Kutak-Katik Survey Litbang Kompas

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

 

Oleh: Agung Wibawanto

Masih ingat dengan hasil survey yang dibuat Litbang Kompas dan dipublikasi sehari sebelum debat capres berlangsung? Dikatakan paslon 2 menempati urutan pertama, dan yang mengejutkan paslon 1 berada di posisi kedua mengalahkan paslon 3.

Eforia kubu dan pendukung paslon 2 dan 1 begitu menggebu. Hasil survey di-posting dan banyak muncul di timeline. Mungkin butuh pengakuan.

Perkembangannya, ternyata tidak seindah harapan. Paska debat capres, kembali Litbang membuat survey untuk melihat siapa yang terbaik dari ketiga kandidat capres menurut responden.

Litbang membuat tiga kategori pilihan yakni: (1) Cara menjawab pertanyaan dengan lancar dan jelas; (2) Menguasai permasalahan yang didiskusikan, dan; (3) Penampilan di atas panggung.

Dan hasilnya? Cukup mengejutkan. Anies mendapat penilaian baik dari ketiga kategori tersebut dengan perolehan nilai rata-rata: 87,6; Sementara Prabowo 74,7, dan Ganjar 87,1.

Bagaimana? Hanya dalam waktu satu hari hasil survey bisa berubah yang dilakukan oleh Litbang Kompas. Meskipun, prosentase untuk tidak berubah pilihan memang tinggi sekitar 70% lebih.

Artinya, mayoritas menganggap bahwa debat tidak berpengaruh apapun terhadap pilihannya. Yakin tidak akan berubah? Faktanya, berbicara kemudian saat digelar debat cawapres pada 22/12 kemarin.

Prosentase yang berubah pilihan bertambah dari saat debat capres sekitar 11,3%. Dan yang tidak berubah pilihan otomatis turun ke 66,7%.

Sulit memprediksi, kapan tidak berubah pikiran menjadi 100%, atau bahkan tidak bakal terjadi hingga saat coblosan. Lalu bagaimana hasil survey paska debat cawapres yang dilakukan Litbang Kompas?

Masih menggunakan kategori yang sama, Litbang Kompas mencoba hubungi 212 responden melalui hubungan telpon. Surprise kedua pun terjadi.

Muhaimin mendapat nilai untuk masing-masing kategori sebagai berikut: 70, 71 dan 78 hingga nilai total rata-rata adalah 73. Gibran dengan skor 71-71-73, total 72.

Sedangkan Mahfud MD mendapat nilai 75-76-75 dan totalnya 75. Di dunia maya Gibran boleh paling banyak dibicarakan, namun sentimen negatifnya juga tinggi (kita bahas di artikel lain).

Data ini memang debatable karena hanya 212 responden, namun fakta, bukan hasil rekayasa. Selera konsumen tidak lah sama, yang tentu saja standar masing-masing bisa berbeda.

Lalu muncul pertanyaan, “Kok bisa sih?” Atau, “Sebagus itu kok yang milih sedikit?” Lalu mungkin saja disertai umpatan atau makian, “Pemilih goblok!” Atau bisa juga tuduhan, “Setingan!”

By the way, bagaimana hasil sementara dari ketiga paslon tersebut? Jika ditotal perolehan nilai dari dua debat capres-cawapres, maka hasilnya sebagai berikut: Anies-Imin: 73 + 87,6 : 2 = 80,3 suara; Prabowo-Gibran: 72 + 74,7 : 2 = 73,3 suara, dan; Ganjar-Mahfud: 75 + 87,1 : 2 = 81 suara. Catatannya, masih ada 22% responden yang mengaku “tidak tahu” atau belum menentukan pilihan.

22% adalah angka yang masih sangat banyak untuk diperebutkan antar kandidat. Terlebih, debat masih menyisakan 3 kali lagi, yang siapa tahu bisa mengutak-atik perpindahan suara, ataupun justru mendapat suara baru dari swing voters.

Penulis mencoba tidak memihak pada siapa pun, hanya mengutip dan menyampaikan data survey Litbang Kompas kepada pembaca.

Sekali lagi, soal siapa? Itu berhubungan dengan selera. Publik berhak untuk menentukan kriteria sendiri calon pemimpinnya.

Tidak ada yang bisa memaksakan pilihan. Hasil survey pun bukanlah barang yang kekal melainkan bisa berubah setiap waktu.

Jadi, pemilih tidak perlu terpengaruh oleh orang lain, percaya saja kepada keyakinan dan hati nurani. Jikapun berubah, itu karena kesadaran sendiri bukan paksaan orang lain.

- Advertisement -

Berita Terkini