Jokowi Diminta Mundur

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Sepekan ini, sejumlah netizen meminta Jokowi mundur dari jabatannya karena dianggap gagal dalam menangani Covid-19 khususnya, dan disebut gagal dalam berbagai hal dalam mengelola negara.

Tentu saja, para BuzzerRP pemerintah langsung bereaksi memberikan pembelaan. Maka jadilah perang opini antara yang menyerukan Jokowi mundur dengan para BuzzerRP ini.

Seruan agar Jokowi mundur menurut hemat saya ini ekspressi dari kekesalan pihak-pihak yang (terutama) karena ibu, bapak, saudara, atau sahabat mereka yang dipahaminya disebabkan oleh pola penanganan pandemi yang tidak tepat. Jumlahnya tentu memang sangat banyak, karena yang terinfeksi telah mencapai lebih 2 juta orang, yang meninggal sudah lebih 50.000 orang, dan tentu saja jika 50 persen saja yang berteriak, pasti akan menimbulkan keriuhan di media sosial.

Apalagi, jika para aktifis, media massa juga telah berpihak pada pandangan bahwa memang pemerintah gagal dalam melakukan mitigasi terhadap pandemi Covid-19, indikatornya sederhana liat saja situasi di rumah sakit dan aktifitas pemakaman yang semakin ramai. Bahkan dikatakan rumah sakit saat ini sudah collapse.

Sejak setahun yang lalu, pemerintah memang nampaknya terus menempatkan pemulihan ekonomi sebagai prioritas. Dan menomorduakan urusan kesehatan masyarakat. Itu terbukti dari berbagai pernyataan dan kebijakan pemerintah. Misalnya tidak pernah mau melakukan lockdown, bandara tetap dibuka dengan alasan takut ekonomi terganggu. Padahal disaat Indonesia tetap membuka bandaranya, justru sejumlah negara menutup pintu bagi pendatang dari Indonesia, seperti Singapura, dan Hongkong saat ini.

Luhut Binsar Panjaitan nampaknya dipahami nitizen sebagai biangkerok peroalan kesembrautan penanganan pandemi ini, sejak tahun lalu. Anehnya, Jokowi malah memberikan tongkat komando pemerintah dalam rangka pemulihan masalah kesehatan masyarakat ini kepada Luhut. Akibatnya, media sosial makin ramai. Dan sebaliknya, seperti yang kita telah tahu sejak tahun lalu, Luhut Binsar Panjaitan tidak pernah setuju dengan lockdown. Alasannya sama, karena perioritas tepat urusan ekonomi.

Nah, apakah keliru jika publik mengatakan bahwa pemerintah tidak fokus dalam penangan kesehatan masyarakat, namun fokus pada pemulihan ekonomi? Inilah pokok persoalan sesungguhnya. Karena pemerintah egois dengan pandangannya sendiri dan tidak mau mendengarkan pandangan para scientist dalam pemulihan kesehatan masyarakat.

Jika tuntutan agar Jokowi mundur terus menggema، sangat mungkin isu ini membesar dan menjadi isu politik yang dapat berujung pada semakin kisruhnya situasi dalam menghadapi pandemi. Dan sangat mungkin masyarakat luas akan turun kejalan melakukan protes kepada pemerintah. Kita ikuti saja perkembangannya apa respons Jokowi atas desakan mundur tersebut.

Mundur dan menyerahkan kepemimpinan kepada Wakil Presiden? Saya pikir pilihan ini tidak ada kepala Jokowi. Yang mungkin adalah Jokowi mesti mengevaluasi pembantunya termasuk LBP yang selalu mengedepankan prioritas ekonomi daripada pemulihan kesehatan masyarakat. Tapi jika Jokowi tidak bergeming dan memandang enteng situasi sebagaimana yang kita saksikan sejak setahun yang lalu diawal pandemi, saya kira masa depan bangsa ini jadi tidak memiliki harapan yang cerah, dan sangat mungkin jatuh dalam jurang kehancuran sosial, ekonomi dan politik sekaligus.

Semoga tidak terjadi hal demikian, nauzubillahi minzalik.

Depok 11 Juni 2021

Oleh : Hasanuddin
Ketua Umum PB HMI 2003-2005

- Advertisement -

Berita Terkini