya. Dan Saya takut jika pertengkaran itu masih berlangsung dalam pernikahan dan kemudian bercerai.”

OK, pertengkaran dalam rumah tangga itu wajar. Tapi bedakan, di dalam rumah tangga, kamu dan pasangan tidak perlu lagi meributkan hal-hal sepele layaknya kamu pacaran. Percayalah, kondisi pernikahan akan mendewasakan kamu. Dan kamu tidak akan lagi bertengkar dengan dia karena hal remeh seperti ‘gak ngabarin seharian’, ‘gak bales bbm’, ‘telat jempu’, dan pertengkaran-pertengkaran konyol lainnya. Karena di dalam pernikahan masih banyak hal yang perlu dipikirkan ketimbang meributkan perkara receh seperti itu.

Solusinya adalah semua bisa didiskusikan. Komunikasikan apa yang kamu mau. Apa yang dia mau. Jika kalian sudah lama berpacaran, terbiasa terbuka, mustahil kalian akan sering bertengkar karena hal sepele.

4. Anak

OK, pemikiran utama menagapa orang tidak mau menikah dulu adalah jika nanti punya anak, maka kacaulah semua. Perhatian pasangan berkurang, pengeluaran bertambah, makin ribet, bagaimana dengan pekerjaan nanti? Sebagian besar orang membenci itu.

Tidak masalah kalian tidak siap memiliki anak. Saran terbaik adalah jangan punya anak dulu selama satu tahun pernikahan. Gunakan waktu itu untuk menjajakan dan beradaptasi dengan kondisi rumah tangga kalian. Satu tahun sudah lebih dari cukup. Kemudian saat buah hati lahir, kondisi rumah tangga kamu sudah kuat, chemistry antara suami/istri baik, adaptasi baik, dan mungkin juga keuangan membaik juga. Maka jangan jadikan anak sebagai penghambat kalian untuk menikah. Karena sejatinya menikah tidak sejahat yang kalian pikir. Justru dengan kehadiran seorang anak, kalian akan tahu betapa bahagianya kalian memiliki sosok mungil yang nantinya akan menjadi kebanggaan kalian.

5. Perbuahan bentuk badan

Ada yang beranggapan bahwa menikah akan membuat tubuh kita jadi gemuk. Apakah itu benar? Itu mitos. Pada dasarnya semua itu tergantung pada pola hidup kita pasca menikah. Memang benar jika pasca menikah, semua kebutuhan baik jasmani maupun rohani terpenuhi, sehingga stres akan berkurang. Atau jika stres, bisa diatasi dengan diskusi dua kepala antara suami/istri sehingga lebih ringan.

Yang membuat gendut adalah murni karena pola hidup. Asalkan semua berjalan dengan normal, tidak ada kata gemuk. Apalagi jika sering berolahraga bareng suami/istri.[is]

- Advertisement -

Berita Terkini