Laporan : Indra
MUDANews.com, Tapanuli Selatan (Sumut) – Tujuh belas anak dibawah umur yang menjadi korban pelecehan seksual di Desa Janji Manaon, Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) mendapat edukasi dari pemerintah, Selasa (7/3) siang.
Kepada wartawan, Kabid Pemenuhan Hak Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tapsel, Hubban Hasibuan mengatakan, edukasi tersebut dilakukan pihaknya bertujuan memberikan pemahaman kepada korban bahwasanya kekerasan itu bisa terjadi kepada siapa saja. Oleh karenanya, pihaknya pun memberitahu apa yang akan dilakukan sang anak jika ada indikasi kejahatan yang akan menimpa mereka dengan cara berteriak minta tolong.
“Kita memberikan edukasi ini sebagai pemahaman kepada mereka bahwasanya anak-anak itu rentan terhadap indikasi kejahatan. Makanya, kita pun mengajarkan kepada mereka supaya berteriak minta tolong jika mereka dalam keadaan terancam,” ucapnya.
Hal tersebut bertujuan, tambahnya, supaya para anak yang menjadi korban pelecehan tersebut dapat terselamatkan dari aksi kejahatan. “Ini setidaknya bisa menolong mereka supaya selamat dari aksi kejahatan. Makanya satu per satu kita ajari berteriak minta tolong,” tungkasnya.
Lebih lanjut, bebernya, dalam pemberian edukasi yang dilakukan pihaknya hingga saat ini mereka melihat keadaan psikologis korban pelecehan seksual dalam keadaan baik. Kendati demikian, mereka terus mengawasi korban pelecehan seksual tersebut.
“Kalau kita lihat dari tadi, kondisi psikologis mereka masih baik. Tapi kita akan terus mengawasi mereka,” pungkasnya.
Sekedar mengingatkan, 17 anak tersebut merupakan korban pelecehan seksual dengan cara sodomi yang dilakukan SBH (35) warga Desa Janji Manaon, Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun, hingga saat ini pelaku belum juga dibekuk lantaran sebelum para korban melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian pelaku berhasil kabur.
