Penganiayaan di Tapteng, Pria Paruh Baya Mengaku Dikeroyok 4 Orang Pria

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Tapanuli Tengah – Faogo Zatulo Halawa (47), ayah dari 6 orang anak, warga Lingkungan II, Kelurahan Aek Tolang, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) mengaku dikeroyok 4 orang pria di depan rumahnya hingga babak belur, pada Kamis (25/5/2017) lalu.

“Pagi itu aku lewat dari depan rumahnya (Buala Zatulo Lase,red), aku mau pulang kerumah ngantar ember sampala, sampe disitu saya dengarlah, sudah datang orang gila, manusia harimau, dibilang mereka (Buala dkk,red). Dan itu sudah sering dibilang-bilang mereka, sama istriku pun dibilang orang gila, datang anakku orang gila, anak harimau dibilang. Sampe-sampe sudah pernah ditanyak anakku samaku, pak kenapa saya dibilang anak harimau? Apalah mau ku jawab, dia masih kelas 2 SD, ya saya bilang saja sudahlah jangan didengarkan itu,” terang Faogo kepada wartawan, Sabtu (27/5/2017).

Sambungnya, karena merasa risih kerap dikatai orang gila dan manusia harimau, lanjut Faogo, pagi itu ia beranikan diri untuk menanyakan alasan Buala mengatakan dirinya orang gila dan manusia harimau. Namun, Buala malah balik menantang Faogo.

“Saya tanya kenapa kamu selalu bilang aku orang gila, kau bulang aku manusia harimau, tapi dia jawab, keberatan kau? masuk penjarapun ini tidak takut, lebih tinggi sekolah ini dari kau, kata dia,” katanya.

Usai medengar nada keras Buala itu, Faogo pun melihat salah seorang pria yang diketahuinya masih family Buala berlari ke arahnya membawa cangkul, sehingga Faogo pun berlari kearah rumahnya untuk mengamankan diri.

“Datang Ama risna bawak cangkul, larilah saya kerumah,”katanya.

Lanjut Faogo, belum sempat menutup pintu rumahnya, ia sudah ditarik oleh Buala sembari menghujani tubuh Faogo dengan pukulan bertubi-tubi.

“Baru saya pegang pintu mau menutup, sudah ditarik tangan saya sama dia (Buala,red), ditumbuk mulut, ditunjang disini (selangkangan,red) ku, ditumbuk ulu hatiku, diseret aku keluar sampe aku tersungkur ketanah lalu dipukuli, ada 4 orang mereka itu yang pukuli saya, Buala, Ama Risna, faigi Ato Lase dan Ama Mesra,”tutur Faogo.

“Ia untung ada tetangga itu, ditariknya aku dari situ, duduklah aku di depan itu, tapi lagi duduk aku dihajar aku lagi, larilah aku,” kata Faogo sembari menahan rasa sakit yang masih terasa di sekujur tubuhnya.

Tidak terima dengan perlakuan yang dialaminya, Faogo pun melaporkan pengeroyokan itu ke Polsek Pandan dan telah diterima dengan laporan polisi nomor :LP/84/V/2017/SU/Res Tapteng-Sek Pandan tanggal 25 Mei 2017.

“Iya, langsung saya lapor ke polsek pandan,” ucap Faogo.

Sementara itu, H Halawa (42) yang merupakan kerabat korban juga menuturkan, hingga saat ini pihaknya menjadi kawatir karena mendapat pernyataan bernada ancaman dari pihak pelaku.

“Ada itu pihak keluarganya (palaku,red) Ama Berkat, dibilang kalau nggak mau berdamai nggak tau lagi apa yang terjadi nanti kalau sudah keluar mereka nanti, ya saya hanya dengar saja, nggak mungkin saya jawab-jawab itu lagi,” tutur H Halawa.

Sementara R Lase (35) istri Faogo yang tampak duduk disamping suaminya itu hanya bisa menangis dan meneteskan air mata. “Nggak tau lagi aku dek, terus dihina-hina kami, yang kami makan pun yang kami carinya, nggak kuat kali lagi kami,” kata R Lase sembari menyapu air matanya dengan tangannya.

Kapolres Tapteng AKBP Hari Setyo Budi melalui Kapolsek Pandan Parohon Tambunan ketika dikonfirmasi pada, Minggu (28/5/2017) membenarkan telah menerima laporan Faogo dan telah melakukan penahanan terhadap 3 orang pelaku pemukulan yang dikenakan Pasal 170.

“Sudah di proses, tindakannya pelaku sudah ditahan ada 3 orang, (dikenakan pasal,red) 170, (ancaman hukuman,red) 5 tahun,” ucap AKP Parohon. Berita Tapanuli Tengah, Arjuna

- Advertisement -

Berita Terkini